Di dalam suatu keluarga hiduplah seorang anak bernama Kina, ia sangat senang membuat cerita. Kina mempunyai 2 kakak, kakak pertama bernama Fira, dan yang kedua bernama Cikha. Kak Fira sudah bekerja menjadi dokter, sedangkan kak Cikha masih melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren. Saat ini sedang liburan dan Kina membuat ceritanya. Dan ini cerita yang ia buat agar menginspirasi dirinya dan orang lain.
***
“Pagi hari adalah sesuatu yang membuatku senang menghirup udara segar,” ucap Kina.
“Ayo makan!” seru Ibu.
“Baik Bu,” jawab Kina.
Kina menyantap sarapan pagi bikinan ibunya.
“Wah ini enak sekali, Ibu memang jago,” kagum Kina yang sedang kenyang
Ha ha ha,” tawa ibu kecil.
“Ibu, Kakak Fira kapan pulang ke rumah?” tanya Kina.
“Oh … Kak Fira, mungkin 4 hari lagi, rumah sakitnya penuh pasien jadi harus ditangani,” jawab ibu.
“Bagaimana dengan Kak Cikha?” tanya Kina.
“Kak Cikha pulang besok,” jawab ibu.
“Mengapa Kak Fira bekerja menjadi dokter?” tanya Kina.
“Itu cita-citanya sejak kecil,” jawab ibu lagi.
“Apa cita- cita Kak Cikha?” tanya Kina penasaran.
“Mmmm… Oh Kak Cikha bercita-cita menjadi pengusaha,” jawab ibu.
“Kalau Kina cita-citanya apa?” tanya ibu.
“Aku bercita-cita menjadi penulis,” jawab Kina senang.
“Kalau begitu kejarlah!” seru ibu.
“Baik ibuku sayang” kata Kina
Setelah sarapan dan mengobrol bersama ibunya ia menuju ke kamarnya.
“Ayo menulis pulpenku!” ucap Kina sambil memegang pulpennya.
***
Besoknya
“Assalamu’alaikum,” salam Kak Cikha yang baru pulang.
“Wa’alaikummussalam … Yey Kak Cikha pulang,” senangnya Kina.
Beberapa jam kemudian,
“Kakak mau baca ceritaku tidak?” tanya Kina.
“Tentu,” jawab Kak Cikha
Selama dua jam Kak Cikha membaca ceritaku.
“Wow cerita-ceritanya bagus dan banyak sekali,” kagum Kak Cikha sambal memandangku.
“He he he …. termakasih Kak,” ucap Kina.
“Kakak, cita-cita Kak Cikha pengusaha yaa,” lanjut Kina.
“Iya, kalau Kina apa cita-citanya?” tanya Kak Cikha.
“Penulis” kata Kina.
***
Lima hari kemudian Kak Fira tiba di rumah.
“Kak Fira jadi dokter spesialis apa?” tanya Kina.
“Spesialis penyakit jantung,” jawab kak Fira.
“Wow, ada apa saja di dalam jantung dan apa saja penyakitnya?” tanya Kina Kembali.
“Ooh maaf, kalau itu kamu belum mengerti,” ucap Kak Fira.
“Bagaimana cara Kakak meraih cita-cita ini?” tanya Kina.
“Begini, waktu kecil Kak Fira suka gonta-ganti cita-cita, tapi kakak ingin fokus mengejar yang satu dan itu yang Kakak kejar, menjadi dokter. Kakak mulai belajar tentang anggota tubuh manusia, kakak mencatat, membaca dan memahaminya, karena kakak mau jadi dokter. Alhamdulillah kakak kuliah di Fakultas Kedokteran, setelah kuliah Kakak langsung bekerja di Rumah Sakit dan melanjutkan studi spesialis penyakit jantung, jadi perjuangan Kakak semenjak kecil sampai sekarang tak sia-sia,” jelas kak Fira.
“Jadi kita harus fokus yaaa?” tanya Kina.
“Betul … betul” kata kak Fira
“Baiklah kalau begitu aku akan fokus dalam mengejar cta-cita,” semangat Kina.
Satu bulan pun berlalu dan sekarang Kina harus masuk sekolah.
“Anak-anak silakan tulis cita-cita kalian di kertas ini lalu tempel di papan di sana yaaa!!” seru guru.
***
Beberapa menit kemudian
“Kina apa cita–cita mu?” tanya Rana.
“Penulis,“ jawab Kina
“Boleh aku lihat kertasmu?” pinta Rana.
“Oh tentu,” jawab Kina sambil memberikan kertasnya kepada Rana.
“Wow tulisanmu bagus sekali,” takjub Rana
“He he he … terimakasih,” ujar Kina sambal tertawa kecil.
“Kok bisa tulisanmu bagus?” tanya Rana.
“Aku banyak menulis, jadi pada saat aku menulis aku memperbaiki tulisan yang terlihat jelek, sehingga aku terbiasa menulis dengan rapi,” jawab Kina senang.
Tiba -tiba terdengar bel pulang, semua anak berkemas-kemas untuk pulang .
“Anak-anak yang belum selesai menulis cita-cita besok harus sudah selesai yaa!” seru guru.
Beberapa menit kemudian
“Assalmu ‘alaikum, Kina pulang,” ujar Kina.
“Wa ‘alaikumussalam,” jawab ibu.
Setelah tiba di rumah, kebiasaan Kina adalah membaca buku pelajaran dan istirahat.
Tanpa terasa waktu sudah berganti malam,
“Kina sikat gigi dulu lalu tidur! Besok kan sekolah” seru ibu.
“Baik bu”jawab Kina.
Selesai sikat gigi Kina pun tertidur di kamarnya.
***
Esok paginya
“Haciiim,” bersin Kina
“Wah kamu panas sepertinya kamu demam,” ucap ibu.
