@sdhidayatullah (@) https://4.bp.blogspot.com/-ie52Oh_wT-s/WHHi75UACjI/AAAAAAAAEYE/PnOATooq-Y4v_HVhR_AakM0G2d699uWIwCLcB/s1600/ignielcom.png https://cards-dev.twitter.com/validator 144 x 144 px4096 x 4096 px5MB

Kabar Gembira Bagi Para Pejuang Al Qur'an


Ikhwah fillaah rahimakumullah..

Mungkin saat ini ada yang sedang berjuang dan bersusah payah belajar membaca al Qur'an, mengeja A-Ba-Ta-Tsa tidak mengenal jemu. Saban hari tahsin al Qur'an, selalu pula ada catatan penguatan dan perbaikan dari Murobbi/ah. 

Rasanya sudah lama sekali belajar mengaji, namun  belum mampu membaca kalam Allah dengan fasih, lancar dan baik, sesuai kaidah ilmu tajwid. 

Mungkin dari kita ada yang berulang kali menempuh ujian kelulusan bacaan al Qur'an, tetapi belum kunjung dinyatakan lulus.

Hari berganti hari, tahun demi tahun berlalu, mulai muncul rasa sedih, gelisah, lelah dan tidak sabar..

Ikhwah fillaah rahimakumullah..

Yakinilah bahwa tidak ada kesia-siaan pada setiap detik yang terlewati ketika sedang bersusah payah belajar membaca al Qur'an.

Yakinilah bahwa pada setiap hurufnya Allah menjamin pahala, benar-benar akan terbayar dengan lautan kebaikan.

Yakinilah bahwa semua usaha yang sedang ditempuh selama ini, kelak menjadikan kita layak disebut bagian dari ummat pilihan, ummat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang dinantikan syafaatnya di hari hisab.

Yakinilah bahwa dengan semua peluh dan air mata itu, Allah akan menempatkan kita bersama para Malaikat-Nya yang mulia lagi taat, di keabadian.

Maka adakah lagi yang membuatmu bersedih hati dan patah semangat, Wahai Saudaraku..?

Sang Suri Tauladan telah memberi kabar gembira,

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالتْ : قال رسولُ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « الَّذِي يَقرَأُ القُرْآنَ وَهُو ماهِرٌ بِهِ معَ السَّفَرةِ الكرَامِ البررَةِ » متفقٌ عليه .

Dari Aisyah ra, berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka kelak ia akan bersama para malaikat yang mulia lagi taat kepada Allah.” (Hadits Riwayat Imam Bukhari & Imam Muslim)

Orang yang mahir* bersama para malaikat, karena Allah Ta'ala memudahkan baginya sebagaimana dimudahkan kepada para malaikat yang mulia dan berbakti. Ia seperti para malaikat itu dalam bacaan Al Qur'an, dan bersama mereka dalam derajat di sisi Allah.

Untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan menghafalkan Al-Qur’an, tidak perlu bersedih hati, Allah tetap berikan dua pahala. Pertama, untuk pahala bacaan. Kedua, pahala disebabkan kepayahan dan kesulitan. Dalam lanjutan hadits disebutkan,

« وَاٌلَذِي يَقُراٌ القُرانَ وَيَتَتَعتَعُ فِيه وَهُوَ عَلَيهِ شَاقٌ لَه اَجَران » متفقٌ عليه

Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.”

(Hadits Riwayat Imam Bukhari & Imam Muslim)

📝 4 Keutamaan Belajar Al Qur'an

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ.

رواه مسلم وأبو داود

Dari Abu Harairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Apabila suatu kaum berkumpul dalam rumah-rumah Allah (masjid/majelis) untuk membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya, niscaya ketenangan pasti akan turun kepada mereka, rahmat Allah meliputi mereka, malaikat-malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di antara para malaikat yang ada di dekat-Nya,"**

Hadits di atas menyebutkan 4 keutamaan bagi orang-orang yang beriman yang membaca dan mempelajari Al-Qur'an di dalam masjid atau pun di majelis-majelis al Qur'an.


1. Allah memberikan ketenangan kepada mereka

Membaca Al-Qur'an adalah salah satu bentuk mengingat dan dzikir kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah;

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd Ayat 28).

Kemudian di Al-Qur'an surat Al-Fath ayat 4:

 هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَانًا مَعَ إِيمَانِهِمْ

"Dialah (Allah) yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada)."

2. Allah memberikan rahmat kepada mereka

Allah berfirman dalam surat Al A'raf ayat 204:

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

"Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."

3. Allah mengutus malaikat-malaikat mengelilingi mereka

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ :

مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ تَعَالَى، يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ، إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ.

رواه مسلم وأبو داود

Dari Abu Harairah ra. ia berkata: Rasulullah SAW. bersabda: "Apabila suatu kaum berkumpul dalam rumah-rumah Allah (masjid/majelis) untuk membaca Al-Qur'an dan mempelajarinya, niscaya ketenangan pasti akan turun kepada mereka, rahmat Allah meliputi mereka, malaikat-malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di antara para malaikat yang ada di dekat-Nya,"**

4. Allah membangga-banggakan mereka di hadapan para Malaikat

Dalam hadits riwayat Tirmidzi bawasannya dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda,

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya."

Terdapat banyak dalil yang menyebutkan tentang keutamaan membaca Al Qur’an, begitu juga hadits-hadits shahih. Tentu keberadaan kita semua di majelis-majelis Al Qur'an adalah dengan niat lillaahi Ta'ala dan agar bisa lancar membaca Al Qur'an.

📝 2 Pesan untuk yang sedang belajar Al Qur'an

1. Pantang menyerah, tidak mudah putus asa

Ketika bacaan masih banyak kesalahan, ketika ada rasa lelah dalam belajar Al Qur'an, ketika hasil Ujian belum dinyatakan lulus, tetaplah bersemangat dalam mempelajari al Qur'an dengan senantiasa memperbaharui niat lillaahi Ta'aala dan mengingat bahwa tidak ada hal yang sia-sia dalam membaca dan mempelajarinya.

2. Istiqomah dalam mempelajari al Qur'an

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.***

Allaahumma nawwir quluubanaa bil Qur'aan waj'alnaa min ahlil Qur'aan, aamiin.🌹

Allaahu Ta'aala A'lam bish Shawaabi.

*) Orang yang mahir adalah orang yang membaca Al Qur'an dengan baik dan pandai. Yang dimaksud dengan mahir di sini adalah kualitas bacaan disertai bagusnya hafalan.

**) Hadis shahih, diriwayatkan oleh Muslim (hadis no. 4867) dan Abu Dawud (hadis no. 1243), al-Tirmizi (Hadis no. 2869), Ibn Majah (Hadis no. 221), Ahmad (Hadis no. 7118)

***) HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya.

(Ida Nahdhah)


Murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta Maju MTQ Tingkat Provinsi


(Kamis, 14/09/2023) || Pada 14 Agustus 2023 lalu, diselenggarakan lomba Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Kapanewon Ngaglik di mana SD IT Hidayatullah Yogyakarta diberi mandat sebagai tuan rumah. Di kesempatan tersebut SD IT Hidayatullah mengirimkan 12 siswa terbaik yang mengikuti cabang MTQ, antara lain: Lomba Pidato PAI/LPP (Putra-Putri), Lomba Adzan, Lomba Tilawatil Qur’an (Putra-Putri), Lomba MTtQ (Putra-Putri), Lomba MHQ (Putra-Putri) dan Lomba Cerdas Cermat PAI/LCP. 

Alhamdulillahi Rabbil 'Aalamiin, atas pertolongan Allah, kerja keras seluruh guru, dukungan dari orang tua dan kesungguhan dari seluruh peserta MTQ; SD IT Hidayatullah berhasil membawa pulang 5 piala yang masing-masing diwakili putra dan putri, yaitu:

Juara 1 MHQ Putri, Ananda Mujaahidah (Kelas 4C)
Juara 2 MTQ Putra, Ananda Ahmad Syafiq Mu'afa Khairul Azzam (Kelas 6D)
Juara 2 MTtQ Putra, Ananda Keano Andika Choirul Azam (Kelas 6A)
Juara 3 MHQ Putra, Ananda Abdullah Hasan Albarra (Kelas 6D)
Juara 3 MTtQ Putri, Ananda Khonsa Zakiyatu Nashifah (Kelas 6B)

MTQ Kapanewon Ngaglik

MTQ Kapanewon Ngaglik

Selain itu, Ananda yang telah berpartisipasi dan memberikan yang terbaik pada MTQ Kapanewon Ngaglik dan tentunya menjadi juara di hati seluruh warga sekolah yaitu:

1. MTQ Putri: Alfaina Rizqi Nurwirastari (Kelas 6C)
2. LCP/CCA: Nahda Aleysha (Kelas 6C), Fauziah Ameera Nurlaili (Kelas 4C), dan Nabila Aulia Ulinnuha (Kelas 5C)
3. LPP/Pildacil Putra: Ikhsan Fahrezi Ardi Wibawa (Kelas 4A)
4. LPP/Pildacil Putri: Nindyanaya (Kelas 6C)
5. Adzan: Muhammad Kaisan Fakhri Ajna (Kelas 6A)

Selanjutnya, juara 1 pada cabang Hifzhil Qur'an, Ananda Mujaahidah (Kelas 4 SD IT Hidayatullah), melenggang ke MTQ Kabupaten yang dilaksanakan pada Kamis, 14 September 2023 bertempat di Prima SR Hotel & Convention. Syukur kepada Allah, Ananda Mujaahidah kembali meraih juara 1 MHQ pada tingkat Kabupaten ini, dan insyaallah akan maju berjuang pada tingkat Provinsi tanggal 14 Oktober bulan depan.

Mujaahidah (Kelas 4 SD IT Hidayatullah), Juara 1 Hifzhil Qur'an (MTQ Kabupaten Sleman, 2023)

Ananda Mujaahidah didampingi Ustadzah Ida

Tidak sampai di situ saja, Kecamatan Ngaglik berhasil kembali menyabet juara umum Musabaqoh Tilawatil Qur'an Tahun 2023, mempertahankan gelar tahun lalu, alhamdulillah. Adapun perolehan Kafilah Ngaglik pada tahun ini adalah:

Juara 1 MHQ Putri: SD IT Hidayatullah Yogyakarta
Juara 1 CCA: SD IT Lukman Al Hakim
Juara 1 MTQ Putri: SD Muhammadiyah 1
Juara 2 MTtQ Putri: SD IT Salsabila Klaseman
Juara 3 MTQ Putra: SD IT Lukman Al Hakim

Kafilah Ngaglik kembali meraih juara umum (MTQ 2023)

Percapaian ini tentunya mengingatkan kita akan prestasi juara umum yang juga diperoleh oleh Kafilah Kapanewon Ngaglik pada tahun 2022 silam, yang berhasil membawa pulang piala sebagai berikut:

Juara 1 Adzan: SD IT Hidayatullah Yogyakarta
Juara 1 MTtQ Putra: SD IT Luqman Al Hakim
Juara 1 MHQ Putri: Taruna Al Qur'an
Juara 2 MTQ: SD Muhammadiyah 1
Juara 2 Pidato: SDN Karangmloko

Kafilah SD IT Hidayatullah pada MTQ 2022

Tentunya prestasi yang diraih buah kerja keras guru pembimbing, motivasi dari peserta didik, dan doa-doa yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah. Official Kafilah,  KKG PAI, Kepala Sekolah dan seluruh pendamping se-Kapanewon Ngaglik merasa bangga dan terharu akan pencapaian ini.

