Ananda Salsabila Juara 1 Panahan Piala Bupati Magelang

Ananda Salsabila menerima trophy dan piagam kejuaraan

www.sdithidayatullah.net | Sleman (31/01/2017). Sebanyak 50 peserta panahan, mulai dari pra pemula hingga dewasa mengikuti kegiatan "Invitasi Panahan Bupati Cup Magelang" yang dilaksanakan pada hari Ahad, 29 Januari 2017 di Lapangan Panahan Gondangan Lor, Pakunden, Ngluwar, Magelang, Jawa Tengah.

Acara yang diikuti peserta dari umur 4 tahun hingga dewasa ini memperebutkan Piala Bupati Magelang Jawa Tengah.

Salah satu murid SDIT Hidayatullah, Ananda Salsabila Nadhifa Zahra, putri pasangan Bapak Rosyid Umar dan Ibu Yuyun, murid kelas 1B ini berhasil merebut juara pertama pada Kategori Pra Pemula Putri. Mbak Salsa ini adalah salah satu murid dari Archery Kids Sleman.

Archery Kids Sleman menjadi juara umum pada kegiatan tersebut dengan banyak merebut trophy di setiap katagori, seperti juara 1 Pra Pemula Putri oleh Salsabila, juara 1 Pra Pemula Putra oleh Ananda Ali, juara 1 jarak 15 meter putri, juara 1 jarak 15 meter putra, juara kelas SMP, dan juara 1 putra dewasa.

Para juara mulai dari TK - dewasa berpose bersama
"Juara itu bonus, sejatinya cuma pengin melanjutkan generasi yang bisa istikomah sampai akhir jaman. Termasuk memanah salah satu menghidupkan sunnah Nabi SAW." Tulis Ibunda Yuyun, ibu dari Ananda Salsabila dalam sebuah grup WA memberi motivasi kepada yang lain.

"Barakallah, semoga menjadi motivasi untuk giat berlatih dan kawan-kawan yang belum mengikuti." Tulis Bapak Subhan Birori, S.Ag., selaku kepala sekolah SDIT Hidayatullah, menyambut positif atas keberhasilan salah satu muridnya.

Rep. EMTE
Foto: Yuyun

Berbaktilah Kepada Orangtuamu, Nak!



www.sdithidayatullah.net | Senin (16/01/2017) Ustadz Untung Purnomo, S.Pd. dalam sebuah tausiyah pada kegiatan upacara hari Senin menyampaikan sebuah kisah yang inspiratif. 

Beliau bercerita bahwa disuatu kesempatan, ada seorang kakek yang sudah sangat renta diajak oleh anaknya makan di sebuah restoran sangat mewah. Di restoran itu tidak ada seorangpun yang membawa orang tua, hanya si pemuda tadi yang membawa kakek renta tersebut.

Orangtua itu makan dengan sangat lambat, kadang makanan yang hendak dimasukkan ke mulutnya tumpah mengotori lantai lestoran mewah tersebut. Terlihat orang-orang di sekelilingnya merasa jijik melihat pemandangan tersebut, ada juga yang merasa iba, dan adapula yang merasa terenyuh dengan pemandangan tersebut

Si kakek tersebut membutuhkan waktu yang begitu lama untuk menyelesaikan makanannya. Tapi pemuda yang membawanya selalu sabar menemami si kakek hingga ia selesai menyelesaikan makanan, bahkan mengantarnya ke kamar mandi untuk membersihkan kotoran yang menempel di tubuh si kakek tersebut.

Setelah selesai, barulah si pemuda mengajak kakek renta tadi hendak pulang. Tiba-tiba ia dicegah oleh pemilik restoran mewah tersebut. Si pemuda agak terkejut, ada apa gerangan sehingga saya dicegah oleh pemilik restoran? Begitu batinnya.

"Siapakah kakek ini, Bapak?" Begitu sapa pemilik restoran.
"Oh ini ayah saya, Pak. Adakah kesalahan kami?" Jawab dan tanya si pemuda tersebut.
"Tidak Bapak. Bapak dan Ayah Bapak tidak ada salah sama sekali," jawab pemilik restoran. "Justru kamu mau berterimakasih kepada, Bapak." Lanjutnya.

Si pemuda tadi menjadi keheranan, kok bisa si pemilik restoran mewah ini mau berterimakasih kepada saya? Saya kan tidak membantu apa-apa. 

"Kenapa, Bapak berterimakasih kepada kami? Padahal kami tidak berbuat apa-apa." Kata si pemuda tadi.

"Bapak telah mengajarkan kepada para pengunjung di restoran kami tentang arti berbakti kepada orang tua," Kata si pemilik restoran. "Tadi bapak bisa melihat sendiri, hanya Bapak yang bersedia membawa ayah, Bapak dengan segala kerepotannya. Jika Bapak dan ayah akan makan di restoran ini kembali, kami dengan sukerala akan menerimanya dan bahkan menggratiskannya." Lanjut si pemilik restoran.


"Kisah di atas menggambarkan kepada kita semua, bahwa hendaknya kita berbakti kepada orangtua kita." Begitu nasehat Ustad Untung Purnomo kepada ratusan murid SDIT Hidayatullah Yogyakarta. 

Karena Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam pernah bersabda “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak aku berbakti kepadanya?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab: “Ibumu.” Dia bertanya lagi; “Kemudian siapa?” Beliau menjawab: “Kemudian ayahmu.”

Mari hormati orangtua kita di rumah dan menghormati guru kita, selaku orangtua di sekolah. Salah satu cara menghormati mereka adalah dengan bertutur dan berbahasa kepada keduanya. Jika anak-anak tidak bisa berbahasa Jawa halus dengan baik, maka berkata-katalah dengan Bahasa Indonesia kepada mereka.

Rep. EMTE
Foto Doc SDIT Hidayatullah

Aksi Solidaritas untuk Aleppo di SDIT Hidayatullah Yogyakarta



www.sdithidayatullah.net | Masih dalam gelora cinta dan persaudaraan yang selalu membara; pagi ini (Rabu, 04/01/2017) ratusan siswa-siswi SDIT Hidayatullah Yogyakarta berkumpul di Aula lantai tiga gedung SDIT Hidayatullah dalam rangka penggalangan dana kemanusiaan untuk saudara-saudara seiman di Aleppo, Suriah.

Tangan mengepal kuat, lisan menggelegarkan takbir, namun mata dan hati menangis, tatkala menyaksikan betapa memprihatinkannya kondisi umat Muslim di Suriah, Aleppo. Mereka dikepung, dibantai, dihabisi, dibakar hidup-hidup, dibombardir dengan segala macam senjata tercanggih zaman kini, dibumi hanguskan, para wanita dirusak kehormatannya, para lelaki dipaksa menjadi Abdi mereka. Maka hati siapa yang tidak marah dan menangis..??!

Sepanjang orasi perjuangan yang disampaikan oleh Ustadz Abu Abdurrahman (salah seorang Relawan Sahabat Suriah), juga ketika sesi muhasabah oleh Sang Motivator, Ustadz Novi Afriadi; tak sedikit dari siswa-siswi cilik ini yang tersentuh jiwanya hingga airmata mengaburkan pandangan. Kepala menunduk bukan tanda tak berempati, atau mengantuk, tapi rasa-rasanya tidaklah sanggup menyaksikan keseluruhan potret keadaan yang terjadi di bumi Syam, di kota Aleppo tercinta.

Seakan kita yang menolong mereka di Aleppo, Suriah dengan sedekah kita.
Seakan kita yang membantu mereka.

Tapi pada hakikatnya, merekalah yang menolong kita dengan memberi kesempatan agar kita beramal shaleh dan membuka bagi kita jalan menuju syurga-Nya.
Mereka memperjuangkan kemuliaan Islam,
Memperjuangankan hak-hak kaum Muslimin yang dirampas oleh kaum Zhalim,
Memperjuangkan tegaknya kalimatullah di Bumi Syam..!
Bumi yang diberkati.

Ya, sesungguhnya merekalah yang membantu kita..
Tapi jangan pula dilupakan;
Kehadiran kita di sini,
Keberadaan kita di sisi mereka,
Adalah bukti bahwa kita bukanlah muslim yang abai, cuek, dan tidak perduli terhadap kondisi saudaranya yang lain.

Sebab telah dikatakan dalam hadits Rasul-Nya,
مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ، وَتَعَاطُفِهِمْ، وَتَرَاحُمِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ، إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi, seumpama tubuh, jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan susah tidur atau merasakan demam.” [HR. Muslim]

Keikutsertaan dalam membantu mereka, adalah bukti masih adanya sejumput iman dalam dada-dada kita.  Menjadi bukti bahwa kita masih memiliki segumpal daging dalam jasad yang dinamai "hati".

Adapun jika apa yang telah diperbuat untuk mereka,
Disisihkan bagi mereka,

Doa-doa yang dikirimkan dalam setiap shalat demi keselamatan mereka__itu bernilai kebaikan, ridha dan pahala di sisi Allah;

Maka nikmat manakah yang engkau dustakan?

Betapa Allah memudahkan jalan keridhaannya untuk kita..
Yaa Allah, saksikanlah, bahwa kami adalah Muslim.

Saksikanlah disini kami telah menautkan hati, melayangkan doa, sepenuh jiwa yang kerdil ini.
Yaa Rahmaan, yaa Rahiim..

Hanya Engkau lah yang kuasa melimpahkan keamanan kepada saudara-saudara kami di Aleppo, Suriah.
Di Palestina, Etnis Rohingya di Myanmar, di Afghanistan, di Yaman, di Mesir.
Di setiap sudut bumi-Mu yang luas ini.
Di setiap zaman, kini maupun yang akan datang.
Tolonglah mereka semua, yaa Rabbii..
Tolonglah saudara-saudara kami yang tertindas, terluka, teraniaya..
Dengan kuasa-Mu pula,
Kehancuran para musuh Islam menjadi sangat mungkin dan mudah. Niscaya.
Hancurkan mereka yaa Allaah..
Cabik mereka, musnahkan mereka. Cerai berikan kekuatan mereka. Lemahkan tipu muslihat mereka. Rapuhkan kepercayaan diri mereka.
Di dunia ini mereka akan binasa, ataukah kelak di akhirat. Kami percaya pada segenap janji-Mu.
Allaahumma dammirhum, Allaahumma dammirhum tadmiiraa..
Allaahumma 'alaika bihim!

Ampuni kami atas ketidakberdayaan kami, dan tetapkan lah hati-hati kami atas Agama-Mu, Islam yang mulia ini.

Sementara itu, dalam laporan yang disebarkan oleh Humas SDIT Hidayatullah Yogyakarta, bahwa Aksi Solidaritas untuk anak-anak Aleppo Suriah, di SDIT Hidayatullah Yogyakarta menghasilkan infak sebagai berikut :
✅ Rp 19,388,500,-
✅ 40 dollar Singapore
✅ Koin 200 (Yuan)
✅ Koin 15 Cent (Euro)

Dana yg terkumpul akan disalurkan melalui LSM Sahabat Suriah.

Terimakasih atas partisipasi murid-murid, orangtua/wali murid, dan guru-pegawai SDIT Hidayatullah. Semoga Allah Ta'ala membalas kebaikan Panjenengan semua. Kami masih membuka infak/sedekah dari Panjenengan semua. Demikian sebagaimana broadcasting yang disebarkan oleh Humas SDIT Hidayatullah Yogyakarta.

Rep. dan Foto : Roidatun Nahdhah

Kajian dan Pembagian Raport di SDIT Hidayatullah


www.sdithidayatullah.net | Sabtu (17/12/2016) SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta membagikan raport hasil belajar kepada orangtua/wali murid. Sebelumnya diadakan kajian tentang keislaman yang disampaikan oleh Ustadz Luqman Hakim, Lc. Beliau adalah dosen Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan yang sedang menempuh jenjang S2 di Kota Yogyakarta.


Dalam pembukaan kajian keislaman, Ustadz Luqman mengawali dengan sebuah hadits, Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.” (HR Muslim).

"Kita di akhirat, akan bersama orang-orang yang kita cintai." Begitu salah satu untaian kata Ustadz Luqman Hakim kepada para hadirin.

Ustadz lulusan Sudan ini juga menyampaikan bahwa, jangan sampai kita menjadi orang yang bangkrut, ketika kita pulang ke negeri akhirat dengan membawa bekal pahala yang sangat banyak, tetapi kita juga membawa amalan-amalan buruk akibat mencaci-maki manusia, sehingga amalan kita habis untuk menebus keburukkan kita. Begitu kurang lebih Ustadz Luqman menyampaikan kepada ratusan orangtua/wali murid SDIT Hidayatullah. 

Ustadz Luqman mempertegas, Imam Hasan Basri pernah menyampaikan "Seandainya aku ini mau menghibah seseorang, maka aku ingin menghibah ibuku. Kenapa? Karena ia ingin memberikan pahala kepada ibunya."Begitu tegas Ustad Luqman. 

"Karena orang yang mencaci maki, hakikatnya memberikan pahala kepada orang yang dicacimaki."  Lanjut Beliau.

Masih banyak hal-hal yang tidak bisa dituliskan di sini.

Penerimaan raport ini sebagai wujud laporan perkembangan belajar selama satu semester sekolah kepada orangtua. 

Setelah penerimaan raport ini, maka murid SDIT Hidayatullah libur semester sekitar 2 pekan dan akan masuk kembali pada Senin, 2 Januari 2017.

Dalam penerimaan raport ini juga SDIT Hidayatullah juga menyelenggarakan kegiatan penggalangan dana kepada Orangtua/Wali Murid yang diperuntukkan kepada korban gempa Aceh, Aleppo, dan Rohingya bekerjasama dengan BMH Jogja, Muslimat Hidayatullah Sleman, Dewan Pimpinan Daerah Hidayatullah Sleman. 

