|
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh teman-teman. Kenalkan namaku Abdullah, murid kelas 5 SDIT Hidayatullah Yogyakarta. Sekarang sedang musim hujan. Saat pulang aku selalu kehujanan, jadi aku selalu basah kuyup sampai di rumah. Namun, kadang aku malas untuk cuci kaki karena kuanggap sudah tercuci oleh air hujan. Ayah ibuku selalu mengingatkanku untuk selalu cuci tangan dan kaki setelah pergi. Tetapi kadang aku malas melaksanakannya.
Suatu hari kakiku sakit karena air hujan karena air hujan yang kotor terkena di kakiku. Saat itu tidak terlalu sakit karena lukanya tidak terlalu parah dan masih bisa diobati dengan salep. Tetapi beberapa hari kemudian, luka dikakiku tambah parah karena tambah lebar dan bernanah. Parahnya lagi kakiku yang luka dan bernanah terjadi pada kaki kanan dan kiriku.
Karena luka dikakiku tambah lebar akhirnya luka di kakiku dirawat oleh ayahku. Ayahku memberi salep dan obat untuk merawat luka. Ternyata semakin hari lukaku malah semakin melebar dan tambah bernanah. Akhirnya ayahku membersihkan luka di kakiku dengan alat yang biasa ayahku gunakan untuk merawat pasien. Rasanya sakit sekali saat luka dikakiku dibersihkan, alat yang digunakan rasanya seperti tajam sehingga terasa sakit sekali, “Aduh… aduh... duh…!” teriakku saat ayahku membersihkan nanah di kakiku.
Ayahku berkata ”Nah... Inilah kalau tidak menurut ayah sama ibu bilang. Kan Abdullah sudah dibilangin kalau habis bepergian harus cuci tangan dan cuci kaki. Apalagi habis kehujanan ...”
Ternyata tidak enak sekali kalau dua kaki sakit semua, harus diperban lagi. Pakai sandal sakit, apalagi pakai sepatu jadi tambah sakit. Akhirnya aku harus izin tidak masuk sekolah juga karena kakiku sakit. Ayahku bilang kalau tidak sembuh-sembuh harus periksa ke dokter. Aku takut kalau harus ke dokter, takut kalau harus disuntik.
Waktu masuk sekolah teman-temanku banyak yang tanya, “Ab kenapa kakimu?”. Aku jawab saja kakiku sakit. Malu rasanya kaki kanan dan kiri harus diperban.
Akhirnya setelah beberapa hari kakiku mulai sembuh. Sakitnya berkurang dan tidak bernanah lagi. Untung ayahku merawat tiap hari dengan dibersihkan dan diberi salep. Terima kasih ayah. Rasanya senang sekali ketika kakiku sudah tidak diperban lagi. Aku berjanji akan selalu menjaga kebersihan dan menurut apa yang ayah ibuku bilang.
Seperti hadis riwayat Muslim: kebersihan itu sebagian dari iman. Kita harus senantiasa menjaga kebersihan agar tidak sakit seperti aku. Demikian teman-teman cerita tentang pengalamanku karena tidak menurut apa yang ayah ibuku bilang untuk selalu cuci kaki setelah bepergian dan kehujanan. Semoga kalian semua senantiasa menjaga kebersihan agar terhindar dari sakit. Salam sehat!
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh