*Sebuah kajian hadits*
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Seorang yang bernama Juraij sedang salat
di sebuah tempat peribadatan, lalu datanglah ibunya memanggil. (Kata Humaid:
Abu Rafi` pernah menerangkan kepadaku bagaimana Abu Hurairah ra. menirukan gaya
ibu Juraij memanggil anaknya itu, sebagaimana yang dia dapatkan dari Rasulullah
saw. yaitu dengan meletakkan tapak tangan di atas alis matanya dan mengangkat
kepala ke arah Juraij untuk menyapa.) Lalu ibunya berkata: Hai Juraij, aku
ibumu, bicaralah denganku !
Kebetulan
perempuan itu mendapati anaknya sedang melaksanakan salat. Saat itu Juraij
berkata kepada diri sendiri di tengah keraguan: Ya Tuhan! Ibuku ataukah
salatku. Kemudian Juraij memilih meneruskan salatnya. Maka pulanglah perempuan
tersebut. Tidak berapa lama perempuan itu kembali lagi untuk yang kedua kali.
Ia memanggil: Hai Juraij, aku ibumu, bicaralah denganku! Kembali Juraij
bertanya kepada dirinya sendiri: Ya Tuhan! Ibuku atau salatku.
Lagi-lagi
dia lebih memilih meneruskan salatnya. Karena kecewa, akhirnya perempuan itu
berkata: Ya Tuhan! Sesungguhnya Juraij ini adalah anakku, aku sudah
memanggilnya berulang kali, namun ternyata dia enggan menjawabku. Ya Tuhan!
Janganlah engkau mematikan dia sebelum Engkau perlihatkan kepadanya
perempuan-perempuan pelacur. Dia berkata: Seandainya wanita itu memohon bencana
fitnah atas diri Juraij niscaya ia akan mendapat fitnah.
Suatu
hari seorang penggembala kambing berteduh di tempat peribadatan Juraij.
Tiba-tiba muncullah seorang perempuan dari sebuah desa kemudian berzinalah
penggembala kambing itu dengannya, sehingga hamil dan melahirkan seorang anak
lelaki. Ketika ditanya oleh orang-orang: Anak dari siapakah ini? Perempuan itu
menjawab: Anak penghuni tempat peribadatan ini. Orang-orang lalu
berbondong-bondong mendatangi Juraij. Mereka membawa kapak dan linggis. Mereka
berteriak-teriak memanggil Juraij dan kebetulan mereka menemukan Juraij di
tengah salat.
Tentu
saja Juraij tidak menjawab panggilan mereka. Akhirnya mulailah mereka
merobohkan tempat ibadahnya. Melihat hal itu Juraij keluar menemui mereka.
Mereka bertanya kepada Juraij: Tanyakan kepada perempuan ini! Juraij tersenyum
kemudian mengusap kepala anak tersebut dan bertanya: Siapakah bapakmu? Anak itu
tiba-tiba menjawab: Bapakku adalah si penggembala kambing.
Mendengar jawaban
anak bayi tersebut, mereka segera berkata: Kami akan membangun kembali tempat
ibadahmu yang telah kami robohkan ini dengan emas dan perak. Juraij berkata:
Tidak usah. Buatlah seperti semula dari tanah. Kemudian Juraij meninggalkannya.
(Shahih Muslim No.4625).