Rep. EMTE

Penerimaan Murid Baru SDIT Hidayatullah.
Kontak Person Rifki 081234599789, Thorif 087738219070
Atau KLIK DI SINI

Lowongan Guru SDIT Hidayatullah


Dibutuhkan Segera 

> 2 Guru Al-Quran
> 1 Guru Kelas
 
Untuk SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta

Syarat :
1.    Laki-laki Muslim
2.    Pendidikan S1 sesuai jurusan
3.    Berakhlak terpuji dan berpenampilan sesuai syariat Islam
4.    Mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
5.    Tidak merokok
6.    Berdedikasi tinggi

Kirim berkas lamaran Anda ke :
SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta
Jl. Palagan Tentara Pelajar KM 14,5 Balong, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, DIY 55581


Paling lambat Senin, 19 Desember 2016

Kontak Person : Untung 087838236137, Thorif 087738219070

Bagi pendaftar yang memenuhi syarat akan dipanggil melalui SMS/WA
Waktu dan tempat seleksi akan disampaikan selanjutnya.

by Admin

Ujian Akhir Semester di SDIT Hidayatullah



www.sdithidayatullah.net | Rabu (23/11/2016) Ujian Akhir Semester (UAS) atau istilah lain di Kabupaten Sleman adalah Tes Kendali Mutu (TKM) SDIT Hidayatullah akan dilaksanakan selama 2 pekan, yaitu mulai dari tanggal 28 November sampai dengan 9 Desember 2016.

"UAS Tahun Ajaran ada sedikit perbedaan, untuk kelas 1, 2, 4, dan 6 dikoreksi oleh sekolah secara mandiri, sedangkan untuk kelas 3 dan 5 dalam mengerjakan UAS menggunakan Lembar Jawab Komputer (LJK) dan akan dikoreksi oleh dinas pendidikan setempat." Begitu kata Ustadzah Norhikmah, selaku Kepala Bagian Kurikulum dan Pengajaran menjelaskan dalam sebuah rapat koordinasi.

Khusus untuk kelas 3 dan 5, yang biasanya hari Sabtu kegiatan di rumah, pada saat UAS, 2 kelas tersebut harus masuk. "Karena menyesuaikan dengan jadwal dinas dan LJK harus dikumpulkan hari itu juga." Begitu penjelasan Ustadz Subhan Birori, selaku kepala sekolah dalam rapat koordinasi.
 
Oleh sebab itu untuk kelas 3 dan 5 ini ada alat-alat tulis yang harus dibawa ketika mengerjakan UAS, di antaranya jenis pensil 2B, papan alas untuk mengerjakan soal, dan perlengkapan tulis lainnya yang dibutuhkan.

Selama UAS, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan mulai pukul 07.15 wib sampai dengan pukul 13.00 wib dan kegiatan pengembangan diri diliburkan. 

Semoga Allah memudahkan segala urusan kita semua.


Untuk Jadwal UAS bisa DOWNLOAD DI SINI

Informasi Murid Baru SDIT Hidayatullah :
1. Rifki 081234599789
2. Thorif 087738219070

Rep. EMTE
Foto Dokumen

Puskesmas Ngaglik 2 Imunisasi Murid SDIT Hidayatullah

Imunisasi di SDIT Hidayatullah
www.sdithidayatullah.net | Senin (21/11/2016) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, melalui Puskesmas Ngaglik 2 menyelenggarakan imunisasi untuk anak sekolah di SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta. Imunisasi di sekolah ini dijadwalkan selama 2 hari, yaitu hari Senin dan Selasa, 21 dan 22 November 2016 ini.


Ada yang menangis

Imunisasi untuk murid SD kelas 1, 2, dan 3 ini adalah jenis imunisasi Difteri Tetanus (DT) dan Tetanus Difteri (TD). Tidak sedikit anak-anak yang takut dan menangis ketika di suntik.

Bapak Heru Sutopo, Kesra Kabupaten Sleman di terima Kepala Sekolah dan Pengurus Yayasan As-Sakinah

Sebagai bentuk perhatian akan pentingnya imunisasi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman juga mengajak salah satu pejabat eselon Kabupaten Sleman, yaitu Bapak Heri Sutopo, selaku Kesra Kabupaten Sleman untuk mengecek kondisi imunisasi di SDIT Hidayatullah.

Bapak Heri Sutopo (tengah) berpose dengan Kepala Sekolah SDIT Hidayatullah

Mari sukseskan bulan imunisasi anak sekolah dengan melakukan imunisasi kepada anak-anak usia sekolah.

Rep. EMTE
Foto Subhan Birori


Berkas Formulir dan Biaya Masuk Murid Baru SDIT Hidayatullah Tahun Ajaran 2017/2018

Penitipan Murid Baru SDIT Hidayatullah Tahun Ajaran 2017/2018 sudah kami buka.

Bagi orangtua/Wali Murid yang hendak menitipkan putra/putrinya bisa mengambil formulir di kantor SDIT Hidayatullah pada jam kerja.

Bagi Orangtua/Wali Murid yang hendak mengunduh formulir dan rincian biaya masuk bisa download pada link di bawah ini :


BERIKUT KAMI SAMPAIKAN BERKAS PESERTA DIDIK BARU TAHUN AJARAN 2017/2018 :

1. FORMULIR MURID BARU 2017/2018


2. RINCIAN BIAYA PENDIDIKAN 2017/2018

Silahkan berkas formulir yang telah diisi bisa diemail ke sdithidayatullahsleman@hidayatullah.or.id

Informasi Pendaftaran Bisa Hubungi:
1. Muhammad Rifki Saputra 081234599789
2. Mahmud Thorif 087738219070



Pelajaran tentang Kejeniusan Mozart


Oleh: Mohammad Fauzil Adhim


Pagi sudah mendekati siang, tetapi Wien atau Vienna (kita mengenalnya dengan Wina) masih diselimuti hembusan angin yang dingin. Suhu yang mencapai 10 derajat celcius, tidak mengurungkan niat orang untuk menelusuri jalanan Wina. Para kusir andong, laki-laki maupun perempuan tetap bersemangat menunggu penumpang di sekitar St. Stephen’s Cathedral. Gereja Katedral tertua di Wina yang lebih dikenal dengan sebutan Stephen’s Dom itu sekarang lebih banyak menjadi obyek wisata.

Tepat di samping Stephen’s Dom terdapat sebuah lorong kecil (gasse menurut istilah di Wina), Domgasse namanya, yang membawa kita ke sebuah bangunan bernama Mozart Haus. Ini memang tempat tinggal Wolfgang Amadeus Mozart setelah pindah dari kota kelahirannya di Salzburg, sebuah kota pegunungan yang indah di Austria. Mozart yang memiliki nama baptis Johannes Chrysostomus Wolfgangus Theophilus Mozart banyak dikaitkan oleh para trainer maupun pembicara seminar tentang parenting dengan kecerdasan luar biasa pada diri anak. 
Beredar banyak rumor bahwa memperdengarkan musik Mozart pada bayi sejak dalam kandungan maupun baru lahir, menjadikan anak jenius. Begitu banyak yang percaya sehingga sempat terjadi ledakan gairah di negeri kita untuk memperdengarkan musik Mozart kepada anak kecil, khususnya bayi. Mereka berharap anak-anaknya berkembang menjadi jenius besar. Bahkan tak sedikit yang yakin bahwa memperdengarkan musik Mozart menjadikan anak memiliki kecerdasan matematika yang luar biasa, sesuatu yang sebenarnya cukup ganjil. Bagaimana mungkin memperdengarkan musik dari orang yang bukan jago matematika dapat menyebabkan anak hebat matematikanya? Tetapi apa pun itu, banyak anggapan yang berkembang, lengkap dengan berbagai buku yang kerapkali juga tidak jelas basis risetnya.

Karena itu, ketika menginjakkan kaki di Wina, yang pertama kali saya tanyakan adalah apakah praktek semacam itu –yakni memperdengarkan musik Mozart kepada bayi—dikenal sebagai metode melejitkan kemampuan anak dan banyak dilakukan oleh orang-orang Austria? Mestinya jika itu benar, tentulah orang sebangsanya, paling tidak para tetangga Mozart Haus, banyak melakukannya. Tetapi sebagaimana saya pelajari dalam berbagai literatur, mereka tidak menjadikan musik Mozart sebagai metode melejitkan potensi anak, tidak pulah memilihnya sebagai teknik untuk menimbulkan ketenangan pada diri anak. Mereka menghargai Mozart sebagai composer, tetapi bukan menjadikan sebagai metode mendidik anak sebagaimana diyakini oleh sejumlah orangtua di negeri kita. Seorang perawat asal Indonesia yang sudah lebih dari 20 tahun tinggal di Austria menuturkan, bahwa di negeri asal Hitler itu sama sekali tidak ada seruan, kampanye maupun gerakan untuk memperdengarkan musik klasik bagi anak-anak. Seandainya bagus dan didukung bukti riset, tentulah Austria sudah melaksanakan lebih dulu.


Mozart memang seorang komposer cemerlang. Tak sedikit yang takjub dengan aransemen gubahannya. Apalagi Mozart sering berpura-pura mendapatkan ide aransemen musik secara tiba-tiba dan langsung menghasilkan komposisi sempurna hanya dalam waktu beberapa saat saja. Sekali dapat ide, langsung jadi komposisi yang hebat. Di kemudian hari, setelah Mozart meninggal, barulah diketahui dari ruang kerjanya bahwa “komposisi tiba-tiba yang jenius” itu merupakan hasil dari proses panjang yang memerlukan serangkaian revisi, uji coba, latihan dan penyusunan ulang. Mozart berpura-pura menampakkan diri sebagai sosok brilian demi menyenangkan Sang Ayah, Leopold Mozart, seorang pemusik dan guru piano. Sebagaimana ditulis oleh Andrew Robinson dalam buku Sudden Genius?: The Gradual Path to Creative Breakthrough (Oxford University Press, 2013), Mozart memperoleh pendidikan yang sangat keras dan selama dua puluh tahun harus berlatih musik secara ketat, disiplin tinggi dengan durasi panjang, langsung di bawah tempaan ayahnya: Leopold Mozart. Ia mendapat tuntutan kemampuan bermusik sangat tinggi dari orangtuanya.

“Aku hanya memiliki satu permintaan,” tulis Mozart dengan nada sedih pada akhir tahun 1777, saat usianya mendekati 22 tahun, “yaitu, janganlah terlalu berprasangka buruk tentang diriku.” Ini merupakan tulisan Mozart tentang bapaknya. Sebuah tulisan yang menyedihkan.

Geoff Colvin menulis dalam bukunya yang bertajuk Talent is Overrated: What Really Separates World-Class Performers from Everybody Else (Portfolio, 2008) bahwa berdasarkan berbagai data, Mozart mencapai kemampuan luar biasa dalam menghasilkan komposisi musik bukanlah terutama karena soal bakat, tetapi latihan yang keras secara terus menerus dalam waktu sangat panjang. Dalam kasus Mozart bahkan ia digembleng sejak kecil hingga usianya sekitar 20 tahun melalui proses latihan tak kenal lelah dan cenderung menegangkan. Maka, sangat mengherankan jika ingin menjadi jenius dalam bidang musik, menjadi hebat sebagaimana diperagakan oleh Mozart yang kerap mempertontonkan keajaiban berupa ide mendadak yang langsung menjadi gubahan memukau dalam waktu beberapa menit saja, hanya dengan mendengarkan musiknya Mozart. Padahal “keajaiban” yang diperlihatkan Mozart itu bahkan ada yang memerlukan waktu lebih dari 1 tahun proses penggubahannya hingga menjadi komposisi akhir. Keanehan itu lebih sulit lagi kita pahami manakala orang memperdengarkan musik Mozart agar anaknya jenius dalam bidang selain musik.
Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kehebatannya menghasilkan komposisi musik, kritikus New Yorker, Alex Ross menyimpulkan dari berbagai riset tentang Mozart, “Ambitious parents who are currently playing the “Baby Mozart” video for their toddlers may be disappointed to learn that Mozart became Mozart by working furiously hard. Para orangtua ambisius yang sekarang sedang memperdengarkan video “Baby Mozart” bagi anak-anak kecilnya mungkin akan segera kecewa ketika mempelajari bahwa Mozart menjadi seorang Mozart melalui kerja yang luar biasa keras.”


Kerja keras. Disiplin. Inilah yang mengantarkan Mozart menjadi seorang Mozart. Ini pula keterangan yang saya dapatkan tentang bagaimana anak-anak Austria, negerinya Mozart, dididik. Banyak tempat menarik di Austria, tetapi hanya Mozart Haus (Rumah Mozart) yang saya mengharuskan diri mengunjunginya. Rumah di sebuah gang sempit lingkungan Stephen’s Dom perlu saya datangi langsung untuk memperoleh gambaran secara langsung, selain meminta informasi dan menggali kajian tentang Mozart dari sejumlah orang.
Nah, masihkah kita mengharapkan keajaiban dengan bersibuk memperdengarkan komposisi Mozart seolah mampu melejitkan potensi anak dan menghadirkan ketenangan pada diri anak? Sudah banyak buku yang ditulis berdasarkan untuk menunjukkan bahwa semua cerita tentang keajaiban yang tiba-tiba dari memperdengarkan Mozart adalah mitos semata, sebagaimana anggapan bahwa Mozart menjadi hebat dengan sekali menggubah juga merupakan mitos.

