Buku Adalah Jendela Dunia, Membaca Adalah Kuncinya

 



“Ada lho hewan yang tidak tidur dengan kedua matanya, melainkan hanya dengan satu mata.” Celetuk Mika tiba-tiba sesaat setelah memasuki ruang perpustakaan.

Kusambut dengan bertanya, “hewan apakah itu?”

“Lumba-lumba.” Jawabnya singkat.

“Oh ya? Kenapa begitu?" tanyaku penasaran.

“Karena dia menjaga predator.” Jawaban yang sedikit kacau struktur katanya, menurutku.

Segera ku koreksi, “Dia berjaga-jaga dari adanya predator yang akan memangsanya?”

“Iya.” Jawabnya singkat.

Dia melanjutkan dengan pertanyaan lain.

“Apa itu bunga Wijaya Kusuma?”

“Bunga yang mengeluarkan bau harum di malam hari.” Aku menjawab sependek pengetahuanku.

“Benar.” Jawabnya dengan wajah berbinar.

Begitulah, seringkali anak ini bertanya bukan untuk mendapatkan jawaban karena ketidaktahuannya. Tapi hanya mengetes pengetahuan orang yang ditemuinya di perpustakaan. Kemudian datanglah Latifa yang ikut nimbrung membaca buku yang barusan dibaca Mika, yang isinya tentang tumbuhan. Sambil membolak-balik buku bersama Latifa, ku berikan pesan, “Kalau mau banyak pengetahuan, sering-seringlah membaca buku."

“Iya Ustadzah,“ senyumnya malu-malu.

Mika adalah murid kelas Amanah SD IT Hidayatullah yang mempunyai hobi membaca yang patut diacungi jempol. Disela-sela waktu belajarnya, ketika sudah selesai mengerjakan tugas, sering sekali menghabiskan waktunya mencari berbagai buku kesukaan di perpustakaan. Sehabis makan siang sambil menunggu adzan dzuhur, dia biasanya sudah stand by di perpustakaan juga. 

Pernah suatu ketika setelah membaca buku, tiba-tiba ia menghampiriku dan bertanya kepadaku. 

“Bandara apa yang terkecil di dunia?” Aku ingin melihatnya, coba ketik di komputer.” Dia merengek kepadaku.

Aku turuti permintaannya, mulailah ku mengetik ‘Bandara terkecil di dunia’ di layar komputer, kemudian ku tekan enter.

Seketika muncul gambar sebuah bandara yang kecil sekali, hanya muat satu pesawat berukuran kecil, berada di sebuah tebing di tepi laut dengan pemandangan yang sangat indah. 

“Ya itu dia bandara terkecil di dunia.” Teriaknya penuh kegembiraan sambil tertawa riang bahagia.

Seperti tumbuhan mekar yang baru saja disiram air hujan melepas dahaga penasarannya.



Pelajaran yang dapat kita ambil adalah semakin banyak kita meluangkan waktu untuk membaca, maka semakin banyak pengetahuan yang kita miliki. 

“Buku adalah jendela dunia, maka membaca adalah kuncinya.”

Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan membuat membaca menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang akan menjadi hobi bermanfaat. Berikut beberapa tips yang dapat membangun kebiasaan membaca. 

Pertama, mulai dari yang kecil. Mulailah dengan lima menit per hari atau dua lembar per hari. Karena jika mematok target yang besar akan cenderung gagal. Jika sudah terbiasa maka otomatis akan menaikkan jumlahnya.

Mika, salah satu murid kelas Amanah


Kedua, temukan tempat habits. Kita harus menyisipkan habits baru pada habits yang sudah terbentuk. Misalnya “Saya akan membaca buku selepas shalat subuh, atau "Saya akan membaca buku sebelum tidur." Kuncinya adalah pada kata ‘setelah’. 

Ketiga, berlatihlah terus!. Awalnya seringkali lupa, maka buatlah pengingat dimana-mana tempat dimana kita biasa beraktifitas. Misal menempel pengingat habits di kamar tidur atau memasang reminder di handphone. Dan ingat untuk melakukan setiap hari.

Seringkali kita harus dipaksa melakukan sesuatu pada awalnya sebelum nanti akan menikmatinya. Kebiasaan akan terbentuk setelah kita melakukannya secara konsisten dan kontinyu minimal 30 hari tanpa ada satu haripun yang terlewat.

Agar melakukan sesuatu dengan penuh semangat, diperlukan pertanyaan yang akan memotivasi apa yang akan kita lakukan. “Why? What? How?”

Ibnu Syihab berkata, “Ilmu adalah gudang-gudang penyimpanan dan pertanyaan adalah kuncinya.”

‘Apa yang diinginkan’ menjadikan daya tarik, ‘kenapa dia harus berbuat’ merupakan daya dorong. Sebagai muslim kita tahu surat Al-Qur’an yang pertama kali turun adalah surat Al-‘Alaq  ayat 1-5. 

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS. Al-‘Alaq 1-5)

Dari terjemah surat Al-‘Alaq tersebut jelas bahwa perintah pertama adalah membaca. Membaca yang menjadikan kita mengenal Allah, sang pencipta seluruh alam semesta. Dengan mengenal Allah kita akan mengetahui apa yang harus kita lakukan sebagai makhluk ciptaannya. Dengan membaca kalamnya kita tahu perintah dan larangan-Nya. Dengan membaca ciptaan-Nya kita sadar akan kebesaran Allah Ta’ala. Dengan membaca pengetahuan, kita manjadi tahu apa yang tidak kita tahu sebelumnya. Dengan membaca akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT, yang dengannya semoga mengantarkan kita menuju surga-Nya. 


Oleh: Anik Maindra, SIP., Tenaga Kependidikan Perpustakaan SD IT Hidayatullah 


BACA JUGA PENGHAFAL AL-QUR'AN 

Powered by Blogger.