"Kami sangat bangga atas keberhasilan yang didapat pada MTQ tahun ini. Harapannya, agar perhelatan MTQ di tahun selanjutnya kafilah Ngaglik bisa mempertahankannya," ujar Muhammad Nurul Huda, salah satu perwakilan anggota KKG PAI Ngaglik dalam sesi foto setelah penerimaan piala.

Alumni SD IT Hidayatullah, Ananda Azzam Kamil Baihaqi juga meraih juara 1 cabang MTtQ mewakili SMP Negeri 2.

Rombongan SD IT Hidayatullah di MTQ Kabupaten

Semoga apa yang telah diraih pada perhelatan MTQ tahun ini bisa menjadi pemantik semangat bagi seluruh warga sekolah, dan tahun depan berusaha untuk memberikan yang lebih baik lagi, Allaahumm aamiin.

Kami ucapkan baarakallahu fiikum kepada seluruh murid yang telah mewakili sekolah juga kepasa seluruh Guru yang telah meluangkan waktunya untuk melatih, dan segenap jajaran pimpinan, guru, pegawai, wali murid dan semua pihak yang telah memberikan doa dan dukungan luar biasa demi kepesertaan ini. Jazaakumullaahu khairan.

Sampai ketemu lagi pada MTQ 2024, insyaallah! 

Rep: Nahdhah
Foto: Nahdhah & Afnan







Sekolah Ramah Anak dalam Perspektif Islam

 


Artikel ini mendiskusikan konsep sekolah yang ramah anak dalam Islam dan mendukungnya dengan rujukan pada Al-Quran dan hadis. Sekolah ramah anak adalah pendekatan pendidikan yang mengutamakan kebutuhan fisik, emosional, sosial, dan spiritual anak-anak. Melalui pandangan agama Islam, artikel ini mengeksplorasi bagaimana pendidikan dapat menjadi sarana yang mendukung perkembangan optimal anak-anak.

Sekolah adalah tempat yang memiliki peran sentral dalam perkembangan anak-anak. Konsep "ramah anak" dalam konteks pendidikan mencakup lingkungan yang aman, mendukung, dan sesuai dengan perkembangan anak-anak.

Al-Quran memiliki banyak ayat yang menekankan pentingnya perlindungan, pendidikan, dan pembinaan anak-anak. Satu diantara ayat yang relevan adalah dalam surat Al-Isra (17:31). 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


وَلَا  تَقْتُلُوْۤا  اَوْلَا دَكُمْ  خَشْيَةَ  اِمْلَا قٍ  ۗ نَحْنُ  نَرْزُقُهُمْ  وَاِ يَّا كُمْ  ۗ اِنَّ  قَتْلَهُمْ  كَا نَ  خِطْاً  كَبِيْرًا

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar."

(QS. Al-Isra': 31)

Surat ini yang mengingatkan orang tua untuk tidak membunuh anak-anak mereka karena takut kemiskinan. Ayat ini menggarisbawahi hak-hak anak dalam menerima perlindungan dan pemenuhan kebutuhan dasar mereka.

Hadis Nabi Muhammad SAW juga memberikan pedoman penting tentang pendidikan anak-anak. Beliau bersabda, 

"Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap orang dari kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya."(HR. Bukhari).  

Hadis ini menunjukkan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab bersama seluruh masyarakat.

Lantas bagaimana kita tahu sekolah atau lingkungan kita apakah sudah ramah anak atau masih jauh dari itu?

Berikut saya paparkan sedikit terkait karakteristik tersebut.

Karakteristik Sekolah Ramah Anak dalam Islam

Keselamatan Anak: Sekolah ramah anak harus menyediakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan fisik atau verbal terhadap anak-anak.

Rujukan: Surat Al-Isra: 31

Pendidikan Moral: Sekolah seharusnya mempromosikan nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti kejujuran, keadilan, dan kasih sayang.

Rujukan: Surat Al-Hujurat :11

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain, boleh jadi bahwa mereka (yang dicela) lebih baik dari mereka (yang mencela)."

Pendekatan Perkembangan Anak: Sekolah ramah anak memahami dan mendukung perkembangan fisik, mental, emosional, dan spiritual anak-anak sesuai dengan tahap perkembangan mereka.

Rujukan:

"Setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan setiap orang dari kalian bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." (HR. Bukhori)

Penghargaan terhadap Anak: Penghargaan terhadap anak sebagai anugerah Tuhan adalah karakteristik penting dalam sekolah ramah anak.

Rujukan: Surat Ar-Rum: 21

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang di antara kamu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berfikir."

Keterlibatan Orang Tua: Sekolah yang ramah anak mendorong keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak dan menjalin kerjasama yang erat antara rumah dan sekolah.

Rujukan: Surah Al-Ankabut :8

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya."

Dengan mengintegrasikan karakteristik-karakteristik ini, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan kesejahteraan anak-anak sesuai dengan ajaran Islam.

Serta sekolah dan masyarakat perlu bekerja sama. Ini termasuk pelatihan guru dalam pendekatan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anak dan memastikan bahwa lingkungan sekolah mendukung pertumbuhan mereka.

Kita membangun masa depan yang lebih cerah ketika setiap sekolah menjadi 'rumah' bagi anak-anak, tempat di mana mereka merasa aman, diberi kasih sayang, dan didukung sepenuh hati. Semangat menjadi sekolah ramah anak adalah kunci untuk membentuk generasi yang tangguh dan penuh potensi.


Oleh : Siti Nuraini, Guru Al Qur'an SD IT Hidayatullah 


Entrepreneurship for Students di SD IT Hidayatullah 2023; Belajar Menjadi Pedagang dan Pembeli yang Jujur dan Amanah untuk Meraih Berkah

 


www.sdithidayatullah.net  |  Kamis, 21 Shafar 1445 H / 7 September 2023 M.

Suara riuh murid- murid dan peralatan 'perang' dapur terdengar bergantian di halaman SD IT Hidayatullah Yogyakarta. Alhamdulillah hari ini akan diselenggarakan kegiatan Entrepreneurship for Students atau dodolan. 

Asyiknya menyiapkan menu dodolan

Dengan mengusung tema "Belajar Menjadi Pedagang dan Pembeli yang Jujur dan Amanah untuk Meraih Berkah" dodolan diikuti oleh 45 kelompok dodolan. Dengan kelas 3-6 sebagai pedagang, dan kelas 1-2 fokus sebagai pembeli.

Melayani pembeli dengan ramah


Kegiatan tahunan ini diadakan dengan harapan kelak Ananda ketika menjadi pedagang atau pun pembeli menjadi pedagang dan pembeli yang jujur dan amanah.

Para wali yang ikut meramaikan dodolan


Para murid tidak hanya menjual saja. Tapi juga belajar proses membuat dagangannya. Belajar bagaimana melayani pembeli. Belajar berhitung uang. 

Ada mas - mas pondok juga yang ikut menjadi pembeli




 



Semoga kelak Ananda menjadi saudagar muslim yang sukses dunia akhirat. Aamiin. 


Rep: Yuliasfita

Poto: Afnan


Dokumentasi dodolan KLIK

Guru Adalah Gudang Solusi

 


"Guru pahlawan tanpa tanda jasa"

Kalimat ini sudah tak asing di telinga kita. Dalam bahasa Jawa pun juga ada, guru, digugu lan ditiru, artinya, didengarkan dan dicontoh. Sosok guru menjadi begitu luar biasa di mata anak-anak terutama mereka yang masih berusia 7-9 tahun, bahkan terkadang ucapan guru jauh lebih didengarkan daripada orangtuanya.

Seorang guru juga seharusnya bisa memberikan teladan yang baik untuk para muridnya. Karena setiap gerak gerik mereka akan selalu dilihat dan diperhatikan oleh para murid.

Satu contoh, ada seorang guru yang ketika upacara bendera di depan para murid guru tersebut berbicara dengan guru lainnya. Kemudian ketika di kelas, saat guru tersebut memberikan nasehat untuk selalu tenang dan memperhatikan ketika upacara lantas ada seorang anak yang mengatakan: "Tadi bu guru juga mengobrol, kan kita harus mencontoh bu guru, jadi besok kita boleh ngobrol". 
Contoh lain, saat seorang guru masuk kelas dan mengisi pelajaran, di tengah-tengah pelajaran seorang murid tiba-tiba bertanya, "Bu, kita ga boleh ngomongin orang kan?", "Iya, nak, tidak boleh". Jawab bu guru.
"Tapi tadi bu guru A ngomongin kelas kita".
Deggg, si ibu guru diam sesaat, memikirkan jawaban apa yang tepat untuk anak muridnya itu.

Itu beberapa contoh saja, yang lain tentu masih banyak. Dari sini bisa dilihat bahwa anak benar-benar memperhatikan gurunya dengan seksama.

Selain sebagai teladan para murid, guru juga bisa berubah menjadi gudang solusi. Bagaimana bisa? Iya, terutama wali kelas yang hampir  setiap jam pelajaran berada di kelas. Anak-anak yang percaya atau mulai memiliki kepercayaan dengan gurunya pasti akan bercerita tentang masalah mereka. Atau menceritakan hal-hal yang terjadi di kelas dan meminta pendapat atau solusi dari gurunya.

Tidak hanya itu, meski pun anak tidak meminta solusi sekali pun guru harus bisa menjadi problem solver untuk mereka. Tak selamanya dengan teman sekelas mereka akan akur, di sini tugas guru harus bisa mencari solusi untuk mendamaikan mereka, tidak hanya hubungan dengan antar teman, tentang pelajaran pun juga. Daya tangkap anak tak semua sama, ada yang bagus dan ada yang kurang bagus. Guru lagi-lagi harus bisa menemukan cara untuk bisa membuat anak mengerti dan paham pelajaran tersebut.

Menjadi problem solver untuk para murid bisa menjadi salah satu langkah dari berbagai langkah yang ada untuk guru mendekati muridnya dan meraih simpatinya. Jika anak sudah percaya dan simpati dengan guru maka anak insyaAllah akan mudah diarahkan dan dikendalikan, karna ia sudah percaya dengan sang guru.

Memang tidak semua guru memiliki kemampuan menjadi problem solver yang baik, namun itu bukan alasan lantas seorang guru lepas tangan begitu saja terhadap muridnya atau bahkan tak peduli. Sebagai guru yang amanah dan baik, ini merupakan ladang pahala dan kebaikan,  maka harus memberikan yang terbaik untuk para muridnya ketika murid membutuhkan 'kita', para guru.


Oleh: Yulias Fita, Guru SD IT Hidayatullah 

Dekati Anak di Waktu Makan


Makan. Semua pasti butuh makan. Moment yang satu ini benar-benar moment yang sangat istimewa di antara moment yang lain. Buktinya. Sebuah acara yang megah,  bagus,  keren seperti apa pun kalau dari konsumsinya mengecewakan pasti tetap akan memberikan kesan yang sangat buruk.  Berbeda jika panitianya yang kurang sigap atau pelayanan lain yang kurang. Tetap memberikan kesan yang buruk tapi tak seburuk di bagian konsumsi.

Dari makan pun bisa terjalin ikatan yang kuat. Rasulullah mengatakan salah satu waktu yang efektif untuk berkomunikasi selain saat bepergian dan menjelang tidur adalah saat makan. Namun, bukan berarti kita berbicara sambil makan, saat makanan masih penuh di mulut, bukan. Tapi, kita berbicara saat makanan sudah tidak ada yang di mulut.

Untuk anak-anak yang membutuhkan perhatian khusus, atau anak-anak yang bisa dikatakan sulit diatur, waktu makan bisa dimanfaatkan oleh para orangtua untuk mendekati mereka. Orangtua bisa menanyakan saat makan malam apa saja yang sudah mereka lakukan hari ini. Adakah yang membuat mereka sedih atau bahagia. Atau adakah keinginan mereka akan sesuatu.

Orangtua bisa menggali sebanyak-banyaknya tentang anak dan perlahan mendekati mereka. Dan ini semua membutuhkan komitmen juga konsekuensi. Komitmen apa? Konsekuensi apa?

Komitmen. Para orangtua harus berkomitmen untuk setiap makan, paling tidak ada satu moment makan yang orangtua dan anak makan bersama. Entah makan pagi, siang atau malam. Namun yang paling efektif adalah saat makan malam, karna biasanya para orangtua sudah di rumah, anak-anak pun juga. Dan kedekatan jauh lebih terasa.

Konsekuensi. Para orangtua harus berani mengambil resiko agar makan bersama ini tetap terwujud. Jika ada satu hari moment ini terlewat maka orangtua harus 'membayar'. Entah dengan mengajak makan bersama di luar atau makan bersama lebih dari sekali dalam sehari.

Anak-anak yang biasa tumbuh dengan penuh kasih sayang dan perhatian kedua orangtua akan berbeda dengan mereka yang orangtua masih ada namun kasih sayang dan perhatiannya kurang atau bahkan tidak terasa sama sekali.

Orangtua menemani anak makan bukan berarti memanjakan anak, atau jangan sampai berpikir merepotkan saja. Itu semua jika dilakukan akan semakin mengeratkan hubungan orangtua dan anak. Juga bisa menimbulkan kenyamanan pada diri anak.

Jika saatnya orangtua melihat anak mulai berubah ke arah negatif orangtua mudah berinteraksi dan menggali apa yang sebenarnya terjadi dengan mereka karna sudah terbiasa dekat dan timbul rasa nyaman. Anak tidak akan mencari pelarian kasih sayang, pelarian tempat mencurahkan isi hati, pelarian apa yang sedang mereka rasakan, terutama saat masa-masa transisi, masa-masa mereka mulai tumbuh remaja dan dewasa.

Maka, jangan sepelekan moment makan ini. Jangan sepelekan setiap kebersamaan bersama anak.



Oleh: Yulias Fita, Guru SD IT Hidayatullah 




Ummahat Hebat Lahirkan Generasi Mantap



Ibu disebut madrasah ulla bagi anaknya, artinya ibu sebagai sekolah utama dan pertama bagi seorang anak, dengan mengajarkan budi pekerti dari sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan. Penyair ternama Hafiz Ibrahim mengungkapkan: 

“Al-Ummu madrasatul ula, iza a'dadtaha a'dadta sya'ban thayyibal a'raq.” 

Artinya: Ibu adalah madrasah (Sekolah) pertama bagi anaknya. Ibu juga di sebut sebagai penerang ilmu dan penerapan adab serta karakter. 

Ananda hebat lahir dari rahim ummahat yang hebat pula. Mari kita bersama sama menyiapkan program edukasi terbaik, dengan memperkuat visi, kecakapan hidup serta kontribusi sosial mereka. Jangan biarkan mereka terlena dalam kelalaian dan kesia-siaan.  

Ummahat hebat lahirkan generasi mantap. Ini salah satu contoh program kegiatan halaqoh bersama muslimat Hidayatullah Sleman. Kegiatan para asatidzah dalam rangka menautkan hati astidzah antar unit dan kelompok halaqoh umahat di lingkungan ponpes (pondok pesantren) Hidayatullah.

Acara yang di awali dengan tilawah, sambutan di lanjutkan dengan kajian, tema yang di usung adalah "Aqidah" yang di sampaikan ustadzah Aini Shofia Kartika. Menghadiri dan bisa hadir lebih awal sungguh suatu kehebatan para ummahat dalam memenej waktu. Tak bisa di pungkiri repotnya para ibunya anak anak apalagi yang dengan aktifitas mengajar. Masyaallah sungguh luar biasa penghargaan yang patut kita acungi jempol.

Terlihat banyak para ustadzah hadir bersama anak biologisnya. Dengan antusias menyimak kajian sambil momong, bahkan dengan serius dan kesungguhan beliau tak lupa mencatat materi dan bertanya di akhir sesi pemaparan materi masyaallah. Yuk sesering mungkin Ananda diajak hadir dalam sebuah kajian di taman syurgaNya.

Barokallahufikum


Oleh: Ustadzah Saufa, Guru SD IT Hidayatullah 

 

Buku Adalah Jendela Dunia, Membaca Adalah Kuncinya

 



“Ada lho hewan yang tidak tidur dengan kedua matanya, melainkan hanya dengan satu mata.” Celetuk Mika tiba-tiba sesaat setelah memasuki ruang perpustakaan.

Kusambut dengan bertanya, “hewan apakah itu?”

“Lumba-lumba.” Jawabnya singkat.

“Oh ya? Kenapa begitu?" tanyaku penasaran.

“Karena dia menjaga predator.” Jawaban yang sedikit kacau struktur katanya, menurutku.

Segera ku koreksi, “Dia berjaga-jaga dari adanya predator yang akan memangsanya?”

“Iya.” Jawabnya singkat.

Dia melanjutkan dengan pertanyaan lain.

“Apa itu bunga Wijaya Kusuma?”

“Bunga yang mengeluarkan bau harum di malam hari.” Aku menjawab sependek pengetahuanku.

“Benar.” Jawabnya dengan wajah berbinar.

Begitulah, seringkali anak ini bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban karena ketidaktahuannya. Tapi hanya mengetes pengetahuan orang yang ditemuinya di perpustakaan. Kemudian datanglah Latifa yang ikut nimbrung membaca buku yang barusan dibaca Mika, yang isinya tentang tumbuhan. Sambil membolak-balik buku bersama Latifa, ku berikan pesan, “Kalau mau banyak pengetahuan, sering-seringlah membaca buku."

“Iya Ustadzah,“ senyumnya malu-malu.

Mika adalah murid kelas Amanah SD IT Hidayatullah yang mempunyai hobi membaca yang patut diacungi jempol. Disela-sela waktu belajarnya, ketika sudah selesai mengerjakan tugas, sering sekali menghabiskan waktunya mencari berbagai buku kesukaan di perpustakaan. Sehabis makan siang sambil menunggu adzan dzuhur, dia biasanya sudah stand by di perpustakaan juga. 

Pernah suatu ketika setelah membaca buku, tiba-tiba ia menghampiriku dan bertanya kepadaku. 

“Bandara apa yang terkecil di dunia?” Aku ingin melihatnya, coba ketik di komputer.” Dia merengek kepadaku.

Aku turuti permintaannya, mulailah ku mengetik ‘Bandara terkecil di dunia’ di layar komputer, kemudian ku tekan enter.

Seketika muncul gambar sebuah bandara yang kecil sekali, hanya muat satu pesawat berukuran kecil, berada di sebuah tebing di tepi laut dengan pemandangan yang sangat indah. 

“Ya itu dia bandara terkecil di dunia.” Teriaknya penuh kegembiraan sambil tertawa riang bahagia.

Seperti tumbuhan mekar yang baru saja disiram air hujan melepas dahaga penasarannya.



Pelajaran yang dapat kita ambil adalah semakin banyak kita meluangkan waktu untuk membaca, maka semakin banyak pengetahuan yang kita miliki. 

“Buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah kuncinya.”

Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membuat membaca menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang akan menjadi hobi bermanfaat. Berikut beberapa tips yang dapat membangun kebiasaan membaca. 

Pertama, mulai dari yang kecil. Mulailah dengan lima menit per hari atau dua lembar per hari. Karena jika mematok target yang besar akan cenderung gagal. Jika sudah terbiasa maka otomatis akan menaikkan jumlahnya.

Mika, salah satu murid kelas Amanah


Kedua, temukan tempat habits. Kita harus menyisipkan habits baru pada habits yang sudah terbentuk. Misalnya “Saya akan membaca buku selepas shalat subuh, atau "Saya akan membaca buku sebelum tidur." Kuncinya adalah pada kata ‘setelah’. 

Ketiga, berlatihlah terus!. Awalnya seringkali lupa, maka buatlah pengingat dimana-mana tempat dimana kita biasa beraktifitas. Misal menempel pengingat habits di kamar tidur atau memasang reminder di handphone. Dan ingat untuk melakukan setiap hari.

Seringkali kita harus dipaksa melakukan sesuatu pada awalnya sebelum nanti akan menikmatinya. Kebiasaan akan terbentuk setelah kita melakukannya secara konsisten dan kontinyu minimal 30 hari tanpa ada satu haripun yang terlewat.

Agar melakukan sesuatu dengan penuh semangat, diperlukan pertanyaan yang akan memotivasi apa yang akan kita lakukan. “Why? What? How?”

Ibnu Syihab berkata, “Ilmu adalah gudang-gudang penyimpanan dan pertanyaan adalah kuncinya.”

‘Apa yang diinginkan’ menjadikan daya tarik, ‘kenapa dia harus berbuat’ merupakan daya dorong. Sebagai muslim kita tahu surat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah surat Al-‘Alaq  ayat 1-5. 

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq 1-5)

Dari terjemah surat Al-‘Alaq tersebut jelas bahwa perintah pertama adalah membaca. Membaca yang menjadikan kita mengenal Allah, sang pencipta seluruh alam semesta. Dengan mengenal Allah kita akan mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai makhluk ciptaannya. Dengan membaca kalamnya kita tahu perintah dan larangan-Nya. Dengan membaca ciptaan-Nya kita sadar akan kebesaran Allah Ta’ala. Dengan membaca pengetahuan, kita manjadi tahu apa yang tidak kita tahu sebelumnya. Dengan membaca akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT, yang dengannya semoga mengantarkan kita menuju surga-Nya. 


Oleh: Anik Maindra, SIP., Tenaga Kependidikan Perpustakaan SD IT Hidayatullah 


BACA JUGA PENGHAFAL AL-QUR'AN 

SD IT Hidayatullah Menjadi Tuan Rumah MTQ 2023 Tingkat Kapanewon Ngaglik

 


Rabu, 6 Shafar 1445 / 23 Agustus 2023 | Alhamdulillah ala kulli hal tahun ini SD IT Hidayatullah Yogyakarta ketempatan menjadi tuan rumah MTQ 2023 tingkat kapanewon Ngaglik, Sleman. 

Kegiatan MTQ ini diikuti oleh 40 sekolah dasar sekapanewon Ngaglik dan jumlah total peserta 288, dengan rincian peserta setiap lomba sebagai berikut:

MTQ 16 peserta 

MTtQ 43 peserta

MHQ 41 peserta

Adzan 36 peserta

Pidato 35 peserta

CCA 39 kelompok (3 orang)

Acara ini dibuka dengan sambutan kepala sekolah SD IT Hidayatullah, Ustadz Muhammad Haris dan wakil panewu Ngaglik, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars MTQ. 

Harapan kami terkait bidang agama peserta MTQ saat ini mampu mengimplentasikan ilmu yang sekarang dilombakan dalam kehidupan sehari- hari. Sehingga cita- cita dari masing- masing sekolah untuk mencetak generasi yang cerdas yang unggul dan berakhlakul karimah, tidak hanya cerdas secara ipteknya saja tapi juga imtaqnya. Akhir dari kegiatan ini semoga tidak hanya berhenti di sini tapi dapat diteruskan di satuan pendidikan masing-masing untuk terus memperdalam ilmu agamanya baik itu untuk lomba dan mempertahankan prestasi atau untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari- hari.”

Ucap Ibu Ismartiningsih, S.Pd. M.Pd selaku koordinator wilayah dan pengawas kapanewon Ngaglik saat Tim Humas SD IT Hidayatullah berkesempatan mewawancarai beliau. 

“Harapan generasi muda selanjutnya adalah generasi yang qur’ani yang mengamalkan nilai-nilai Al- Quran dalam kehidupan sehari- hari sehigga akan terwujud masyarakat, suatu bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Semoga kapanewon Ngaglik bisa menjuarai juara umum di kabupaten seperti di tahun sebelumnya, dan semoga bisa membawa nama baik ke tingkat provinsi bahkan nasional.”

Pun harapan disampaikan Bapak Drs. Munafirin, selaku pengawas PAI kapanewon Ngaglik. 

Setelah acara dibuka para peserta MTQ menuju ke ruang lomba masing- masing. Alhamdulillah secara umum kegiatan lomba MTQ berjalan lancar. 

Di akhir acara diumumkan para juara masing- masing cabang lomba dan juara umum. Alhamdulillah, untuk juara umum tahun ini jatuh kepada SD IT Salsabila. 








Dokumentasi MTQ 2023 lebih banyak KLIK 

Baca juga: Kalian Luar Biasa

Bagaimana Islam Berbicara Tentang Adab Guru dan Murid?

 




Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 110, “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia karena kamu menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, serta beriman kepada Allah.” 

Indonesia mempunyai banyak pulau dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Namun, bagaimana saat kita bicara tentang pendidikan? Akhir-akhir ini, banyak sekali fenomena yang sedang terjadi. Salah satunya guru yang di ketapel wali murid dan berakhir di pengadilan. 

Menjawab fenomena antara guru dan murid di era saat ini, adakalanya murid bersikap tidak baik kepada guru dan guru bersikap kurang makruf kepada murid. Orang tua mengacu pada UU pasal 7 tentang diskriminasi anak. Guru juga melegitimasi apa yang dilakukan murid, karena itu termasuk bagian dari pengajaran.

PP No. 74 Tahun 2008 pasal 39 ayat 1 menyebutkan bahwa, “Guru memiliki kebebasan memberikan hukuman kepada peserta didik yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan guru, peraturan di tingkat satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses pembelajaran yang berada di bawah kewenangannya. Sanksi tersebut dapat berupa teguran dan atau peringatan, baik lisan maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik sesuai kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.”

Peraturan ini muncul, karena sama-sama berangkat dari hak asasi manusia. Yang satu hak asasi anak. Yang satu hak asasi guru. Tapi faktanya, guru itu juga terdzalimi ketika menerapkan tata tertib di sekolah. Lantas, kenapa tata tertib itu dibuat? Kalau guru pun ketika sudah menerapkan peraturan, malah dilaporkan ke orang tua murid lantaran muridnya tidak terima dengan tata tertib itu?

Ya begitulah kalau peraturan itu dibuat oleh manusia. Agama sudah tidak lagi dijadikan sebagai standar dalam suatu perbuatan. Tujuan belajar mengajar itu supaya apa? Supaya “robbi zidni ‘ilma warzuqni fahma.” Supaya diberikan rizki ilmu dan pemahaman. Artinya, kita berharap dengan menuntut ilmu itu agar mendapatkan keberkahan dari Allah. 

Agar semuanya berbuah pahala dan berkah, tentu saja guru dan murid harus punya sikap. Sikap dalam memahami dimana posisi masing-masing. Kalau murid, berarti dia berhadapan dengan guru, tentu saja adab di dalam Islam sangat jelas, bagaimana adab seorang murid kepada guru.

Begitu pun juga adab guru kepada murid. Pertama, murid adalah orang yang lebih muda. Orang yang harusnya disayangi. Guru harus punya rasa tulus yang paling dalam. Guru harus ada penjiwaan untuk mendidik dalam dirinya. Bukan sekedar menjalankan profesi. Kalau sekedar itu, bisa jadi gurunya mudah terpancing emosi.

Kedua, menjadi guru itukan tujuannya mendidik dan mendidik itu butuh proses. Tidak serta merta ketika menghadapi anak nakal lantas dengan cara kekerasan. Jadi harus dengan cara yang bertahap. Bagaimana menasehati kemudian memberikan sanksi ke murid. Tapi sanksi yang masih dalam tanda kutip “layak”. 

Ketiga, menyelami jiwa anak. Artinya, anak yang nakal itu bisa jadi di rumah dalam kondisi yang kurang baik, kurang mendapat perhatian, anak yang broken home, yang memang mereka itu mencari perhatian dengan cara kenakalan seperti itu. 

Keempat, guru harus tau psikologis anak. Bagaimana cara mengatasi anak yang seperti itu. Tidak selamanya anak nakal itu sengaja ingin nakal. Bisa jadi ada latar belakang yang membuat dia melakukan Tindakan seperti itu. 

Oleh karena itu, dalam mengajar guru harus menjiwai penuh bahwa ini adalah aset amal jariyah ketika kita sudah tidak ada nanti. Masalahnya, proses pembelajaran saat ini tidak ada nuansa seperti itu. Karena, orang tua murid merasa membayar mahal di sekolah. Berharap anaknya mendapatkan hasil yang baik dari sekolah. Jadi memang sudah sangat materialistis. Maka dari itu, kedua belah pihak guru dan murid harusnya kembali pada bagaimana Islam menuntun pendidikan. 

Oleh: Nur Zaytun Hasanah, S.Pd, Guru di SD IT Hidayatullah Yogyakarta

Kalian Luar Biasa



Penghargaan yang setinggi tingganya untuk para penghafal Al Qu'ran, yang dengan rela mereka tinggalkan kesenangan dunia yang penuh dengan kesenangan semata.

Berlama lama dengan Al Qur'an membuat diri kita menjadi lebih tenang, sabar, dan masyaAllah berlipat lipat kenikmatan yang akan kita dapat. Peran  orang tua dan keteladanan yang diturunkan untuk para perjuangan hafidz/ah sangat berpengaruh besar dalam menggapi masa depannya. Lelah, letih, dan lesu terpancar dari raut mereka. 

Kalian luar biasa, Nak, dalam hati kecil ku menangis karena iri pada mereka di usia dini dengan mudah mereka menghafal dan rela mengorbankan waktnya untuk kesenangan duniawi dan di sisi lain ku berdoa semoga anak anak ku kelak bisa mengikuti jejaknya. MasyaAllah, Nak, semua atas ijin Allah, doa serta restu ayah bunda serta dukungan dan suportnya untuk kalian.

Ya Rabb, walau tak mengikuti jejak rekap setiap detiknya berdiri bulu kuduk membaca info dari rekan seperjuangan tentang perjuangan mereka dalam perjuangannya menghafal setiap huruf dalam rangkaian ayat ayat Nya dan hari ini tepatnya, Sabtu, 19 Agusus 2023 dari pukul 12.30 hingga 25 menit sebelum bekumandang adzan magrib mereka lulus dengan hasil terbaik dan bisa menyelesaikan ujian tahfidz sekali duduk 1 juz bahkan ada yang sekali duduk 5 juz.

MasyaAllah barokallah, Nak, semoga ayat- ayat Al Qur’an yang sudah dihafalkan senantiasa melekat sepanjang hayat. Impian dan cita cita mulia kalian ingin memberikan mahkota serta baju kebesaran untuk ayah dan bunda kalian di syurgaNya kelak membuat meleleh air mata ini yang tak bisa terbendung.

Ya Rabb, mudahkanlah anak anak hamba dalam menghafal ayat- ayatMu dan semoga dengan melafalkan tertanam didada dan jiwa mereka serta terpancar juga dalam setiap tutur kata dan budi pekertinya dalam kesehariannya.

Barokalllahufiikum sholih dan sholihah, Ayah Bunda untuk motifasi dukungan serta kerjasamnaaya dalam menjaga hafalan Ananda serta para asatidz/ah yang telah mengajarkan membimbing mereka hingga saat ini.

Semoga kita bisa berjumpa dan berkumpul di syurgaNya  kelak. Aamiin.


Oleh: Lasaufa Kurnia, Guru SD IT Hidayatullah 

Aku Berani Tampil



Kegiatan tahunan yang diadakan sekolah SD IT HIDAYATULLAH , sangat meriah dan anak anak pun antusias mengikuti acara dari A hingga Z. Lomba antar kelas untuk mencari bakat serta menggali potensi mereka  terbungkus dalam acara Haflatul Quran pada hari Jumat 18Agustus 2023. Dengan mengusung tema Mengisi Kemerdekaan dengan Mengamalkan Al Quran.

Rangkaian kegiatan sekolah dan lomba ajang pentas seni islami dari menyanyikan nasyid mars Pandu Hidayatullah versi setiap kelas, puitisasi terjemah ayat dari Al Quran, pildacil, MHQ, MTTQ, CCA, dan  adzan. Masing- masing kelas pasti ingin mempesembahkan penampilan yang terbaik mereka di hadapan para ustadz/ah teman seperjuangan dan pastinya di depan para orang tua tercinta. Acara ini bisa di saksikan secara offline dengan hadir di tempat acara dan online bagi yang belum bisa hadir di lokasi tetapi ingin menyimak penampilan putra putrinya dengan sambil beraktifitas di rumah ataupun dikantor.

Jangan salah ya penampilan pentas mereka pun disetting dengan berbeda ruangan, karna sekolah kita sejak dini sudah mengajarkan dengan menjaga hijab antara putra dan putri dalam belajar, bermain, dan beribadah.

Berani tampil di hadapan para asatidz/ah patut kita acungi jempol bagi mujahid mujahidah cilik kita. Dai/ah penerus perjuangan islam di muka bumi ini. Kegiatan yang di ikuti  kurang lebih 600 murid dari murid kelas 1 hingga kelas 6, tak lupa pementasan dari kelas amanah ( anak berkebutuhan khusus).

Keseruan dan semangat mereka menggetarkan seisi ruang acara, riuh dan sorak pendukung masing -masing kelas sangat beragam untuk memberikan dukungan kepada rekannya agar  tampil terbaik dihadapan guru, teman serta  adik kelas. Kostum dan hiasan / assesoris  pun tak ketinggalan mempercantik serta menambah kepedean mereka, tak lain kerjasama guru kelas, pendampingdan pastinya dari peran wali murid yang terbentuk dalam forum siahturahmi ( forsitu ) di setiap kelas. Mantab dan luar biasa kerja bagus para wali murid yang saling mendukung, melengkapi demi kesuksesan acara ini patut kita acungi jempolBarokallah Ayah dan Bunda teriring doa jazakumullah khoyran ahsanan jaza’.

Menang kalah itu hal yang wajarberani tampil di hadapan orang banyak itu suatu pelajaran berharga untuk anak seusia mereka. Dengan mengambil ibrah kebaikan agar bisa tampil yang terbaik dan maksimal di acara berikutnya ( bagi yang kalah ) serta bagi yang menang tidak boleh tinggi hati dan tetap isiqomah dalam hal kebaikan . 

MasyaAllah, Nak, teruslah berkreasi dan berkontribusi dalam berdakwah  menegakkan panji Islam.

Barakalallahufiikum jami’an


Oleh: Lasaufa Kurnia, Guru SD IT Hidayatullah

Dokumentasi Haflah putri klik 

Dokumentasi Haflah putra klik


Baca juga Nasehat