Tidakkah cukup bagi kita untuk menempa anak-anak kita agar bersungguh-sungguh terhadap hal-hal yang bermanfaat baginya? Inilah yang dapat mengantarkan anak pada kebaikan. 

Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلا تَعْجِزَنَّ , وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَذَا لَكَانَ كَذَا وَ كَذَا , وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللهِ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ , فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

“Bersungguh-sungguhlah dalam hal-hal yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusan), serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Jika kamu tertimpa sesuatu (kegagalan), maka janganlah kamu mengatakan, ‘seandainya aku berbuat demikian, pastilah tidak akan begini atau begitu’. Tetapi katakanlah, ‘ini telah ditakdirkan oleh Allah dan Allah berbuat sesuai dengan apa yang dikehendaki’. Karena sesungguhnya perkataan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan setan.” (HR. Muslim).

Nah.

Sumber : Facebook Mohammad Fauzil Adhim

5S untuk Semua




www.sdithidayatullah.net | Senin (24/10/2016) dalam kesempatan upacara bendera hari Senin, Ustadz Muhammad Haris, selaku Koordinator Tim Al Quran SDIT Hidayatullah, yang menjadi pembina acara menyampaikan sebuah hikmah.

"Anak-anak tahu apa itu 5S?" Begitu tanya Beliau kepada ratusan murid SDIT Hidayatullah.

Bergemuruh, ratusan anak-anak menjawabnya.

"5S adalah senyum, salam, sapa, sopan, dan santun," begitu lanjut Ustadz Haris. 

Ustadz Haris juga berkisah, "Pernah suatu hari, Rasulullah sedang duduk bersama-sama dengan sahabat Beliau. Ada yang datang dan mengucapkan 'assalamu'alaikum'," Tentulah para sahabat menjawabnya, dan Rasullah berkata sepuluh. Datanglah orang kedua dan menucapkan 'assalamu'alaikum warahmatullah', lalu Rasulullah berkata duapuluh, dan datang orang yang ketiga dengan mengucapkan 'assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh', lalu Rasulullah SAW berkata tiga puluh."

Beliau juga mengingatkan kepada seluruh murid SDIT Hidayatullah, hendaknya menjaga kebersihan di kamar mandi, "Jangan sampai meninggalkan kotoran di kamar mandi sehingga membuat orang lain tidak merasa nyaman memakainya." Begitu kurang lebih nasehat Ustadz yang masih lajang ini.

Rep EMTE
Foto: dokumen SDIT Hidayatullah

Jundi, Santri Hidayatullah Yogyakarta Wisuda S1 di Mesir

www.sdithidayatullah.net | Jumat (21/10/2016) Segala puji hanya bagi Allah Subhanahu Wa Taala, salah satu santri Hidayatullah cabang Yogyakarta, Joni Iskandar, atau yang lebih familier dipanggil Jundi telah menyelesaikan studinya di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir.
Jundi bersama santri Hidayatullah lainnya di Mesir

Dalam sebuah grup WA, Mas Jundi menulis : Alhamdulillah yaa Rabb. Hari ini, Kamis 20 Oktober 2016 adalah hari yang sangat spesial yang Engkau anugerahkan kepada hamba. Setelah sekian lama tertatih-tatih, akhirnya kemurahan dan keajaiban itu Engkau berikan kepada hamba.
Jundi bersama santri Hidayatullah lainnya di Mesir

Alhamdulillah dengan kemudahan yang diberikan Allah, saya berhasil menempuh jenjang pendidikan S1 di Universitas Al Azhar Kairo dengan lancar dan wisuda tahun ini (2016).

Tak lupa saya haturkan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyak kepada seluruh pihak yang telah dan terus membantu saya, baik secara materi maupun imateri yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terkhusus kepada sang ibu tercinta yang terus-menerus memanjatkan do'anya untuk keberhasilan anaknya.

Semoga Allah membalas semua kebaikan antum dengan kebaikan yang jauh lebih baik lagi. Dan semoga saya bisa memberikan manfaat dengan apa yang saya bisa dan punya. Bermanfaat untuk pribadi, keluarga, umat, agama dan bangsa. Aamiin.

Jazaakumullahu khairan ana haturkan kepada seluruh Asatidz di pondok (Pesantren Hidayatullah, Red.) atas do'a, bantuan dan bimbingannya untuk ana. Baarakallaahu fiikum ajma'iin.

Tasyakuran sederhana atas lulusnya Jundi, Kairo Mesir

Ustadz Abu Abdurrahman, menuliskan dalam grup yang sama "Tahniah atas wisudanya anakku, Ustadz Jundi J. Iskandar, Lc di Kairo, Mesir. Congrat, selamat, barokallah fiih. Semoga 'ilmunya manfaat dan menambah daya dukung perjuangan kita." Begitu Tulis Sekjen, Dewan Pimpinan Wilayah Hidayatullah DIY Jawa Tengah Bagian Selatan ini.

