Mendampingi Anak Kinestetik dalam Belajar dan Menghafal al-Quran

 

    Ayah Bunda sekalian apakah mempunyai anak yang tidak bisa diam ketika belajar? Ataukah mempunyai anak yang fokusnya hanya sekejap saja? Apakah Ayah Bunda sudah melakukan berbagai cara membuat anak untuk anak duduk anteng mendengarkan namun belum berhasil juga? Tenang Bunda… kita mempunyai persamaan kok. Dan mungkin ada banyak Ayah atau Bunda yang merasakan hal yang sama.


     Sebelum kita melabeli anak kita ”nakal” karena tidak bisa diam atau anteng ketika belajar, ada baiknya kita belajar kembali dan mengenali berbagai macam kecerdasan yang Allah anugerahkan kepada anak-anak kita. Anak yang tidak bisa diam duduk anteng dan mempunyai fokus sebentar saja ketika belajar biasanya adalah ciri-ciri umum anak yang mempunyai gaya belaja
r kinestetik.


    Saya mempunyai pengalaman dengan anak kedua yang ternyata adalah anak yang gaya belajarnya kinestetik. Anak laki-laki yang sangat aktif dalam melakukan kegiatan fisik motorik, tidak bisa diam dan mempunyai fokus sebentar saja ketika belajar. Namun Bunda sebaiknya tidak lantas marah-marah, stress atau merasa berputus asa menangani anak seperti ini ya Bunda. Karena memang sudah karakteristik dia seperti itu.

    Qadarullah anak saya ketika TK dan SD masuk ke dalam Kelas Tahfizh yang mempunyai target hafalan lebih banyak daripada kelas reguler pada umumnya. Untuk membantu dia dalam menghafal, saya perdengarkan murattal setiap hari surat-surat pada Juz yang sedang dia hafal. Dengan memutarkan murattal ini, walau dia bergerak aktif kesana kemari saat bermain, otak bawah sadarnya merekam apa yang dia dengar. Dan ini sangat membantu ketika menghafal surat-surat baru. Dia lebih mudah melafalkan ayat-ayat al-Quran karena lantunan ayat al-Quran tersebut sudah familiar di telinga dia karena sering dia dengarkan.


    Ketika dia masih TK dan SD Kelas bawah, dimana saat itu dia belum bisa membaca al-Quran sendiri, maka saya men-talaqqi surat yang akan dia hafal. Saat itu saya pun menalaqqi dia sambil dia memainkan mobil-mobilan atau mainan yang lainnya. Sepertinya dia tidak mendengarkan apa yang kita ajarkan, namun percayalah Bunda dia merekam apa yang kita perdengarkan.

    Alhamdulillah setelah dia bisa membaca al-Quran sendiri, saya tidak banyak lagi menalaqqi hafalan. Dia sudah bisa menghafal mandiri dan sudah bisa duduk diam lebih lama. Walau tetap saja saya perhatikan ketika di memurajaah hafalan terkadang tangannya tidak bisa diam. Seperti memainkan bola kecil atau alat-alat lainnya. Itulah keunikannya, mereka belajar atau menghafal dengan menggerakkan badannya. Entah itu tangannya atau kakinya, bahkan badannya yang bergerak kesana kemari. Mungkin secara adab agak kurang bagus, namun percayalah hal itu akan berproses. Semakin bertambah usia, nanti gerakan yang dia lakukan akan semakin berkurang. Alhamdulillah atas kemurahan dan kemudahan yang Allah berikan, tak lupa bimbingan dan kesabaran para Assatidzah di sekolah, juga doa-doa yang dipanjatkan, saat lulus SD dia bisa menyelesaikan hafalannya sebanyak 7 juz.

    Tahun ini saya pun mendapat amanah mengaja
r al-Quran Kelompok Putera di Kelas 1 SD. Ada 1 anak yang saya perhatikan ketika belajar belum bisa fokus duduk anteng ketika menghafal. Ada saja benda yang ia mainkan ketika menghafal, entah itu pensil atau penjepit porto folio punya kelas yang berada dekat dengannya. Dia mainkan sepanjang dia menghafal. Sengaja saya tidak melarang apa yang dia lakukan, sepanjang dia tidak mengganggu temannya yang lain, karena saya perhatikan sejak awal sepertinya dia anak kinestetis. Walaupun sepertinya dia tidak serius atau fokus dan perhatian dengan pelajaran atau hafalannya. Namun ternyata ketika setoran hafalan dia mampu melakukkannya dengan baik.

   Betapa anak-anak kita adalah anugerah dari Allah untuk kita. Mereka mempunyai karakter, kecerdasan dan gaya belajarnya masing-masing. Alangkah bijaknya sebagai orang tua dan guru bisa mengenali keunikan anak-anak kita agar mereka dapat belajar dengan baik dan nyaman, tergali minat dan bakatnya. Penanganan yang tepat terhadap keunikan anak-anak kita akan melejitkan potensi mereka. 

    Arahan dari kita untuk hal-hal pokok dan prinsip tetap kita berikan untuk mengarahkan dan mengimbangi anugerah tersebut. Perjalanan anak kita masih panjang. Masih banyak proses belajar yang akan dilalui. Kesabaran kita sebagai orang tua maupun guru dalam mendampingi mereka sangatlah diharapkan. Agar fitrah anak yang sudah baik dapat terjaga dan terus berkembang. 

Allahu a’lam bisshowab. Barakallahufiikum. 




Oleh: Ayun Afifah, S.Pd

(Guru al-Quran di SD IT Hidayatullah Yogyakarta)


Latest
Next Post