“Ibu izinkan Bu Guru yaaa,” kata ibu
“Baik Bu” kata Kina lemas.
Besok harinya.
“Alhamdulillah aku sudah sehat, sayangnya ini hari libur,” ucap Kina
“Aha! aku bikin cerita aja” ucap Kina
***
4 jam kemudian.
“Selesai, aku capek banget, tidur dulu deh” ucap Kina kelelahan.
Bangun tidur
Kina tidak sengaja menyenggol gelas berisi air kemudian air itu tumpah ke cerita yang dibuat Kina tadi.
“Oh tidak … huuuuu ... hiks … hiks ... hhhhhh,” tangis Kina
“Kina ada apa?” tanya ibu.
Ibu pun melihat genangan air yang ada di kertas cerita milik Kina.
“Kina jangan menangis, menangis tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik Kina mandi lalu menulis cerita lagi, menangis akan menghabiskan waktu. Ibu tahu Kina sedih, tapi Kina tidak boleh menyerah. Kina kan anak hebat!” ibu memberi semangat.
“Baik Bu aku akan mandi,” ucap Kina.
Setelah mandi Kina Kembali menulis cerita.
2 jam kemudian.
“Ibu aku telah membuat 1 cerita” kata Kina.
“Kamu niat dalam meraih cita–cita mu, semoga kamu menjadi anak yang sukses, kamu super hero ibu,” bangga ibu.
“Terima kasih ibu telah menyemangati Kina,” ucap Kina
“Sama -sama,” kata ibu.
Setiap hari Kina membuat cerita, ia sangat senang dengan hal itu. Suatu hari di sekolah Kina ada lomba menulis cepen dan Kina mengikuti lomba itu.
“Kina apakah kamu sudah membuat cerpern-nya?” tanya ibu.
“Sudah bu,” jawab Kina.
Saat pengumuman pemenang, cerpen Kina mendapat juara 2, dia sangat senang.
Kina sangat bersemangat dalam mengejar cita–cita nya, ia tak henti–henti membuat cerita hingga ia kehabisan ide dalam membuat ceritanya.
“Eeeeeeeeeeeeeeeeeee…………….” bingung Kina.
“Kina ibu suka kalau Kina mengejar cita–cita mu tapi Kina harus istirahat, misalnya jalan–jalan, atau makan cookies sambil minum susu, jangan terlalu memaksakan”.
Kina pun melakukan apa yang ibunya suruh ‘ISTIRAHAT’.
“Aku makan cookies sambil minum susu,” ucap Kina.
Setelah istirahat Kina langsung mendapat ide membuat cerita.
“Skkkk ... Sekkk … Skkkkk” suara pulpen Kina.
“Yey selesai ini adalah cerita fabel,” ucap Kina senang.
“Meraih Cita–cita tidak semudah itu kadang ada halangan seperti kehabisan ide stress dan lain-lain,” ucap Kina.
***
Esok hari.
“Kina apa kabar?” tanya Rina.
“Baik,” jawab Kina.
“Kemarin kamu sakit apa?” tanya Rina.
“Demam,” kata Kina.
Bel masuk kelas pun tiba.
“Anak-anak bu guru akan memperkenalkan kakak lulusan sekolah ini, kakak ini menjadi dosen di Fakultas Kedokteran. Silakan masuk,” ucap guru
“Assalamu ‘alaikum,” salam Kak Kirana
“Halo adik-adik, perkenalkan nama Kakak Kirana, saya dosen di Fakultas Kedokteran,” ucap Kak Kirana.
“Kak apa itu dosen?” tanya Rara.
“Dosen itu pengajar di Univeritas” jawab kak Kirana.
“Apakah dosen cita-cita kakak dari kecil?” tanya Kina.
“Iya,” jawab Kak Kirana.
“Bagaimana Kakak mencapainya?” tanya Kina penasaran.
“Kakak banyak belajar dan banyak membaca dan akhirnya begini, kita harus banyak belajar,” jelas kak Kirana.
***
Beberapa jam kemudian.
Waktunya pulang.
“Assalamu ‘alaikum, aku pulang,” ucap Kina.
“Wah sudah pulang,” kata ibu.
“Iya sudah” ucap Kina.
Beberapa menit kemudian, Kina Kembali membuat ceritanya.
“Baik, fokus dan banyak belajar,” seru Kina.
Beberapa jam kemudian, Kina telah selesai membuat ceritanya, dan ia langsung pergi serta duduk disamping ibunya, lalu ia bertanya pada ibu nya.
“Ibu apakah Ibu senang kalau Kina jadi penulis?” tanya Kina.
“Ibu akan senang kok, ibu akan tetap dukung Kina, mau jadi apa pun. Yang penting Kina jadi diri sendiri,” dukung Ibu.
“Terimakasih ibu,” ucap Kina.
Setiap hari Kina selalu membuat cerita, pagi, siang, sore, dan malam tak henti–henti. Ia terus fokus meraih cita – citanya. Ia beajar menulis rapi, dan membuat cerita yang bagus. Ia yakin akan menjadi penulis yang hebat. Ia selalu bahagia, karena ia tahu ibu selalu mendukungnya. Ia terus membuat cerita walau tangannya pegal-pegal. Ia tahu kalau kita berusaha sungguh-sungguh akan membuahkan hasil.
***
12 tahun kemudian.
“Aku sekarang menjadi penulis yang hebat dan terkenal” ucap Kina.
“Akhirnya aku bisa meraih cita-cita ku, tidak lupa ku ucapkan terima kasih kepada ibu yang selalu mendukung ku,” senang Kina.
Akhirnya perjuangan Kina dari kecil sampai sekarang tidak sia-sia, ia telah meraih cita-citanya.