Al Qur'an Kuatkan Iman Kita. Do'a Kita Kuatkan Palestina

Rabu (15/10/2025). Dalam rangka membentuk generasi cinta dan berakhlak Al Qur'an  SD IT Hidayatullah Yogyakarta kembali mengadakan Haflatul Qur'an 2025 dengan penuh semangat dan ceria.  

Acara tersebut dilaksanakan dibeberapa tempat lokasi. Untuk putri berada di gedung lantai 3 SD IT Hidayullah Yogyakarta, sedangkan putra di Masjid Markazul Islam Yayasan As-sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. 

Haflatul Qur'an merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh SD IT Hidayatullah Yogyakarta. Bertemakan "Al Qur'an kuatkan iman kita. Do'a kita kuatkan Palestina". Bertepatan dengan momen genosida di Palestina sejak oktober 2 tahun lalu dan masih terjajah hingga saat ini. Kegiatan Haflatul Qur'an ini adalah pernyataan dukungan solidaritas dan cinta terhadap Palestina dari generasi Qur'ani murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta. 

Wakil kepala sekolah SD IT Hidayatullah Yogyakarta Ustadz Muhammad Mukhtar Yahya, S.Sos.

Dalam sambutannya menyampaikan :

" Alhamdulillah, hari ini telah dilaksanakan Haflah Al Qur'an sebagai bukti cinta kita terhadap Al Qur'an dan cinta terhadap Palestina. Saya harap ananda semua bisa mengikuti kegiatan ini dengan niat yang lurus". Ujarnya

Acara tersebut diikuti oleh seluruh murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta dari kelas 1 sampai kelas 6. 

Haflatul Qur'an adalah ajang mengekspresikan cinta Al Qur'an yang dikemas dalam berbagai bentuk lomba :

1. MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) 

2. MTtQ (Musabaqah Tartil Quran) 

3. MHQ (Musabaqah Hifdzil Quran) 

4. MAz (Musabaqah Azan) 

5. LPP (Lomba Pidato PAI) 

6. LCP (Lomba Cerdas Cermat PAI) 

7. Kaligrafi Kontemporer 

8. Nasyid Perjuangan 

Seluruh tampilan mengandung nilai-nilai Al Qur'an,keteladanan Rasulullah SAW dan cinta terhadap Palestina.

Sepanjang acara murid-murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta  tampak antusias dan bersemangat untuk menampilkan yang terbaik.  

Adapun tujuan dan harapan diadakan Haflatul Qur'an supaya dapat menggali potensi, dan bakat murid-murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta. 

Perlombaan ini semua adalah pemenang. Karena semua kelas mendapat bingkisan terbaik yang telah disediakan oleh panitia. Semua tersenyum lega dan tidak ada yang berkecil hati. Karena tujuan utamanya adalah membentuk pribadi yang berakhlaq Al Qur'an dan meneladani ghirah keimanan saudara kita di Palestina sebagai bentuk cinta terhadap saudara seiman kita di Palestina. 

Alhamdulillah acara berlangsung dengan lancar dan meriah. Barokallahufiikum karena semua telah menampilkan yang terbaik !


Reporter : Ainul Laili Mufidah

"Memberi Hadiah untuk Anak"



 

"Memberi Hadiah untuk Anak"

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.

Sepulang sekolah, anakku ketiga yang masih kelas 5 SD bercerita, "Ummi... Temanku tadi ada yang tanya, kamu pas kemaren Ujian 5 Juz dapat hadiah apa? Terus pas kamu kemaren ulang tahun dapat hadiah apa?"...

Mendapat cerita anakku, saat itu aku tidak langsung meresponnya, namun aku ingin menggali lebih dalam apa reaksinya, sambil tersenyum aku bertanya balik kepadanya, "Oh ya Mba, terus kamu jawab apa?" Tanyaku...

Kemudian anakku melanjutkan ceritanya dan menjawab, "Yaa aku bilang, emang harus ya?"

Jawaban anakku yang cukup singkat, yang memang anaknya tidak banyak bicara namun cukup kritis itu membuatku flashback, mungkin dia mengingat diriku yang tidak selalu memberikan hadiah kepadanya ketika momen-momen tertentu ya pikirku... Akhirnya aku pun berucap kepadanya, "Maa sya Allah, barakallah ya Mba, mohon maaf memang Ummi tidak selalu memberi hadiah berupa benda atau materi kepadamu ketika momen-momen tertentu. Namun doa Ummi setiap hari untukmu adalah hadiah terbaik untukmu Nak. Dan Jika Ummi ada kelonggaran rezeki, tanpa diminta pun Ummi akan memberimu hadiah atas semangat dan prestasimu dalam belajar." Balasku kepadanya sambil tersenyum... Alhamdulillah dia pun cukup menerima penjelasanku sembari memelukku.

***
Memberi hadiah dalam Islam, memang dianjurkan agar menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Seperti dalam hadits Rasulullah, تَهَادُّوْاتَحَابُّوا “Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Thabrani, no. 352)

Namun tidak selalu memberi hadiah itu berupa materi atau benda. Apalagi itu sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan anak kita. Karena jika kita menormalisasi memberi hadiah berupa materi dalam setiap keberhasilan atau prestasi nya, maka itu akan mengubah orientasi nya ketika dia belajar atau berprestasi hanya karena ingin mendapatkan reward atau hadiah dari manusia.

Padahal, yang perlu kita tanamkan kepadanya mengapa ia perlu belajar dan berprestasi adalah karena tugas kita sebagai umat Islam adalah untuk beribadah kepada Allah, dan sebagai pelajar maka belajar dan berprestasi dengan memberikan yang terbaik adalah dalam rangka ibadah kita kepada Allah. Dan berprestasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah dalam rangka ibadah yang terbaik juga kepada Allah. Dan pentingnya kita menuntut ilmu atau belajar adalah agar kita mempunyai ilmu yang dapat berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain agar kita dapat selamat di dunia dan akhirat.

Itulah orientasi penting yang perlu kita tanamkan kepada anak-anak kita saat dia berbuat kebaikan dan amal shalih. Yaitu menanamkan tauhid untuk mendapatkan cinta, ridha dan pahala sebanyaknya dari Allah. Perkara jika kemudian akan ada hadiah atau reward materi yang diberikan kepadanya itu adalah bonus untuknya. Dan terkait memberikan hadiah ini boleh-boleh saja kita memberikan namun kita juga perlu memberikan pemahaman kepada anak kita mengapa kita memberikan hadiah kepadanya.

Dari berbagai sumber, dapat saya simpulkan memberikan hadiah ini ada yang perlu kita perhatikan, diantaranya yaitu:
1. Memberikan pemahaman bahwa hadiah adalah sebagai salah satu bentuk kasih sayang orangtua kepada anak. Agar anak terus termotivasi untuk berbuat kebaikan. Namun tentunya kembali kita juga arahkan dan menjaga bahwa niat kita berbuat baik atau berprestasi adalah karena Allah saja, bukan karena ingin mendapatkan hadiah dari manusia.
2. Memberikan hadiah kepada anak atas keberhasilan atas prestasi yang diraih tak selalu berupa benda atau materi namun bisa dengan verbal (pujian, ucapan selamat) atau fisik (senyuman, pelukan, belaian, tepukan di bahu, toss 5 jari, dll), atau hal yang menyenangkan yang ingin dilakukan, seperti liburan bersama.
3. Harus seimbang, bijaksana dan proporsional dalam pemberian hadiah dan hukuman kepada anak. Orangtua harus bijak dalam memberikan keduanya, agar anak mempunyai konsep diri yang bertauhid, positif, percaya diri, namun juga tidak sombong, dan tetap bertanggungjawab dengan perbuatannya.





Semoga Allah menjaga, membimbing kita dan anak keturunan kita.

Wallahu a'lam bishowab


PERJALANAN PANJANG MENCINTAI PALESTINA


PERJALANAN PANJANG MENCINTAI PALESTINA

Oleh: Hendra Nugroho

        Isu Palestina akan terus mencuat dan muncul di muka bumi ini dengan waktu yang teramat panjang. Terkhusus di kalangan umat Islam, Palestina harus menjadi tema besar sampai akhir zaman. Sudah semestinya Palestina akan menjadi obrolan di ruang-ruang keluarga muslim, Palestina akan menjadi pembicaraan di ruang-ruang pendidikan muslim, Palestina akan menjadi bincang yang memiliki pengaruh terhadap pemikiran-pemikiran masyarakat. Dan bahkan semestinya, Palestina menjadi pembahasan-pembahasan kerja penting sebuah negara yang peduli terhadap Palestina.

        Bagi kita kaum muslimin terutama yang tertancap pada jiwanya gelora keimanan yang sangat dahsyat, mencintai Palestina bukanlah sekedar momentum karena kita melihat berita terjadi pembantaian yang dilakukan zionis penjajah saat itu saja. Kemudian berlalu kecintaan kita saat berita itu sudah tidak kita dengar dan saksikan kembali. Padahal kecintaan sesungguhnya, dia akan memunculkan perhatian setiap hari bahkan setiap detiknya.

        Mencintai Palestina bukanlah dulu saja, bukanlah sekarang saja, atau bahkan bukan soal waktu mendatang saja. Tetapi mencintai Palestina adalah rangkaian dari dulu sampai akhir nanti yang tidak terpisahkan. Mencintai Palestina adalah perjalanan panjang.

Kenapa demikian?

    Minimal ada tiga alasan, yang membuat kecintaan kita terhadap Palestina adalah perjalanan panjang yang tidak boleh berhenti. Ketiganya itu adalah;


1. Palestina atau Baitul Maqdis adalah negeri yang diberkahi oleh Allah langsung.

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman dalam surat Al-Isra’ ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ۝١

“Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Dalam salah satu tafsir dijelaskan, yaitu Tafsir Al Muyassar/Kementrian Agama Arab Saudi bahwa;

Allah memuliakan kedudukan diriNYa dan mengagungkan urusanNya karena kuasaNya untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat diperbuat oleh siapapun selainNya; tiada tuhan yang berhak disembah selainNya, dan tidak ada tuhan (penguasa alam) selainNya. Dialah yang menjalankan hambaNYa, Muhammad di malam hari pada sebagian malamnya dengan jasad dan ruhnya dalam keadaan terjaga, bukan tidur, dari masjidil haram di makkah menuju masjidil aqsha di baitul maqdis yang Allah memberkahi sekelilingnya dari segi tanam-tanamannya, buah-buahannya dan lain sebagianya, dan Dia menjadikannya sebagai tempat hidup banyak nabi agar ia dapat menyaksikan keajaiban-keajaibab kuasa Allah dan petunjuk-petunjuk keesaanNYa. Sesungguhnya Allah , Dia mahamendengar semua ucapan para hambaNya lagi mahamelihat semua perbuatan mereka. Maka DIa akan memberikah hak setiap orang di dunia dan di akhirat.” 

        Point penting yang semestinya menjadikan paradigma atau kerangka berpikir kita adalah bahwa Baitul Maqdis atas kekuasaan dan kebesaran Allah Subhanahu Wata’alaa, menjadi negeri yang Allah Subhanahu Wata’alaa berkahi dengan kesuburan dan kemakmuran dari tanaman, buah-buahan, dan segala hal yang menambah kedekatan kepada Allah Subhanahu Wata’alaa. Juga atas kuasa dan kebesaran Allah Subhanahu Wata’alaa, Baitul Maqdis atau Palestina adalah menjadi tempat kebanyakan para nabi hidup dan diutus di sana. Hal ini tentu tidak lain adalah karena Allah Subhanahu Wata’alaa mengistimewakan Baitul Maqdis.

        Maka jika Allah Subhanahu Wata’alaa sudah mengistimewakan dan memberkahi sebuah tempat atau negeri, sudah seharusnya bagi orang yang beriman untuk tidak ragu lagi kita mengistimewakan dan mencintainya juga. Karena ini sudah masuk ranah keimanan kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala.

2. Palestina adalah Nubuwah Rasul kita Muhammad Shalallahu “Alaihi Wasallam

        Syaikh Musthafa As Siba’i dalam bukunya “Sirah Nabawiyah” menjelaskan bahwa di akhir hidupnya Rasulullah Shalllahu ‘Alaihi Wasallam menyampaikan amanat dan pesan khusus kepada kaum muslimin untuk membebaskan daerah Balqa’ dan Darum Palestina dimana Usamah bin Zaid yang ditunjuk oleh Nabi langsung sebagai panglima. 

        Kesombongan dan keangkuhan Romawi saat itu yang membuatnya enggan mengakui hak hidup bangsa lain, bahkan mendorongnya untuk membunuh para pengikutnya yang berani masuk Islam sebagai mana yang mereka lakukan terhadap Farwah bin Amr al Judzami, seorang penguasa atas daerah Ma’an yang masih berada di bawah kekuasaan Romawi. Sehingga membuat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam perlu untuk mengutus pasukan ke sana, agar Romawi merasa takut dengan kedatangan pasukan kaum muslimin.

       Meskipun sempat tertunda pasukan yang berada di bawah panglima Usmah bin Zaid karena kondisi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam sakit sampai beliau wafat. Maka nubuwah itu dilanjutkan di masa kekhilfahan Umar bin Khattab, bahkan sampai Shalahudin Al Ayubi. Mereka semua adalah menjalankan nubuwah Nabi dengan penuh keikhlasan dan kecintaannya.

        Pada saat ini dan selamanya nubuwah itu tetap ada dan wajib kita jalankan sebagai bentuk keimanan kita kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. Kondisi yang sangat memprihatinkan saat ini ketika zionis penjajah menduduki tempat yang bukan haknya dan bukan miliknya, dengan segala bentuk kebiadaban yang dilakukan terhadap saudara kita di Palestina yaitu mengusir, membunuh secara keji, meluluhlantahkan segala yang ada di sana, meperlakukan manusia sebagai makhluk yang lebih hina dari pada binatang, dan menyatakan bahwa setiap bayi yang baru lahir dari rahim ibu di Palsetina adalah musuh bagi mereka. Maka semua itu harus menjadikan ghirah perjuangan kita muncul dengan dahsyat dalam pembelaan kepada Palestiana dan melawan penjajah zionis dengan segala upaya yang bisa kita lakukan.

        Terkhusus amanat UUD 1945 negara kita Indonesia, dengan jelas menolak dan harus menghapus penjajahan di atas dunia. Jika kita melawan zionis Israel, berarti kita melaksanakan amanat undang-undang negara kita. Sebaliknya, jika kita mendukung zionis Israel, berarti kita sudah mengkhianati amanat undang-undang negara kita sendiri.

3. Palestina adalah Masa Depan Umat

        Santi W Soekanto, dkk. Menyebutkan dalam bukunya yang berjudul “Buku Kecil Baitul Maqdis” bahwa, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan pesan kepada kita semua tentang peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang di tempat yang Allah Subhanahu Wata’alaa berkahi bernama Palestina. 

        Pertama, Baitul Maqdis menjadi salah satu tempat selain Mekah dan Madinah yang tidak akan dimasuki Dajjal.

       Kedua, Nabi ‘Isa ‘Alaihi Sallam akan turun dari langit dengan berpegangan dua sayap malaikat, kemudian shalat di Masjidil Aqsha, selanjutnya beliau akan mengejar Dajjal dan membunuhnya di Ludd, Palestina.

        Ketiga, Baitul Maqdis itu akan menjadi Padang Mahsyar, tempat berkumpulnya seluruh manusia. Kemudian manusia akan digiring menuju pengadilan Allah Subhanahu Wata’ala. 

        Dari tiga alasan di atas, maka sudah cukup bagi kita bahwa mencintai Palestina adalah rentan waktu yang sangat panjang. Jangan sampai ada kelelahan dan kebosanan untuk menunjukkan kecintaan kita terhadap Palestina. Kecintaan kita terhadap Palestina yang didasari keimanan yang kuat adalah lebih dari sebuah perasaan melihat saudar
a kita yang dibantai habis-habisan olah zionis, meskipun rasa kasihan menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama. Tetapi jangan sampai kepedulian itu hilang saat mereka terbebas dari pembantaian. Tetapi kalau kecintaan dan keimanan yang berjalan di hati dan pikiran kita itu akan merangkum semua perasaan dan terus berjalan tiada henti sampai akhir nanti.


Wallahu Ta’alaa A’lam...

Titip Rinduku Tuk Palestina Tercinta




TITIP RINDUKU TUK PALESTINA TERCINTA

Oleh : Eka Ima Mirawati, S.Pd

        Seberkas cahaya hadir di belahan dunia dimana kiblat pertama umat islam didirikan, yang tepatnya di Asia Barat yang berada diantara laut tengah dan sungai Yordan. Cahaya yang akan terus bersinar sebagai salah satu bagian dari cahaya kehidupan untuk warga Palestina dan dunia. Negeri yang dulunya makmur terampas oleh Yahudi yang mengklaim itu tanah mereka. Bukan sebuah hal yang mudah hidup di tengah genjatan senjata yang datang terus menerus. Tapi bagi warga Palestina terus berpegang teguh pada Allah sebagai sebuah kekuatan yang luar biasa untuk mempertahankan tanah itu jangan sampai terampas oleh Israel. Tak pernah ada kamus Israel sebagai sebuah negara dalam hidup ku, yang ada negara Palestina adalah negeriku dan israel  penjajah yang keji dan tidak tahu terimakasih. Israel hanya tamu yang berusaha mengambil terus menerus wilayah palestina serta mengambil sejengkal demi sejengkal tanah kami Palestina. 

        Cahaya merah dari barat dimana genjatan senjata terus dilayangkan oleh Israel membuat rakyat Palestina harus terpisah dengan keluarganya, kehilangan keluarganya, kehilangan tempat tinggal semua dirampas oleh tentara Israel. Tidak mudah hidup ditengah agresi militer israel yang bertubi-tubi. Sebuah kepercayaan dari warga Palestina suatu saat nanti Cahaya kemenangan itu akan ada dan bersinar di negeri Palestina seperti yang telah dijanjikan oleh Allah dalam surat Al Isra ayat 5, Allah berfirman 

فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ اُوْلٰىهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَآ اُولِيْ بَأْسٍ شَدِيْدٍ فَجَاسُوْا خِلٰلَ الدِّيَارِۗ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُوْلًا - 

Artinya: "Apabila datang saat (kerusakan) yang pertama dari keduanya, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang perkasa, lalu mereka merajalela di kampung-kampung. Itulah janji yang pasti terlaksana." 

        Dari ayat tersebut sebuah cahaya kemenangan pasti akan datang, tanpa kita ketahui. Pertolongan Allah itu nyata adanya, dimana suatu saat nanti Allah akan datangkan cahaya kemenangan dari hamba-hamba Allah yang gagah perkasa untuk merebut kembali Palestina dari Israel. Doa yang terus dipanjatkan serta support tenaga maupun barang terus mengalir untuk negari Palestina tercinta, negeri yang Indah dengan kemegahan masjidil Aqsa di dalamnya tak akan pernah kami biarkan sejengkal dari tanah Palestina direbut oleh Yahudi dimana mereka merampasnya dari waktu ke waktu. Wahai para pejuang syuhada dan bidadari syurga di negeri Palestina kalian tak pernah sendiri, ada kami dibelahan bumi lain yang terus mendoakan kejayaan negeri Palestina. Keyakinan kami begitu besar jika suatu saat nanti Palestina akan merdeka dengan pertolongan Allah SWT. 

        Berdiri ku menepi, berjalan ku menjauh dari kebisingan luar dan hiruk pikuk pekerjaan yang menumpuk hanya ingin ku bersimpuh kepada sang maha Agung dan bercerita. Ya Rabbku, batinku teriris, nafas ini serasa sesak, dan air mata ini tak sanggup terbendung melihat penederitaan warga Palestina, mereka diusir dari tanah kelahirannya, dirampas semua haknya oleh Yahudi laknatullah. Melihat anak-anak terpisah dari orang tuanya, melihat anak-anak terluka. Semua itu sangat menyakitkan dan mengiris hati. Dibalik rudal perang yang terus memborbadir negeri Palestina sungguh Engkau anugrahkan anak-anak yang luar biasa dinegeri Palestina tercinta, anak-anak yang MasyaAllah hebatnya ditengah gempuran senjata dan agrasi senjata oleh Israel anak-anak masih tetap tersenyum ketika ada tim Relawan yang bisa menembus masuk ke Palestina. 

       Perbatasan demi perbatasan dijaga dan ditutup rapat oleh para tentara Israel yang keji, tapi ingatlah kami negara lain tak akan tinggal diam akan kekejaman yang Israel lakukan kepada saudara kami di Palestina. Cahaya kemenangan dan cahaya kehidupan tuk Palestina akan segera hadir tentunya dengan ijin Allah.

      Masjid kebanggaan kami umat muslim yakni masjidil aqsa menyimpan sejarah bagi umat islam. selain sebagai kiblat pertama umat muslim sebelum dipindahkan ke mekkah. Masjid Al Aqsa yang berada dikompleks temple mount atau haram al syarif di kota Yerusalem, dimana area ini juga dikenal dengan sebutan kompleks masjid Al Aqsa itu kerap menjadi pusaran konflik antara Israel dan Palestina.              Banyak saudara kita umat muslim dilarang, diinjak ketika melasanakan solat di sana. Tak pernah gentar sedikitpun warga Palestina menghadapi berbagai serangan dari tentara Israel, mereka meyakini bahwa ini adalah tanah mereka yang harus mereka jaga dari berbagai serangan Yahudi laknatullah. Penjajah itu harus keluar dari tanah Palestina walau nyawa taruhannya. Mati syahid tuk para pejuang Palestina, keyakinan kami cahaya kemenangan akan bersinar tuk negeriku Palestina tercinta. Kutitipkan rasa rinduku tuk saudaraku yang ada di Palestina, kalian tak pernah sendiri ada kami dari belahan negeri yang lain yang tak pernah putus berdoa tuk kemenangan Palestina, ada kami yang siap membantu semampu kami. Peluk jauh dari kami tuk para pejuang di Palestina. AllahuAkbar.....

Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Palestina?

 Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Palestina?

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd


        Palestina adalah negara saudara muslim kita yang tanahnya penuh keberkahan pun didalamnya terdapat Baitul Maqdis yang merupakan tempat dan suci juga kiblat pertama ummat Islam, sudah seharusnya kita bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir lebih memperhatikan dan turut berjuang untuk kembali “membebaskannya” dari penjajahan Zionis Israel. Dalam sejarah bangsa Indonesia, Palestina mempunyai hubungan yang sangat penting. Karena Palestina menjadi negara pertama yang kemudian mengakui Kemerdekaan dan Kedaulatan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Dan sesuai dengan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, Bangsa Indonesia turut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia maka kita pun sangat tidak setuju dengan adanya penjajahan Zionis Israel di Palestina dengan berbagai kekejaman dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Termasuk genosida yang telah membunuh ribuan warga sipil yang tak berdosa di tanah suci Palestina.

       Lantas, menghadapi konflik Palestina dan Israel ini bagaimana kita harus bersikap? Merangkum tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Janto Abu Abdurrahman dalam acara Sosialisasi dan Pembinaan Guru Karyawan Yayasan As-Sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2025, bahwa terhadap saudara-saudara kita di Palestina, diantaranya adalah:

1. Mendoakan. Kita harus menggunakan senjata kaum muslimin yaitu mendoakan. Itu adalah upaya utama. Bukan upaya terakhir. Dari tempat terbaik, dari waktu-waktu terbaik, jangan pernah lupa kita senantiasa mendoakan yang terbaik untuk Baitul Maqdis.

Waktu terbaik yaitu di sepertiga malam yang biasa kita gunakan untuk shalat tahajud. Tempat-tempat terbaik di Mekkah, Madinah, Palestina, dan masjid-masjid Allah lainnya. Tak lupa kita juga senantiasa bagaimana selalu memantau arahan para ulama dan mujahid yang memang menghadiri langsung di garis depan, Hidayatullah selalu on the track, selalu tersambung di garis depan.



2. Mendidik dan mentarbiyah anak-anak kita agar senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Kita merindukan generasi Muslim yang tertarbiyah, terpaut dengan Baitul Maqdis. Kita mulai dengan mentarbiyah anak-anak kita dari jenjang pre-school dan seterusnya. Kita mengingat Syekh Ahmad Yasin yang menghadirkan seperti Abu Ubaidah, serdadu Al-Qasam. Para serdadu al-Qasam dapat memperlakukan tawanan Israel dengan baik. Seperti seorang ayah yang “ngrumati” anak-anaknya. Karena itu adalah hasil dari jiwa yang tertarbiyah dengan baik. Dan testimoni itu disampaikan sendiri oleh pihak musuh.

3. Boikot terhadap perusahaan yang mendukung dan berafiliasi dengan Zionis Israel.

Cari informasi, lakukan sedikit demi sedikit tentunya dari keluarga kita. Dan terus gencarkan dan informasikan kepada orang lain. Istiqamahkan sebagai komitmen dan dukungan kepada kepada Palestina. Sehingga dampaknya dengan aksi boikot kita dapat mempengaruhi opini publik dan mendorong perusahaan atau pemerintah untuk mengubah kebijakan atau praktik mereka.

4. Bagaimana mengupayakan diri istiqamah dalam berpartisipasi mengupayakan hadir dalam jihad dalam segala aspek kehidupan dengan jiwa raga kita. Hal tersebut menuntut konsekuensi yang luar biasa, kemuliaan jihad di sisi Allah melebihi kemuliaan orang-orang yang memberi minum jamaah haji. Kita niatkan Berpartisipasi untuk berinfak misal 1000 rupiah setiap hari kita niatkan untuk Baitul Maqdis.

5 dan 6. Menguatkan kawan sembari melemahkan musuh.

Harus segera mengetahui, pihak-pihak siapa yang memberikan loyalitas perusahaan-perusahaan yang membantu Israel, maka kita harus boikot perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel tersebut sebagai wala bara’ kita.

Jangan sampai kita menjadi orang yang “gembosi” terhadap usaha-usaha yang memperjuangkan Palestina. Seperti terhadap “Aksi-Aksi” yang kita lakukan untuk mendukung Palestina.

Dengan analogi Saat kita melihat ada rumah kebakaran, maka kita bisa bersegara untuk mengambil ember berisi air, tidak perlu saling menyalahkan “siapa ini yang membuat kebakaran”. Maka jangan sampai kita sibuk melihat kita dari golongan mana, atau teman kita dari golongan mana, tapi kita perlu bersatu untuk membantu Palestina.


Wallahu a’lam bishowab


Sumber: Tausiyah Ustadz Janto Abu Abdurrahman dalam Sosialiasasi Yayasan As-Sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2025.

Semuanya Bisa Menulis

 


Semuanya Bisa Menulis*

Motivasi dan tausiyah bisa kita dapatkan dari siapa saja dan kapan saja. Begitupun saya, alhamdulillah biidznillah malam ini kembali mendapatkan motivasi untuk menulis dan menjaga ketahanan rumah tangga dengan wasilah siaran live Bu Ida Nur Laila di laman FB. Beliau adalah seorang penulis buku, konsultan keluarga juga istri dari penulis kondang Ustadz Cahyadi Takariawan.
Rupanya saat itu beliau sedang kedatangan rombongan tamu Ummahat dari Bandung yang mengadakan Silaturahmi Tokoh. Dan beliau pun membagikan perbincangan beliau dengan rombongan Ummahat tersebut, yang saya rangkum dalam tulisan di bawah ini:
Semuanya bisa menulis...
Menurut Bu Ida, menulis itu kompatibel (selaras) dengan profesi apapun. Menulis adalah aktivitas, hobi, profesi yang bisa dilakukan oleh siapapun.
Semuanya bisa menulis. Asalkan bisa berfikir, kita bisa menulis. Bahkan orang yang tidak bisa bicara pun, bisa menuliskan pikirannya dengan teknologi yang ada. Contoh orang stroke, dengan kedipan mata bisa menuangkan pikirannya yang ditulis oleh komputer.
Mindset yang perlu kita bangun adalah:
1. Kita semua bisa menulis. Ya In sya Allah bisa. Kita yakin dulu, jika kita bisa. Namun jika kita mengatakan tidak bisa menulis, ya tidak akan bisa.
2. Kita sebagai seorang anak, ibu, dai, atau dengan berbagai profesi kita, kita memiliki banyak sekali pengalaman yang bisa kita bagikan kepada orang lain.
Pengalaman satu orang dengan orang lainnya itu unik, dan tidak akan bisa disamakan. Bisa jadi sebuah peristiwa yang sama, akan memberikan makna yang berbeda bagi tiap orang. Karena kita mengambil makna dari sebuah peristiwa dari masa lalu kita, pengetahuan, pengalaman, maka cara kita merespon sesuatu pun akan berbeda-beda.
Bu Ida kembali menekankan, jika kita mempunya pengalaman, gagasan, cita-cita, bisa kita bagikan kepada orang lain. Dan jika pengalaman kita tidak dituliskan atau tidak dibagikan maka ia akan terkubur dengan jasad kita.
Kita dengan berbagi profesi kita, akan banyak sekali kisah atau pengalaman yang bisa kita tuliskan dan bagikan. Contohnya bagi seorang yang berprofesi sebagai guru, akan mempunyai murid baru setiap tahunnya. Murid-murid kita jika kita tuliskan maka akan banyak sekali tulisan kita. Ada kisah seorang penulis Torey Haden, seorang guru SLB; anak autis, broken home, dan lail-lain, menuliskan 1 murid 1 buku. Dikisahkan dengan sangat detail, bahkan hingga murid itu lulus, masih dilacak keberadaannya. Bukunya menjadi best seller, dan telah diterjemahkan dalam banyak bahasa.
Menulis itu adalah warisan kita untuk generasi yang akan datang. Ibu-ibu bisa menceritakan kisah anak-anaknya. Anak 1 hingga ke berapa, pasti ada ceritanya masing-masing. Dari proses kehamilan, kelahiran, dan pertumbuhan anak kita. Anak-anak kita menjadi tokoh utama dalam cerita kita. Anak kita akan sangat suka membacanya.
Beberapa manfaat menuliskan kisah anak-anak kita:
1. Mengantarkan anak kita semakin birrul walidain, karena membaca cerita atau kisah ibu dalam perjuangannya semasa hamil, melahirkan atau saat mendidik anak.
2. Saat cinta kita dengan anak kita diuji, misal saat remaja, ketika anak kita ada masalah dengan kita, bisa mengembalikan bonding dengan anak kita, bahwa kita senantiasa sayang kepada anak kita.
3. Bagi ibu-ibu saat menulis itu adalah healing, menyalurkan perasaannya, saling menguatkan satu sama lain, menjaga kewarasan mental.

Rumus atau Tips dari Pak Cah agar Istiqamah Menulis:
1. Meluangkan waktu 8 menit sehari untuk menulis.
2. Tetapkan waktu, tempat, dan alat (device) nya apa untuk menulis.
Jika kita ingin membuat karya, kita harus membuat outline, planning, target kita. Kita punya komitmen untuk menyelesaikan karya. Sebaiknya kita punya tempat kerja untuk menulis, boleh saja di dapur atau tempat khusus untuk menulis.
Kita bisa Menabung naskah menjadi buku: caranya buat outline dulu, kita tulis dan kembangkan tiap bab nya, di posting di blog setiap bulan. Setelah jadi semua bab nya, bisa dijadikan buku.
Menulis suka-suka merupakan kumpulan tulisan di berbagai media. Kita bisa menulis di berbagai wadah/ sarana, misal blog atau FB, dan suatu saat bisa kita satukan menjadi buku, tinggal disesuaikan atau editing menjadi bahasa buku, dan kita ambil tema yang sama.
Menulis dengan tema-tema tertentu juga bisa memfokuskan tulisan kita. Misal kesehatan, pendidikan, atau inspirasi seperti buku nya Pak Cah “Butterfly Effect” yang mempunya tema tentang inspirasi.
Kita juga bisa menulis suka-suka sesuai dengan keinginan kita. Sesuai situasi kondisi. Ada yang menarik, atau ingin kita tulis, bisa kita tuliskan. Untuk memudahkan jika kita ingin membuat buku dalam komunitas kita, kita bisa menulis buku antologi, disesuaikan dengan tema yang diinginkan dan dikerjakan bersama-sama. Maka akan lebih ringan.
Resep Rumah Tangga Bahagia:
1. Closing cintanya Allah, maka kita akan dimudahkan closing cintanya manusia. Jika hablumminallah baik, maka hablumminannaas akan beres. Termasuk dengan suami kita.
2. Tebar pesona akhlak. Jadikan diri kita senantiasa berakhlak mulia dalam situasi apapun kepada suami kita. Sehingga suami tidak akan punya komplen kepada istrinya. Karena suami sudah terpesona dengan akhlak istrinya.
3. Berikan service excelent. Prioritaskan suami, berikan yang terbaik untuk pasangan hingga ia merasa tersanjung.
4. Jadikan aku perempuan kedua. Yang pertama adalah ibu suami kita (mertua). Jika kita mengutamakan, muliakan ibu mertua kita, maka suami juga akan menyanjung kita, semakin cinta kepada kita. Jika ada apa-apa, ibu mertua akan membela kita.
5. Terus lakukan doa-doa kita kepada Allah. Kita fokus dengan kelebihannya, kekurangan suami kita sampaikan kepada Allah dengan doa-doa kita.
Dan bagaimana jika orang tua kita sudah wafat, maka orang tua kita lebih membutuhkan kita. 3 hal yang akan terus mengalir pahalanya, berikan kepada orangtua kita. Wakaf jariyah atas nama orang tua kita. Sebarkan ilmu bermanfaat yang diajarkan orangtua kita. Doa anak shalih, doa dari kita anak-anaknya.
*Sumber: Siaran Langsung Ibu Ida Nur Laila di Facebook.
Dirangkum oleh: Ayun Afifah, S.Pd.

Festival Anak Shalih V SD IT Hidayatullah Berlangsung Meriah

Ratusan Peserta Antusias Ikuti Lomba Islami, Perebutkan Piala Bupati

Sleman, Yogyakarta – SD IT Hidayatullah kembali menggelar Festival Anak Shalih (FAS) untuk yang kelima kalinya pada Sabtu, 13 September 2025. Acara tahunan ini berlangsung meriah dan penuh antusias, diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai sekolah, TPQ, dan TPA di wilayah Sleman dan sekitarnya.

Sejak pagi hari, suasana sekolah sudah dipenuhi keceriaan. Para peserta bersama orang tua mereka disambut hangat oleh satpam yang ramah dan ustadzah yang sigap membantu proses registrasi. Dengan biaya pendaftaran Rp5.000, peserta tidak hanya mendapat kesempatan mengikuti lomba, tetapi juga memperoleh snack, sertifikat, hingga doorprize menarik di akhir acara.

Cabang Lomba Islami

FAS V menghadirkan lima cabang lomba yang mengasah kemampuan sekaligus menanamkan nilai keislaman sejak dini, yaitu:

🎤 Adzan

📖 Hafalan Surat Pendek

🤲 Hafalan Doa Sehari-hari

🎨 Mewarnai


🎙️ Pildacil

Ajang ini memperebutkan hadiah jutaan rupiah serta piala bergengsi dari Bupati Sleman. Tak hanya itu, kemeriahan festival juga semakin lengkap dengan adanya bazar aneka makanan di halaman sekolah yang ramai dikunjungi peserta dan wali murid.

Apresiasi Panitia

Ketua Panitia, Mukhtar Yahya, S.S., menyampaikan rasa syukur atas suksesnya acara.

“Alhamdulillah, Festival Anak Shalih ke-5 berjalan lancar. Kami berterima kasih kepada ayah bunda dan ananda yang telah berpartisipasi. Mohon maaf bila ada kekurangan. InsyaAllah tahun depan kegiatan ini akan lebih baik lagi,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan selamat kepada para juara dan memberi semangat kepada peserta lain agar tidak patah semangat.

“Bagi yang belum juara, semoga di kesempatan berikutnya Allah berikan hasil terbaik,” tambahnya.

Kesan Positif Wali Murid

Banyak wali murid mengaku terkesan dengan suasana sekolah yang asri, teduh, dan ramah. Salah seorang wali murid asal Prambanan menuturkan:

“MasyaAllah, dari masuk sudah terasa sambutan yang hangat. Parkiran luas, ustadzah ramah, anak-anak senang. Pulang dapat doorprize, ada bazar makanan enak, dan sekolahnya nyaman sekali. Saya baru tahu ada sekolah sebagus ini di Sleman.”

Penampilan Spesial & Penutup Meriah Menjelang akhir acara, suasana semakin semarak dengan penampilan sambung ayat dari murid-murid SD IT Hidayatullah, atraksi karate, serta tampilan pasukan pandu. Tidak hanya itu, kehadiran guest star Kak Bima dengan kisah inspiratifnya membuat anak-anak semakin antusias.

Acara kemudian ditutup dengan pembagian hadiah untuk para pemenang lomba, yang disambut sorak gembira peserta dan tepuk tangan hangat para wali murid.

Harapan ke Depan

Pihak sekolah berharap festival ini dapat menjadi ajang positif untuk mempererat silaturahmi antar lembaga pendidikan Islam, sekaligus memperkenalkan SD IT Hidayatullah kepada masyarakat luas.

“Kami mengajak ayah bunda untuk bersama-sama mendidik anak-anak dengan pendidikan bertauhid, unggul, dan berkarakter. Dengan izin Allah, SD IT Hidayatullah berkomitmen melahirkan generasi Qur’ani yang berwawasan tinggi dan berakhlak mulia,” ungkap Mukhtar Yahya.


Rep: panitia FAS V
Foto: panitia FAS V

“Bagaimana Cara Membersihkan Hati Ustadzah?”

 "Celoteh Murid saat MPLS, 

“Bagaimana Cara Membersihkan Hati Ustadzah?”

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.*


Sepekan agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilaksanakan Senin-Jumat 14-18 Juli 2025 ternyata menyimpan banyak cerita, dan nuansa. Tampak dan terasa sekali kehangatan, kegembiraan, semangat dan harapan-harapan baru baik dari para guru maupun murid-murid di SDIT Hidayatullah, Sleman, Yogyakara. Semua warga sekolah sangat antusias menyambut Tahun Ajaran Baru 2025-2026 ini, sembari teriring doa-doa terbaik, “Semoga di Tahun Ajaran ini akan menjadi momentum untuk terus meningkatkan prestasi dalam segala hal, baik dalam akademik, maupun akhlak dan adab.”

Cerita menarik dan berkesan saya alami ketika memberikan materi MPLS di hari ke dua. Saat itu sebenarnya saya akan memberikan materi “Kampanye Anti Bullying.” Namun, karena saat itu adalah pertemuan perdana dengan anak-anak di kelas 4D, maka saya pun memberikan prolog atau pengantar tentang meluruskan niat dalam menunut ilmu. Sebelumnya saya memberikan pertanyaan pemantik, “Kenapa kalian pergi ke sekolah? Kalian ingin mendapatkan apa?”.  Subhanallah ternyata beragam sekali jawaban mereka, ada yang ingin mendapatkan uang jajan, ingin bertemu teman, ingin bermain bersama teman, dan beberapa jawaban senada lainnya. 

Apapun jawaban mereka, saya tetap mengapresiasi keberanian dan antusiasnya mereka memberikan jawaban-jawaban itu. Dan ini adalah kesempatan saya untuk berdakwah dan membimbing mereka. Saya meluruskan dan menguatkan kembali perihal niat ini. Saya sampaikan kepada anak-anak, bahwa segala amalan kita tergantung niatnya, maka kita harus meniatkan dalam menuntut ilmu adalah dalam rangka beribadah, mencari ridha dan pahala dari Allah SWT. Bukan karena yang lainnya! Perkara jika kemudian ketika kita berangkat sekolah akan mendapatkan uang saku dari orang tua, bisa bertemu dan bermain dengan teman-teman maka itu adalah bonus yang kita dapatkan di dunia. Tapi jangan sampai itu dijadikan tujuan yang utama. Seperti yang disampaikan dalam hadis “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menempuh jalan untuk belajar dan menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.” Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tentu kita semua menginginkannya bukan? Karena semua amalan kita tergantung niat kita, maka kita harus senantiasa meluruskan niat kita, agar kita mendapatkan ridha dan pahala dari Allah dan masuk surganya Allah, begitu saya sampaikan ke anak-anak.

Selanjutnya saya juga menyampaikan jika kita ingin mudah dalam mendapatkan ilmu, maka kita harus senantiasa membersihkan hati kita. Mari jaga hati dan perbuatan kita agar jangan sampai kita melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Karena maksiat yang kita lakukan itu ibarat titik kotoran yang menempel di cermin, jika titik kotoran itu terus menerus menempel ditambah dan ditambah lagi, dan kita tidak berusaha untuk membersihkannya maka cermin itu akan menjadi kusam dan kotor. Bahkan saat kita bercermin bisa jadi kita pun tidak bisa melihat bayangan kita, karena cermin tersebut penuh dengan kotoran. Dan begitupun dengan ilmu, ilmu adalah cahayanya Allah, maka ilmu tidak akan masuk kepada seseorang yang di dalam hatinya itu penuh kotoran dan berbuat maksiat. Seperti halnya dalam pelajaran IPA, cahaya akan bisa menembus ke dalam gelas yang berisi air bening, namun cahaya tidak bisa menembus gelas yang berisi air yang keruh atau kotor. 

Karenanya saya sampaikan kepada anak-anak agar kita senantisa menjaga hati dan perbuatan kita dari perbuatan yang tidak baik ya. Tiba-tiba setelah saya sampaikan materi tersebut, ada seorang anak yang mengangkat tangan, dan izin memberikan pertanyaan, “Ustadzah terus bagaimana caranya membersihkan hati?, Apakah dengan sabun?” Selorohnya, sambil diiringi dengan tawa kecil teman-temannya di kelas. Sejenak kemudian, saya pun menjawab pertanyaannya, dengan sebelumnya memberikan apresiasi kepadanya, “Maa sya Allah bagus sekali pertanyaannya Mas” Jawabku. Sebelumnya saya pun ingin menggali kepada teman-temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut, “Nah teman-teman, kira-kira ada yang tahu bagaimana caranya membersihkan hati?” “Apakah dengan sabun seperti disampaikan Mas “Fulan?” Tanyaku kepada anak-anak untuk memancing diskusi. Ada beberapa anak, dengan setengah bercanda, “Ya dengan sabun Ustadzah...”, dan diantaranya riuhnya mereka berusaha menjawab, ada seorang anak menjawab, “Dengan istighfar Ustadzaah” katanya.

Mendengar jawaban anak tersebut seketika saya mengatakan, “Nahhh maa sya Allah ini nih, jawaban yang benar!” kataku sembari mengacungkan jempol kepadanya. Alhamdulillah teman kita sudah ada yang bisa menjawab dengan benar bahwa untuk membersihkan hati diantaranya dengan membaca istighfar, begitu  ya anak-anak sekalian. Lebih lanjut saya menjelaskan, bahwa dosa-dosa kecil in sya Allah bisa dihapus dengan istighfar tentunya dengan sayyidul istighfar bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Namun jangan lupa jika dosa kita berkaitan dengan orang lain, kita juga mempunyai kewajiban untuk meminta maaf kepada orang tersebut. Shalat 5 waktu yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh jika bisa membersihkan hati kita. Ibarat kita mandi 5x setiap hari maka badan kita pun akan menjadi bersih. Melaksanakan shalat 5x sehari yang diawali dengan wudhu yang sempurna maka akan membersihkan fisik, hati dan jiwa kita. Kita juga bisa melaksanakan shalat taubat jika melakukan kesalahan yang besar dengan bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, begitu lebih lanjut saya menjelaskan kepada anak-anak.

Alhamdulillah dengan memberikan prolog meluruskan niat dalam menuntut ilmu, anak-anak lebih bisa bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Karena Allah akan menghadiahkan surga juga meninggikan beberapa derajat orang yang diberi ilmu, seperti dalam Q.S Al Mujadalah ayat 11. Dan selanjutnya saya pun lebih mudah menyampaikan materi “Kampanye Anti Bullying” karena anak-anak lebih fokus, semangat, dan menghargai majelis ilmu. 

Wallahu a’lam bishowab

Barakallahufiikum

*Penulis adalah Guru Al-Qur’an dan Guru Pendamping Kelas 4D SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta"

SD IT Hidayatullah Yogyakarta Gelar Workshop Menulis untuk Meningkatkan Kemampuan Guru

 

Menulis untuk Menginspirasi

Nulis dulu, Nulis lagi, selamanya menulis ! Yuk Nulis

SD IT Hidayatullah Yogyakarta mengadakan Workshop kepenulisan bersama Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag. yang bertemakan Menulis untuk Menginspirasi. Bertempat di gedung lantai 3 SD IT Hidayatullah Sleman. Yayasan As sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. Sabtu, (23/08/25). 

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas akademisi SD IT Hidayatullah Sleman. Acara dimulai pada pukul 10.30 dibuka dengan pembacaan kalam-kalam Allah. Harapannya dengan dibacakan kalam-kalam Allah. Allah menurunkan keberkahannya kepada siapa saja yang menuntut ilmu. 

Acara berlangsung khitmad. Seluruh guru SD IT Hidayatullah mengikuti dengan antusias. 

Pemateri Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag. selain menjadi pembina Yayasan di Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. Beliau merupakan penulis yang luar biasa. Tidak hanya menulis, Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag juga telah menerbitkan karya terbaiknya salah satunya yang berjudul Spriritual Teaching

Dalam materinya Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag menyampaikan banyak tips dan trik dalam menentukan ide, judul, bahkan keuntungan dalam menulis. 

Perintah membaca dan menulis dalam Al-Qur'an disebutkan dalam Surah Al-'Alaq ayat 1-5. Ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini memerintahkan untuk "membaca" (iqra'), dan juga menyebutkan kata "pena" (qalam), yang merupakan simbol teknologi komunikasi untuk menulis dan menyebarkan pengetahuan. 

Untuk apa, mengapa, dan bagaimana menulis? 

Menulis adalah kegiatan untuk merangkai. Ide, pikiran, perasaan yang dapat teroganisir dan sistematis yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebagai seorang guru wajib bisa menulis. Minimal perhari 1 tulisan. 

Referensinya darimana? Tentu perpustakaan bukan hanya menjadi jendela ilmu. Jadikan perpustakaan referensi, baca dulu buku.  Dengan membaca maka akan memudahkah untuk mendapatkan ide menulis. 

Baca! Cintailah buku.  jadilah pembaca dan menulislah.  Maka, ide-ide brilian akan muncul begitu saja setelah menjadi pembaca. 

Jadikan membaca, menulis sebagai candu. Maka ia akan terus meronta-meronta untuk dapat dikembangkan. Menulis, tidak hanya sekedar menuangkan ide. Bisa saja dengan menulis bisa jadi pahala jariyah. 

Dakwah Bil nulis contohnya. Atau bisa saja dengan menulis bisa membuka pintu rezeki yang luar biasa. 1 buku bisa jadi royalti yang bernilai jutaan. Menarik bukan? 

Nulis dulu, terus nulis, selamanya menulis. Yuk nulis !

Reporter : Ainul Laili Mufidah.

Foto : Ihsan

Membangun Budaya Literasi dengan Membaca Nyaring (Read Aloud)



Rabu, 20 Agustus 2025 SD IT Hidayatullah menerapkan strategi membaca nyaring (read aloud) sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan minat baca anak, khususnya di kalangan murid kelas bawah. Metode ini terbukti efektif membangkitkan antusiasme siswa dalam kegiatan membaca buku.

Manfaat read aloud menurut Pembina Read Aloud Indonesia Roosie Setiawan yaitu mengasah kemampuan anak mendengar dan menyimak, menambah kosa kata, mendorong berbicara, akhirnya dapat membaca dan menulis.


Read Aloud memang cara mudah untuk mengasah kecakapan literasi anak sejak dini, ujar Roosie. Ketika membacakan buku, penting untuk memperhatikan tahapan membaca anak. 0-3 bulan termasuk tahapan pra membaca. Oleh karena itu, bacakan buku yang memang buku bayi berupa picture book biasanya menampilkan kehidupan anak umur 0-3 bulan.

Untuk anak usia 3-6 tahun adalah tahapan mempersiapkan anak membaca. Buku biasanya berisi teks yang lebih panjang daripada buku bayi. Dalam hal konten, harus berisi tentang kehidupan anak dan menggunakan kata-kata yang diketahui anak.

Kemudian pada tahapan membaca awal, biasanya kelas 1 dan 2, biasanya bukunya berisi gambar, konten lebih luas, interaksi dengan teman. Roosie menganjurkan untuk memilih buku yang tidak menggurui.


Manfaat membaca secara umum antara lain mengoptimalkan perkembangan otak, merangsang kecerdasan, melatih pendengaran dan kemampuan bicara, menambah kosakata, dan mendorong anak untuk membaca serta menulis.

SD IT Hidayatullah mengadakan program Read Aloud dengan peserta murid kelas 1.  Sekolah mengundang tim dari Read Aloud Jogja yang diwakili oleh Kak Wina dan Kak Jay. Acara dibuka dengan ice breaking yang  menjadikan suasana menjadi hangat. Kak Jay mulai membacakan buku dengan tenang perlahan namun ekspresif. Membacakan buku dengan intonasi yang jelas membuat para murid fokus memperhatikan alur ceritanya. Sebanyak 86 murid mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Ketika satu buku sudah selesai dibacakan, mereka ketagihan untuk dibacakan buku lagi. Ma syaa Allah.

 

Kegiatan terakhir adalah bookish play. Bookish play adalah kegiatan bermain berbasis buku di mana buku berfungsi sebagai inspirasi utama untuk mengembangkan berbagai aktivitas bermain, seperti membuat kerajinan tangan, bermain peran, atau menggunakan properti mainan yang berkaitan dengan cerita buku. Tujuan dari bookish play adalah untuk memvisualisasikan dan mempermudah pemahaman isi buku, meningkatkan literasi anak, serta mengembangkan kreativitas, imajinasi, kognitif, dan keterampilan lainnya.

Selesai cerita dibacakan, pertanyaan dilontarkan oleh tim Read Aloud Jogja tentang isi cerita. Hal ini menguji pemahaman cerita yang dibacakan. Terakhir para murid diminta mewarnai gambar motif batik dari berbagai daerah. Hal ini menambah wawasan anak dan mengasah kreatifitas anak.

Sekolah berharap program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak anak, menciptakan generasi literat yang cinta buku dan gemar belajar. Kak Wina menuturkan, buku bacaan dapat diakses secara gratis melalui aplikasi atau website Let's Read (https://www.letsreadasia.org/). Kak Wina berharap kegiatan membacakan buku secara nyaring dapat dilakukan oleh orang tua di rumah secara konsisten setiap hari. Agar hasil yang diharapkan lebih maksimal.


 GALERI KEGIATAN


 





Rep: Anik

Foto: Anik, Saufa, Afnan