Prosesi Wisuda Jundi di Kairo Mesir

Rep. EMTE
Foto: Jundi J. Iskandar

Rihlah Kelas Atas SDIT Hidayatullah 2016

Foto Rihlah di Museum Dirgantara Jogja

www.sdithidayatullah.net | Rabu (19/10/2016), setelah kelas bawah, yaitu kelas 1, 2, dan 3 SDIT Hidayatullah di semester pertama pada tahun ajaran 2016/2017 melaksanakan Outbound for Kids, insyaAllah pada semester ini juga akan dilaksanakan RIHLAH untuk kelas 4, 5, dan 6.

Baca : Outbound Kelas Bawah SDIT Hidayatullah
Rihlah adalah salah satu kegiatan pembelajaran di luar kelas SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta dan dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Tahun ini dilaksanakan berselang-seling dengan kelas bawah antara kegiatan outbound dan rihlah.

Menurut kalender pendidikan, rihlah ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 22 Oktober 2016. "Untuk kepastiannya, nanti tunggu saja surat edaran dari sekolah. Kapan pelaksanaannya dan ke mana lokasi tujuannya." Begitu kata Ustadz Untung Purnomo, S.Pd. selaku yang ditunjuk sebagai Ketua Panitia Rihlah pada tahun ini.

Nah untuk menunjang kegiatan pembelajaran di luar kelas ini, dibutuhkan kerjasama dari semua orangtua/wali murid SDIT Hidayatullah, khususnya dalam hal pembiayaan. Karena memang anggaran sekolah tidak bisa mengcover kegiatan ini.

Tunggu ya anak-anakku, kapan dan ke mana kita rihlah... !

----

Berita Up Date:
Alhamdulillah, setelah dimusyawarahkan dan dengan berbagai pertimbangan, maka diputuskan bahwa Rihlah Kelas Aatas SDIT Hidayatullah akan dilaksanakan pada Rabu, 26 Oktober 2016 atau diundur dari yang tertera di dalam kalender pendidikan. Adapun tujuan rihlah adalah Museum Akmil dan Taman Kyai Langgeng di daerah Magelang Jawa Tengah.
Informasi lebih lengkap, InsyaAllah akan ada surat edaran dari sekolah

Rep. EMTE

Pandu Festival: Siapkan Generasi untuk Kebangkitan Islam




www.sdithidayatullah.net | Sabtu, (8/10/2016) kemarin tidak seperti biasanya. Terlihat tenda dan panggung utama sudah berada dihalaman asrama  utama santri Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. 

Suara nasyid yang bergema memecah suasana pada pagi hari itu.   Tepat jam 08.00 semua santri sudah siap mengikuti acara. Dan para asatidz Ma’had Hidayatullah Yogyakarta turut hadir dalam acara tersebut.

Itulah gelaran Pandu Festival Day (PFD), acara pelantikan pengurus Gerakan Pandu Hidayatullah (GPH) masa bakti 2016/2017 dan  penyerahan jabatan pengurus Gerakan Pandu Hidayatullah (GPH) masa bakti 2015/2016 Cabang Yogyakarta.

Acara PFD ke-3 ini resmi dibuka oleh Ustad Syakir Syafi’i selaku Mudir Ma’had.
“Gerakan Pandu Hidayatullah didirikan untuk menyiapkan generasi Islam untuk menyongsong kebangkitan Islam,’’ ujar Ustad Syarif Daryono  yang juga Kepala Madrasah.
Berbagai rangkaian acara yang melibatkan para santri, ini juga menyuguhkan pentas Nasyid, seni bela diri, pidato 3 bahasa; Arab, Inggris dan Indonesia, dan teater santri.

Ba’dah Isya’ rangkaian acara berlangsung dengan menghadirkan tausyiah umum oleh Ustad Fathurrahman, Mudir Ma’had Nurul Iman Solo bertema, “Peran Pemuda Menyongsong Kebangkitan Akhir Zaman’’ serta pemutaran film pendek hasil karya santri persembahan pengurus GPH.

“Alhamdulillah acara ini bisa berakhir sukses,  semoga acara PFD ini mampu meningkatkan dan mengembangkan ide-ide  para santri dalam berkreatifitas terkushus para pengurus GPH supaya sudah mempersiapkan matang dijauh-juah hari agar bisa lebih bagus dan sukses,” pesan Aggung Prakuswo,  Ketua Acara.*/kiriman Bambang (Yogyakarta)


Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar