Festival Anak Shalih V SD IT Hidayatullah Berlangsung Meriah

Ratusan Peserta Antusias Ikuti Lomba Islami, Perebutkan Piala Bupati

Sleman, Yogyakarta – SD IT Hidayatullah kembali menggelar Festival Anak Shalih (FAS) untuk yang kelima kalinya pada Sabtu, 13 September 2025. Acara tahunan ini berlangsung meriah dan penuh antusias, diikuti lebih dari 100 peserta dari berbagai sekolah, TPQ, dan TPA di wilayah Sleman dan sekitarnya.

Sejak pagi hari, suasana sekolah sudah dipenuhi keceriaan. Para peserta bersama orang tua mereka disambut hangat oleh satpam yang ramah dan ustadzah yang sigap membantu proses registrasi. Dengan biaya pendaftaran Rp5.000, peserta tidak hanya mendapat kesempatan mengikuti lomba, tetapi juga memperoleh snack, sertifikat, hingga doorprize menarik di akhir acara.

Cabang Lomba Islami

FAS V menghadirkan lima cabang lomba yang mengasah kemampuan sekaligus menanamkan nilai keislaman sejak dini, yaitu:

🎤 Adzan

📖 Hafalan Surat Pendek

🤲 Hafalan Doa Sehari-hari

🎨 Mewarnai


🎙️ Pildacil

Ajang ini memperebutkan hadiah jutaan rupiah serta piala bergengsi dari Bupati Sleman. Tak hanya itu, kemeriahan festival juga semakin lengkap dengan adanya bazar aneka makanan di halaman sekolah yang ramai dikunjungi peserta dan wali murid.

Apresiasi Panitia

Ketua Panitia, Mukhtar Yahya, S.S., menyampaikan rasa syukur atas suksesnya acara.

“Alhamdulillah, Festival Anak Shalih ke-5 berjalan lancar. Kami berterima kasih kepada ayah bunda dan ananda yang telah berpartisipasi. Mohon maaf bila ada kekurangan. InsyaAllah tahun depan kegiatan ini akan lebih baik lagi,” ujarnya.

Ia juga mengucapkan selamat kepada para juara dan memberi semangat kepada peserta lain agar tidak patah semangat.

“Bagi yang belum juara, semoga di kesempatan berikutnya Allah berikan hasil terbaik,” tambahnya.

Kesan Positif Wali Murid

Banyak wali murid mengaku terkesan dengan suasana sekolah yang asri, teduh, dan ramah. Salah seorang wali murid asal Prambanan menuturkan:

“MasyaAllah, dari masuk sudah terasa sambutan yang hangat. Parkiran luas, ustadzah ramah, anak-anak senang. Pulang dapat doorprize, ada bazar makanan enak, dan sekolahnya nyaman sekali. Saya baru tahu ada sekolah sebagus ini di Sleman.”

Penampilan Spesial & Penutup Meriah Menjelang akhir acara, suasana semakin semarak dengan penampilan sambung ayat dari murid-murid SD IT Hidayatullah, atraksi karate, serta tampilan pasukan pandu. Tidak hanya itu, kehadiran guest star Kak Bima dengan kisah inspiratifnya membuat anak-anak semakin antusias.

Acara kemudian ditutup dengan pembagian hadiah untuk para pemenang lomba, yang disambut sorak gembira peserta dan tepuk tangan hangat para wali murid.

Harapan ke Depan

Pihak sekolah berharap festival ini dapat menjadi ajang positif untuk mempererat silaturahmi antar lembaga pendidikan Islam, sekaligus memperkenalkan SD IT Hidayatullah kepada masyarakat luas.

“Kami mengajak ayah bunda untuk bersama-sama mendidik anak-anak dengan pendidikan bertauhid, unggul, dan berkarakter. Dengan izin Allah, SD IT Hidayatullah berkomitmen melahirkan generasi Qur’ani yang berwawasan tinggi dan berakhlak mulia,” ungkap Mukhtar Yahya.


Rep: panitia FAS V
Foto: panitia FAS V

“Bagaimana Cara Membersihkan Hati Ustadzah?”

 "Celoteh Murid saat MPLS, 

“Bagaimana Cara Membersihkan Hati Ustadzah?”

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.*


Sepekan agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilaksanakan Senin-Jumat 14-18 Juli 2025 ternyata menyimpan banyak cerita, dan nuansa. Tampak dan terasa sekali kehangatan, kegembiraan, semangat dan harapan-harapan baru baik dari para guru maupun murid-murid di SDIT Hidayatullah, Sleman, Yogyakara. Semua warga sekolah sangat antusias menyambut Tahun Ajaran Baru 2025-2026 ini, sembari teriring doa-doa terbaik, “Semoga di Tahun Ajaran ini akan menjadi momentum untuk terus meningkatkan prestasi dalam segala hal, baik dalam akademik, maupun akhlak dan adab.”

Cerita menarik dan berkesan saya alami ketika memberikan materi MPLS di hari ke dua. Saat itu sebenarnya saya akan memberikan materi “Kampanye Anti Bullying.” Namun, karena saat itu adalah pertemuan perdana dengan anak-anak di kelas 4D, maka saya pun memberikan prolog atau pengantar tentang meluruskan niat dalam menunut ilmu. Sebelumnya saya memberikan pertanyaan pemantik, “Kenapa kalian pergi ke sekolah? Kalian ingin mendapatkan apa?”.  Subhanallah ternyata beragam sekali jawaban mereka, ada yang ingin mendapatkan uang jajan, ingin bertemu teman, ingin bermain bersama teman, dan beberapa jawaban senada lainnya. 

Apapun jawaban mereka, saya tetap mengapresiasi keberanian dan antusiasnya mereka memberikan jawaban-jawaban itu. Dan ini adalah kesempatan saya untuk berdakwah dan membimbing mereka. Saya meluruskan dan menguatkan kembali perihal niat ini. Saya sampaikan kepada anak-anak, bahwa segala amalan kita tergantung niatnya, maka kita harus meniatkan dalam menuntut ilmu adalah dalam rangka beribadah, mencari ridha dan pahala dari Allah SWT. Bukan karena yang lainnya! Perkara jika kemudian ketika kita berangkat sekolah akan mendapatkan uang saku dari orang tua, bisa bertemu dan bermain dengan teman-teman maka itu adalah bonus yang kita dapatkan di dunia. Tapi jangan sampai itu dijadikan tujuan yang utama. Seperti yang disampaikan dalam hadis “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menempuh jalan untuk belajar dan menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.” Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tentu kita semua menginginkannya bukan? Karena semua amalan kita tergantung niat kita, maka kita harus senantiasa meluruskan niat kita, agar kita mendapatkan ridha dan pahala dari Allah dan masuk surganya Allah, begitu saya sampaikan ke anak-anak.

Selanjutnya saya juga menyampaikan jika kita ingin mudah dalam mendapatkan ilmu, maka kita harus senantiasa membersihkan hati kita. Mari jaga hati dan perbuatan kita agar jangan sampai kita melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Karena maksiat yang kita lakukan itu ibarat titik kotoran yang menempel di cermin, jika titik kotoran itu terus menerus menempel ditambah dan ditambah lagi, dan kita tidak berusaha untuk membersihkannya maka cermin itu akan menjadi kusam dan kotor. Bahkan saat kita bercermin bisa jadi kita pun tidak bisa melihat bayangan kita, karena cermin tersebut penuh dengan kotoran. Dan begitupun dengan ilmu, ilmu adalah cahayanya Allah, maka ilmu tidak akan masuk kepada seseorang yang di dalam hatinya itu penuh kotoran dan berbuat maksiat. Seperti halnya dalam pelajaran IPA, cahaya akan bisa menembus ke dalam gelas yang berisi air bening, namun cahaya tidak bisa menembus gelas yang berisi air yang keruh atau kotor. 

Karenanya saya sampaikan kepada anak-anak agar kita senantisa menjaga hati dan perbuatan kita dari perbuatan yang tidak baik ya. Tiba-tiba setelah saya sampaikan materi tersebut, ada seorang anak yang mengangkat tangan, dan izin memberikan pertanyaan, “Ustadzah terus bagaimana caranya membersihkan hati?, Apakah dengan sabun?” Selorohnya, sambil diiringi dengan tawa kecil teman-temannya di kelas. Sejenak kemudian, saya pun menjawab pertanyaannya, dengan sebelumnya memberikan apresiasi kepadanya, “Maa sya Allah bagus sekali pertanyaannya Mas” Jawabku. Sebelumnya saya pun ingin menggali kepada teman-temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut, “Nah teman-teman, kira-kira ada yang tahu bagaimana caranya membersihkan hati?” “Apakah dengan sabun seperti disampaikan Mas “Fulan?” Tanyaku kepada anak-anak untuk memancing diskusi. Ada beberapa anak, dengan setengah bercanda, “Ya dengan sabun Ustadzah...”, dan diantaranya riuhnya mereka berusaha menjawab, ada seorang anak menjawab, “Dengan istighfar Ustadzaah” katanya.

Mendengar jawaban anak tersebut seketika saya mengatakan, “Nahhh maa sya Allah ini nih, jawaban yang benar!” kataku sembari mengacungkan jempol kepadanya. Alhamdulillah teman kita sudah ada yang bisa menjawab dengan benar bahwa untuk membersihkan hati diantaranya dengan membaca istighfar, begitu  ya anak-anak sekalian. Lebih lanjut saya menjelaskan, bahwa dosa-dosa kecil in sya Allah bisa dihapus dengan istighfar tentunya dengan sayyidul istighfar bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Namun jangan lupa jika dosa kita berkaitan dengan orang lain, kita juga mempunyai kewajiban untuk meminta maaf kepada orang tersebut. Shalat 5 waktu yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh jika bisa membersihkan hati kita. Ibarat kita mandi 5x setiap hari maka badan kita pun akan menjadi bersih. Melaksanakan shalat 5x sehari yang diawali dengan wudhu yang sempurna maka akan membersihkan fisik, hati dan jiwa kita. Kita juga bisa melaksanakan shalat taubat jika melakukan kesalahan yang besar dengan bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, begitu lebih lanjut saya menjelaskan kepada anak-anak.

Alhamdulillah dengan memberikan prolog meluruskan niat dalam menuntut ilmu, anak-anak lebih bisa bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Karena Allah akan menghadiahkan surga juga meninggikan beberapa derajat orang yang diberi ilmu, seperti dalam Q.S Al Mujadalah ayat 11. Dan selanjutnya saya pun lebih mudah menyampaikan materi “Kampanye Anti Bullying” karena anak-anak lebih fokus, semangat, dan menghargai majelis ilmu. 

Wallahu a’lam bishowab

Barakallahufiikum

*Penulis adalah Guru Al-Qur’an dan Guru Pendamping Kelas 4D SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta"

SD IT Hidayatullah Yogyakarta Gelar Workshop Menulis untuk Meningkatkan Kemampuan Guru

 

Menulis untuk Menginspirasi

Nulis dulu, Nulis lagi, selamanya menulis ! Yuk Nulis

SD IT Hidayatullah Yogyakarta mengadakan Workshop kepenulisan bersama Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag. yang bertemakan Menulis untuk Menginspirasi. Bertempat di gedung lantai 3 SD IT Hidayatullah Sleman. Yayasan As sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. Sabtu, (23/08/25). 

Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas akademisi SD IT Hidayatullah Sleman. Acara dimulai pada pukul 10.30 dibuka dengan pembacaan kalam-kalam Allah. Harapannya dengan dibacakan kalam-kalam Allah. Allah menurunkan keberkahannya kepada siapa saja yang menuntut ilmu. 

Acara berlangsung khitmad. Seluruh guru SD IT Hidayatullah mengikuti dengan antusias. 

Pemateri Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag. selain menjadi pembina Yayasan di Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta. Beliau merupakan penulis yang luar biasa. Tidak hanya menulis, Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag juga telah menerbitkan karya terbaiknya salah satunya yang berjudul Spriritual Teaching

Dalam materinya Ustadz. Abdullah Munir, S.Ag menyampaikan banyak tips dan trik dalam menentukan ide, judul, bahkan keuntungan dalam menulis. 

Perintah membaca dan menulis dalam Al-Qur'an disebutkan dalam Surah Al-'Alaq ayat 1-5. Ayat-ayat pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ini memerintahkan untuk "membaca" (iqra'), dan juga menyebutkan kata "pena" (qalam), yang merupakan simbol teknologi komunikasi untuk menulis dan menyebarkan pengetahuan. 

Untuk apa, mengapa, dan bagaimana menulis? 

Menulis adalah kegiatan untuk merangkai. Ide, pikiran, perasaan yang dapat teroganisir dan sistematis yang bisa dituangkan dalam bentuk tulisan. Sebagai seorang guru wajib bisa menulis. Minimal perhari 1 tulisan. 

Referensinya darimana? Tentu perpustakaan bukan hanya menjadi jendela ilmu. Jadikan perpustakaan referensi, baca dulu buku.  Dengan membaca maka akan memudahkah untuk mendapatkan ide menulis. 

Baca! Cintailah buku.  jadilah pembaca dan menulislah.  Maka, ide-ide brilian akan muncul begitu saja setelah menjadi pembaca. 

Jadikan membaca, menulis sebagai candu. Maka ia akan terus meronta-meronta untuk dapat dikembangkan. Menulis, tidak hanya sekedar menuangkan ide. Bisa saja dengan menulis bisa jadi pahala jariyah. 

Dakwah Bil nulis contohnya. Atau bisa saja dengan menulis bisa membuka pintu rezeki yang luar biasa. 1 buku bisa jadi royalti yang bernilai jutaan. Menarik bukan? 

Nulis dulu, terus nulis, selamanya menulis. Yuk nulis !

Reporter : Ainul Laili Mufidah.

Foto : Ihsan

Membangun Budaya Literasi dengan Membaca Nyaring (Read Aloud)



Rabu, 20 Agustus 2025 SD IT Hidayatullah menerapkan strategi membaca nyaring (read aloud) sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi dan minat baca anak, khususnya di kalangan murid kelas bawah. Metode ini terbukti efektif membangkitkan antusiasme siswa dalam kegiatan membaca buku.

Manfaat read aloud menurut Pembina Read Aloud Indonesia Roosie Setiawan yaitu mengasah kemampuan anak mendengar dan menyimak, menambah kosa kata, mendorong berbicara, akhirnya dapat membaca dan menulis.


Read Aloud memang cara mudah untuk mengasah kecakapan literasi anak sejak dini, ujar Roosie. Ketika membacakan buku, penting untuk memperhatikan tahapan membaca anak. 0-3 bulan termasuk tahapan pra membaca. Oleh karena itu, bacakan buku yang memang buku bayi berupa picture book biasanya menampilkan kehidupan anak umur 0-3 bulan.

Untuk anak usia 3-6 tahun adalah tahapan mempersiapkan anak membaca. Buku biasanya berisi teks yang lebih panjang daripada buku bayi. Dalam hal konten, harus berisi tentang kehidupan anak dan menggunakan kata-kata yang diketahui anak.

Kemudian pada tahapan membaca awal, biasanya kelas 1 dan 2, biasanya bukunya berisi gambar, konten lebih luas, interaksi dengan teman. Roosie menganjurkan untuk memilih buku yang tidak menggurui.


Manfaat membaca secara umum antara lain mengoptimalkan perkembangan otak, merangsang kecerdasan, melatih pendengaran dan kemampuan bicara, menambah kosakata, dan mendorong anak untuk membaca serta menulis.

SD IT Hidayatullah mengadakan program Read Aloud dengan peserta murid kelas 1.  Sekolah mengundang tim dari Read Aloud Jogja yang diwakili oleh Kak Wina dan Kak Jay. Acara dibuka dengan ice breaking yang  menjadikan suasana menjadi hangat. Kak Jay mulai membacakan buku dengan tenang perlahan namun ekspresif. Membacakan buku dengan intonasi yang jelas membuat para murid fokus memperhatikan alur ceritanya. Sebanyak 86 murid mengikuti kegiatan dengan penuh antusias. Ketika satu buku sudah selesai dibacakan, mereka ketagihan untuk dibacakan buku lagi. Ma syaa Allah.

 

Kegiatan terakhir adalah bookish play. Bookish play adalah kegiatan bermain berbasis buku di mana buku berfungsi sebagai inspirasi utama untuk mengembangkan berbagai aktivitas bermain, seperti membuat kerajinan tangan, bermain peran, atau menggunakan properti mainan yang berkaitan dengan cerita buku. Tujuan dari bookish play adalah untuk memvisualisasikan dan mempermudah pemahaman isi buku, meningkatkan literasi anak, serta mengembangkan kreativitas, imajinasi, kognitif, dan keterampilan lainnya.

Selesai cerita dibacakan, pertanyaan dilontarkan oleh tim Read Aloud Jogja tentang isi cerita. Hal ini menguji pemahaman cerita yang dibacakan. Terakhir para murid diminta mewarnai gambar motif batik dari berbagai daerah. Hal ini menambah wawasan anak dan mengasah kreatifitas anak.

Sekolah berharap program ini dapat terus berjalan dan menjangkau lebih banyak anak, menciptakan generasi literat yang cinta buku dan gemar belajar. Kak Wina menuturkan, buku bacaan dapat diakses secara gratis melalui aplikasi atau website Let's Read (https://www.letsreadasia.org/). Kak Wina berharap kegiatan membacakan buku secara nyaring dapat dilakukan oleh orang tua di rumah secara konsisten setiap hari. Agar hasil yang diharapkan lebih maksimal.


 GALERI KEGIATAN


 





Rep: Anik

Foto: Anik, Saufa, Afnan

Mengajar Sepenuh Hati, Mengajar Bermutu Tinggi

 

Selasa, (12/08/2025).  Tim Al Qur'an SD IT Hidayatullah Sleman mengadakan Upgrading dan Motivasi Guru Al Qur'an. Diisi oleh pemateri dari Trainer UMDA (Ummi Daerah Yogyakarta). Ustadz Iqbal Muhammad Ghozali, bertempat di Masjid Markazul Islam Pondok Pesantren Hidayatullah Yayasan As As Sakinah Sleman, Yogyakarta. 

Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Sekolah SD IT Hidayatullah Sleman Ustadz, Untung Purnomo S.Pd. Supervisor Al Qur'an Ustadzah Andriyani Nurhayati, S.E.I.  dan diikuti oleh seluruh Asatidzah Tim  Al Qur'an SD IT Hidayatullah Sleman baik dari kelas reguler maupun kelas tahfidz. 

Sepanjang acara berlangsung para Asatidzah Tim Al Qur'an SD IT Hidayatullah Sleman tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan Upgrading dan Motivasi Guru Al Qur'an. 

Dalam sambutannya Kepala Sekolah SD IT Hidayatullah Sleman Ustadz Untung Purnomo S.Pd. menyampaikan "Semoga dengan diadakannya Motivasi Tim Al Qur'an SD IT Hidayatullah Sleman dapat meningkatkan kualitas mengajar khususnya dalam bidang Al Qur'an". Tuturnya. 

Ustadz Iqbal Muhammad Ghozali pemateri Motivasi Al Qur'an menyampaikan : 

"Sebaik-baik kalian adalah yang mengajarkan Al Qur'an dan mengajarkannya"

Ketika belajar Al Qur'an kita akan mendapatkan Ilmu, dan ilmu itu akan bermanfaat untuk orang lain jika kita mengajarkannya. 

Hakikat kemudahan dan kesusahan akan dapat dirasakan setelah kita melewati lika-liku perjuangan. 

Motivasi yang dimiliki guru dapat menjadi pondasi dasar dalam perjuangan, sehingga mampu istiqomah untuk mengajarkan Al Qur'an.  

Guru Al Qur'an memiliki potensi lebih besar untuk menebar kebaikan kepada murid-muridnya". Tuturnya. 

Dipuncak acara  semakin haru, pemateri tidak hanya memberi motivasi kepada seluruh Asatidzah Tim Al Qur'an. Tetapi juga mempersilakan kepada semua peserta untuk saling memeluk, menatap, dan saling menguatkan. 

Kegiatan Upgrading dan Motivasi Al Qur'an diakhiri pukul 14.35 WIB dan ditutup dengan dokumentasi bersama. 

Diadakannya Upgrading Guru dan Motivasi adalah dua aspek penting dalam dunia pendidikan. Dengan meningkatkan kualitas guru melalui upgrading dan menumbuhkan motivasi dalam diri guru, diharapkan kualitas pendidikan khususnya bidang Al Qur'an secara keseluruhan dapat meningkat. 


Rep : Ainul Laili Mufidah 

Dok : Tim PDD

Teman Sejati

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.


Haloo... Perkenalkan namaku adalah Nadia Shafia Cantika. Tahun Ajaran ini aku memasuki kelas 5 SD. Oya aku lahir di Jakarta dan hingga kelas 4 pun tinggal di Jakarta. Karena Papahku dipindah tugaskan ke Jogja, akhirnya aku sekeluarga pindah ke Jogja mengikuti Papah. Aku pun dimasukkan ke Sekolah Islam Terpadu yang dipilihkan oleh Papah Mamahku. Hemm tinggal di Jogja ini, aku sebenarnya merasa kurang senang. Karena aku harus berpisah dengan teman-teman sekolahku yang asyik dan heboh. Di sekolahku yang lama, aku termasuk anak yang cukup populer dan mempunyai banyak teman. Aku mempunyai teman-teman yang se-frekuensi, yang suka main ke mall dan nonton drama Korea alias Drakor. Aku membayangkan kalo sekolah di Jogja apalagi sekolah di SD IT pasti anak-anaknya nggak asyik deh. Namun, aku nggak bisa berbuat apa-apa, karena aku harus mengikuti kemanapun keluargaku pergi.

Hari pertama aku masuk di SD IT ini, aku diajak berkeliling untuk melihat-lihat bagian-bagian sekolah ini oleh bagian Tata Usaha. Hemm lumayan juga sekolah ini, bangunannya cukup bagus bertingkat 3 pula, walau berada di tengah-tengah persawahan. Rupanya disekolah ini muridnya dipisah antara laki-laki dan perempuan sejak kelas 1 SD. Aku masuk di kelas 5B, yang katanya Kelas Reguler. Jadi di sekolah ini juga terdapat 2 program yaitu Kelas Reguler dan Kelas Tahfizh. Untuk Kelas Tahfizh target hafalan ideal adalah 10 juz, dan dalam sehari jam al-Qurannya bisa sampai 3 sesi. “Busyetttt dahh apa tidak membosankan ngaji sampai 3 jam dalam sehari?” kataku dalam hati. Nah kalo dikelas Reguler belajar al-Qurannya Cuma 1x dalam sehari, dan target hafalannya 1-2 juz saja. Tapiii ya masih tiap hari juga ngajinya, padahal di sekolahku yang lama belajar ngaji hanya 2x seminggu. Sekali belajar PAI, dan sekali belajar baca tulis al-Quran (BTAQ).

Kemudian aku dikenalkan oleh Wali Kelasku dihadapan murid-murid kelas 5B, Ustadzah Nova namanya. “Anak-anak.. hari ini kita kedatangan teman baru dari Jakarta lho, namanya Nadia.” Ustadzah Nova mengenalkan aku kepada teman-teman baruku. “Silahkan Mba Nadia memperkenalkan diri dulu agar lebih akrab ya” sambung Ustadzah Nova. Ustadzah Nova ini jilbabnya besar dan lebar, dan ku perhatikan sepertinya semua guru disini berpenampilan seperti itu. “Wah wahhh kayak di pesantren saja sih” gumamku dalam hati. Ustadzahku mengenalkan aku sebagai murid baru dengan bahasa yang sangat lembut dan halus. Aku arahkan pandangan ke sekeliling kelas, karena ini Sekolah Islam muridnya yang perempuan wajib mengenakan jilbab. Mereka tersenyum ramah kepadaku, dan menanyakan beberapa pertanyaan mengenaiku. Aku berdoa semoga aku betah disini, bersama orang-orang Kampung ini gumamku.

Aku duduk di sebelah murid, Hafshah namanya. Jilbab juga besar, berkacamata, senyumnya manis dan setelah ku perhatikan dia selalu mengenakkan dekker/ manset tangan tiap hari. Dengan lembut dia menyapaku, “Assalamualaikum Nadia... namaku Hafshah, silahkan duduk disini” sambil mengulurkan tangannya. “Oya namaku Nadia, terima kasih ya Hafshah” jawabku singkat. Aku pun duduk di sebelahnya. Saat guru Wali Kelasku menjelaskan, semua menyimak pelajaran dengan tertib. Weleh weleh... ini muridnya pada tertib-tertib sekali ya rupanya. Tidak ada yang gojek atau bermain sendiri rupanya. Padahal biasanya kalo disekolahku yang lama, saat guru menjelaskan hanya beberapa orang saja yang menyimak, yang lain ada yang asyik mengobrol sendiri, membaca komik, menggambar, atau berbuat hal onar lainnya.

Setelah jam istirahat, aku pun belajar al-Quran. Disini memakai Metode Ummi, yang katanya “Menyenangkan dan Menyentuh Hati”. Baiklah mari kita lihat seperti apa belajarnya. Dalam 1 jam pelajaran al-Quran, aku belajar hafalan dan tahsin al-Quran. Karena aku murid baru aku dimasukkan di Jilid 3 sesuai hasil placement tes kata Ustadzahku. Di sekolahku yang lama, aku sebenarnya sudah menghafal beberapa surat pendek dan sudah sampai bacaan al-Quran. Namun karena Metode yang berbeda, dan tajwidku yang belum standar aku pun turun jilid. Yaahh walaupun aku agak kesal, tapi ya sudah lah aku ikuti saja belajar al-Quran disini. Ternyata cukup mengasyikkan juga dan tidak membosankan. Ustadzah memberikan contoh, baik itu hafalan maupun bacaan jilid yang akan aku baca. Teman-teman baruku juga membantu jika aku mengalami kesulitan. Wahh rupanya mereka sangat baik ya.

Dan hari demi hari, bulan demi bulan pun ku lalui di sekolah ini. Tadinya aku fikir aku bakal tidak betah di sekolah ini dan minta pindah saja ke sekolah di kota yang lebih modern dan tidak banyak ngajinya. Namun ternyata aku salah, aku begitu menikmati dan jatuh hati dengan suasana di sekolah ini. Lingkungannya adem, ayem, dan asri. Guru-gurunya baik sekali selalu mengingatkan dalam kebaikan walau memang di awal-awal masuk sekolah ini rasanya bosan sekali diberikan nasihat setiap hari he he... Namun Ustadzahku tidak bosan dan lelah memberikan nasihat kepada kami. Teman-teman baruku juga lumayan asyik, walau mereka tinggal di desa namun ada dari mereka yang juga suka nonton Drama Korea seperti hobiku saat di sekolah yang lama. Namun, karena 1 teman baruku aku mulai meninggalkan hobi lamaku dan mempunyai hobi baru. Apakah itu? Lanjut ya kita baca ceritanya...

Masih ingat kan dengan Hafshah teman baruku yang duduk sebangku denganku. Dia anak yang cantik dan manis. Sangat sopan dan suaranya lembut sekali. Dia memakai pakaian yang sangat syari. Jilbabnya lebar, dan selalu memakai dekker atau manset. Saat ku tanyakan kenapa dia selalu memakai dekker setiap hari? Padahal kan sekarang ini kita sering kegerahan apakah kamu tidak merasa kepanasan? Katanya “Pergelangan tangan kita adalah aurat juga lho Nadia, jadi kita harus menutupinya” jawab Hafshah. Oya setiap kali jam istirahat, aku perhatikan Hafshah jarang sekali jajan ke kantin. Dia cukup makan snack yang disediakan dari sekolah, setelah itu ia akan mengambil al-Qurannya terus membacanya untuk mengulang-ulang hafalannya. Maa sya Allah anak ini rajin sekali fikirku. Ternyata saat ku tanya sekarang hafalan dia sudah mencapai 2 juz katanya. Walau dia di Kelas Reguler yang sebenarnya program hafalannya tidak terlalu banyak, dia menghafal secara mandiri di waktu-waktu istirahat, menunggu jemputan dan saat dirumahnya bersama Bunda nya. 

Karena melihat pemandangan seperti itu setiap ha
ri, aku merasa penasaran kepada Hafshah, kenapa dia sangat rajin sekali menghafal al-Quran. Saat ku tanyakan itu kepadanya, dia menjawab, “Nadia... Aku ingin menjadi penghafal al-Quran agar aku bisa masuk surga dan mengajak keluargaku juga masuk surga” jawabnya dengan mantap walau agak tersipu malu. “Aku belum bisa membalas kebaikan-kebaikan dari orangtuaku, jadi ini adalah sebagai baktiku kepada kedua orang tua ku Nadia” sambungnya. Mendengar jawabannya, aku langsung teringat kepada Papah dan Mamahku, setiap hari mereka bekerja keras untuk mencukupi segala kebutuhanku. Namun aku sering sekali membantah apa yang mereka perintahkan. Bahkan untuk melaksanakan shalat 5 waktu saja aku masih bolong-bolong. Hikss rasanya kok malu sekali ya. 

Setelah mendengar perkataan Hafshah hari itu, aku terus melamun membayangkan betapa banyak kesalahan dan dosa yang kulakukan kepada Papah mamahku dan tentu saja kepada Allah. Sesampainya dirumah, aku langsung menemui Mamahku dan mencium tangan mamahku sambil berucap, “Mamah... maafkan anakmu ini ya... yang sering bandel dan menyusahkan Mamah” kataku sambil terisak mengeluarkan air mata. Mamah yang sedang didapur, tentu saja menjadi bingung dengan perlakuanku, namun juga ikut merasa terharu, “Maa sya Allah iyaa Nadia sayangnya Mamah, kenapa ini? Tentu Mamah memaafkan kamu dan selalu mendoakan yang terbaik untukmu.” Kata Mamah dengan lirih juga. “Aku sayang Mamah dan Papah, aku ingin berubah menjadi anak baik dan penghafal al-Quran agar kita sekeluarga masuk surga ya Mah” kembali ucapku kepada Mamah. Mamah yang mendengar perkataanku langsung mengaminkan dan merestui apa yang menjadi keinginanku.

Alhamdulillah itulah sedikit cerita dariku ya teman... awal aku sangat bersemangat ingin menjadi Penghafal al-Quran karena sahabatku Hafshah. Jadi pesanku kepada kalian semua, pandai-pandailah memilih teman ya. Pilihlah teman yang baik, yang mengingatkanmu selalu dalam hal kebaikan, walau mungkin dia tidak gaul atau asyik namun percayalah teman sejati adalah teman yang selalu mengingatkanmu untuk senantiasa ingat dan dekat kepada Allah. 

Oya setelah menamatkan SD di SD IT ini aku melanjutkan di Pesantren Tahfizh. Alhamdulillah saat aku kelas 9 SMP aku menyelesaikan hafalan sebanyak 15 juz. Dan menginjak kelas XI SMA aku bisa menyelesaikan hafalan 30 Juz. Aku berdoa semoga aku bisa menjaga hafalanku dengan baik. Dan mengajak Papah Mamahku masuk ke surga. Aamiin.

*Sebuah cerita pendek fiksi inspiratif

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd., Guru Al-Qur'an SDIT Hidayatullah


Mendampingi Anak agar Suka Membaca



Bermula dari dalam kandungan

Betapa pengaruh ibu terhadap anaknya begitu besarnya. Bahkan hal itu dimulai sejak sang buah hati dalam kandungan. Jika sang Bunda suka membaca, nyaman ketika membaca, maka sang jabang bayi pun akan merasakan hal yang sama. Frekuensi yang dibangun sang Bunda sejak dalam kandungan terhadap Ananda itulah yang akan membuat rasa nyaman dari sang buah hati dengan aktivitas membaca.



Bayi pun suka diajak membaca

Bagi seorang introvert, atau pertama kali menjadi seorang ibu yang sebelumnya mungkin belum terbiasa momong anak-anak maka “mengudang” bayi atau mengajak bermain bayi adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Karena sang bayi sebagai lawan bicara kita, mungkin tidak tahu kita bicara apa, bahkan kita juga tidak tahu dia bicara apa? Karena seorang bayi baru bisa berekpresi dengan tangisan, rengekan, senyuman dan tertawanya yang renyah.

Nah aktivitas membacakan buku dengan keras (read aloud), akan membantu ibu dan juga sang anak. Ibu mempunyai bahan untuk bercerita, dan sang anak pun akan tumbuh rasa percaya diri yang tinggi karena ada seseorang yang senantiasa memperhatikan dan mengajak bicara kepadanya. Aktivitas membaca dengan keras ini juga akan semakin menambah bonding dengan sang ibu atau anggota keluarga lain yang melakukannya, dan tak lupa membacakan buku akan semakin menambah perbendaharaan kosa kata yang terekam dalam memorinya. Walaupun mungkin menurut kita sang bayi belum bisa apa-apa.


Membaca membuat kecanduan

Jika sang bayi sudah suka dengan aktivitas
membaca, maka dia akan sangat suka dengan buku dan selalu ingin dibacakan buku. Maka bersiaplah para orang tua yang akan kewalahan menghadapi keinginan sang buah hati yang ingin terus dibacakan buku. 

Terus menjaga minat membaca sang buah hati sangatlah penting, karena jika minat membacanya sudah tinggi, maka ketika dia menginjak usia balita, semangat belajar untuk membaca buku dengan sendirinya akan muncul tanpa kita paksa. Karena tentunya saat dia sudah bisa membaca buku secara mandiri, maka akan semakin banyak buku yang akan dia baca.

Teladan itu Nyata

Berikan contoh dan teladan dirumah kita, bahwa kita dan anggota keluarga yang ada di rumah pun suka membaca. Maka anak pun akan melihat itu sebagai sebuah contoh, dan budaya yang ada dirumahnya. Dia akan meniru apa yang terlihat didepan matanya dengan baik, jika contoh itu diberikan dengan konsisten, terus menerus dan tentunya dalam suasana yang menyenangkan.


Beri Fasilitas untuk Membaca

Segala sesuatu memang membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Jika kita menginginkan sang buah hati mencintai buku dan suka membaca, maka kita pun perlu menganggarkan budget tersendiri untuk membeli buku. Mempunyai perpustakaan keluarga bisa kita proyeksikan dan kita mulai dengan bertahap, agar dimana mata memandang di rumah kita terdapat buku di rak buku yang menarik dan membuat anak ingin selalu membaca. 

Meminjam buku di perpustakaan secara rutin bisa juga dilakukan untuk terus menambah perbendaharaan buku yang dibaca.  Sesekali boleh juga mengajak Ananda ke toko buku untuk berbelanja atau sekedar melihat-lihat koleksi buku yang ada. Sebagai alternatif bisa juga kita membeli buku bekas yang masih bagus dan layak baca sebagai koleksi perpustakaan rumah kita, karena tentunya harganya lebih terjangkau.

Tetap Semangat dan Istiqamah Membaca

Di tengah gempuran media sosial yang mewabah di kalangan anak muda kita, semoga budaya membaca buku ini dapat terus kita pertahankan. Karena saat kita membaca semua aktivitas otak kita bekerja. Tentunya kita menjadi lebih pintar, fokus, dan tidak cepat terkena kepikunan (alzheimer). Dan benarlah saat perintah pertama yang Allah turunkan kepada umat manusa adalah “membaca”, karena banyak sekali manfaat dan hikmah yang akan kita dapatkan saat kita melakukan aktivitas membaca ini.

Wallahu ‘alam bishowab




Oleh: Ayun Afifah, S. Pd.

(Guru al-Qur'an SD IT Hidayatullah Yogyakarta)

Hari Pertama Sekolah di SD IT Hidayatullah Sleman Yogyakarta


Setelah libur semester genap sekitar 3 minggu, Senin, 14 Juli 2025 murid SDIT Hidayatullah Yogyakarta kembali masuk sekolah untuk belajar dan menuntut ilmu.

Dalam kesempatan Apel Motivasi perdana yang bertempat di halaman sekolah, Kepala Sekolah SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta Untung Purnomo, S.Pd. memberikan ucapan selamat datang Ananda kelas 5 sampai dengan 6 karena telah naik ke kelas jenjang yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Selain mengucapkan selamat, Untung Purnomo juga berpesan, agar lebih bertanggungjawab dengan sikap kita di sekolah. "Anak-anak semua... Kita tidak boleh membully, atau melakukan hal yang buruk kepada adek-adek kelas kita!." 

Selanjutnya kepala sekolah yang asli Sleman ini juga berpesan agar anak-anak juga memberikan contoh yang baik kepada adek-adek kita, seperti datang lebih pagi, disipilin, rajin belajar, membuang sampah pada tempatnya, dan lain sebagainya. 

"Jika kita mencontohkan kebaikan kepada orang lain, dan orang lain itu melaksanakan kebaikan yang kita contohkan, maka kita akan mendapatkan pahala seperti orang tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang melakukan tersebut." Begitu kata Untung Purnomo mengutip hadis nabi. 

Setelah apel motivasi selesai dilaksanakan, Wakasek Kemuridan Hendra Nugroho mengenalkan Wali Kelas yang baru dihadapan anak-anak, dan dilanjutkan dengan agenda pengarahan atau simulasi untuk menyambut adek-adek Kelas 1 murid baru yang akan masuk sekolah di hari Selasa, 15 Juli 2025.

Selamat Datang Para Penuntut Ilmu di SDIT Hidayatullah Sleman 
"Sekolah Menyenangkan. Aku Siap Menjadi Generasi Unggul."

Reporter dan foto : Ayun Afifah 
Foto: Ayun Afifah

SD IT-MTs Hidayatullah Yogyakarta ikuti Kompetisi Final HIMSO Hidayatullah di Surabaya


Yogyakarta, 22 Juni 2025 -- Suasana kompetisi ini mewarnai Kampus Hidayatullah Surabaya pada Ahad, 22 Juni 2025, Kompetisi Babak Final HIMSO Hidayatullah Mathematics and Science Olympiad  se-Indonesia pun berlangsung secara Offline di Kampus Utama Hidayatullah Surabaya. Ajang kompetisi yang telah menjadi simbol semangat dan kompetisi sehat antar-santri ini di ikuti oleh ratusan peserta dari berbagai lembaga pendidikan se-Indonesia salah satunya yaitu SD IT-MTs Hidayayatullah Yogyakarta yang juga ikut memeriahkan acara Kompetisi HIMSO Hidayatullah Mathematics and Science Olympiad  tersebut. 




Ust Adi Purwanto selaku ketua penyelenggara juga menyampaikan bahwa "yang penting adalah kesungguhan dan keseriusan. Menang itu adalah karena bonus. Final HIMSO Tingkat Nasional se-Indonesia yang kali ini di ikuti oleh ratusan peserta se-Indonesia. Kompetisi ini dapat mengkondisikan dirinya agar dapat bersaing dari 1 dengan yang lainnya. Mereka sudah luar biasa insyaa Allah yang belum menang di lain kesempatan akan meraih kemenangan itu. Insyaa Allah agenda HIMSO ini akan dilaksanakan di tiap tahunnya."



Tetap semangaat, pantang menyerah dan good job untuk anak-anak hebat baik dari SD IT maupun MTs Hidayatullah Yogyakarta. 




Kompetisi Hidayatullah Mathematics and Science Olympiad  (HIMSO) tingkat SD/MI & SMP/MTs, se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan DPW Hidayatullah gabungan se-Jawa. Setelah melalui babak penyisihan secara offline pada 22 Februari 2025 dan bersaing dengan ribuan peserta se-Indonesia. Kini persaingan kompetisi babak final HIMSO 2025 alhamdulillah berlangsung pada Ahad, 22 Juni 2025. Berikut hasil kompetisi yang di raih oleh para peserta SD IT-MTs Hidayatullah Yogyakarta yaitu:

SD IT

Kategori Matematika : 21 Peserta 

Medali Perunggu : 6

Medali Perak : 2

Medali Merit : 13


Kategori IPA : 12 Peserta

Medali Emas : 1

Medali Perunggu : 4

Medali Perak : 3

Medali Merit : 4


MTs Putra-Putri :16 Peserta

Medali Perunggu : 4

Medali Perak : 3

Medali Merit : 9






Selamat bagi para pemenang kompetisi HIMSO 2025 dan bagi yang belum menang tetap menjadi pemenang di hati semua ustadz dan ustadzah serta semua pihak. 


Seluruh peserta dari SD IT-MTs Hidayatullah Yogyakarta dalam ajang kompetisi Final Hidayatullah Mathematics and Science Olympiad (HIMSO) 2025 secara Offline di Kampus Utama Hidayatullah Surabaya bersama para pendamping Ahad, 22 Juni 2025 alhamdulillah dapat berjalan lancar hingga akhir. 


Sekali lagi kami ucapkan Jazakumullahu khoiron katsiro atas do'a dan juga dukungannya.. Aamiin 🤲🏻☺️



Barokallahu fiikum..👍🏻🥰

Rep : Ibtisamah
Foto : Tim Himso Hidayatullah Jogja

"LANGKAH AWAL MENUJU MASA DEPAN" Pelepasan 127 Murid Kelas 6 SD IT Hidayatullah Tahun Ajaran 2024/2025

 www.sdithidayatullah.net || Sleman-Selasa, 17 Juni 2025 telah dilaksanakan acara Tasyakuran kelulusan dan Wisuda  sekaligus Pelepasan Murid Kelas VI Angkatan 2025 SD IT Hidayatullah Yogyakarta. Bertempat Ball Room Prima SR. Jl. Magelang Sleman



Acara dimulai pada pukul 07.30 WIB dihadiri oleh para murid, wali murid, guru, pegawai SD IT Hidayatullah beserta beberapa tamu undangan. 

Untuk tahun ini tema yang diangkat adalah “langkah awal menuju masa depan” Selain itu, acara juga dimeriahkan dengan penampilan siswa-siswi SD IT Hidayatullah berupa persembahan puisi, pidato, puisi serta



lagu untuk orang tua serta untuk asatidzah.

Dalam kesempatan ini pelaksana tugas Kepala Sekolah SD IT Hidayatullah Yogyakarta, Ustadz Untung Purnama S.Pd,, menumumkan bahwa sebanyak 100 murid kelas VI dinyatakan lulus 100% ia berpesan kepada seluruh murid untuk berpegang teguh dengan karakter islam. 


Acara perayaan ini juga perenungan kepada seluruh murid untuk mengingat selalu jasa-jasa yang diberikan oleh orang tua (birrul walidayn) yang dipimpin langsung oleh Bapak Kurnia.
Juga Murid-murid dihiangkan dengan penayangan flashback perjalanan pendidkan mereka dari kelas 1-6.

“Saya sangat bannga menyekolahkan anak saya di SD IT Hidayatullah, progres yang diberikan kepada anak saya sangatlah signifikan, meskipun acara ini sederhana akan tetapi membekas di hati kami” Ujar ayah Nadzifah selaku peraih nilai ASPD tertinggi di SD IT Hidayatullah

Acara ini ditutup dengan do’a Bersama yang dipimpin oleh ustadz Zainal Arifin S.Pd, beliau mendoakan agar anak didiknya senantiasa diberikan perlindungan oleh Allah dimanapun berada.

Alhamdulillah acara berjalan sukses dan lancar, Selamat untuk murid SD IT Hidayatullah Yogyakarta Angkatan 2025 semoga sukses di tempat barunya dan senantiasa mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapatkan ketika sekolah.

 


Pengaruh Ubudiyah Seorang Guru terhadap Adab Murid

 

بسم الله الرحمن الرحيم

    Disebutkan bahwa, pendidikan merupakan kunci utama kemajuan bangsa dan negara. Lalu kemudian muncul pertanyaan, “Dari mana kita mulai mendidik?. Ada sebuah istilah yang mengatakan “Non Scholae Sed Vitae Discimus” yaitu manusia belajar bukan mengejar nilai tetapi mempersiapkan hidup yang lebih baik. 




  Pemikiran yang sama disampaikan oleh Theodore Meyer Greene yang mengatakan bahwa, ”pendidikan merupakan upaya menyiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk meraih kehidupan yang bermakna”. Dalam konteks kemajuan Indonesia dan menghadapi tantangan masa depan, manusia harus dipandang sebagai human capital yang dipersiapkan dengan sistem pendidikan yang baik untuk membangun karakter dan transfer knowledge.

   Sementara itu data lain mengatakan bahwa, sistem pendidikan Indonesia berada di peringkat 54 dari total 76 negara. Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, posisi Indonesia masih di bawah Singapura, Malaysia, dan Thailand (djkn.kemenkeu.go.id).




    Kemudian fokus yang sama, terlebih kita sebagai seorang muslim memiliki pandangan bahwa tarbiyah atau pendidikan mengarah pada tujuan mencetak generasi rabbani, yaitu generasi yang mengenali Tuhannya yaitu Allah Subhanahu wa Ta’alaa. Oleh karena itu, pengelolaan sistem dan operasional sekolah tidak luput pada tujuan-tujan ketuhanan atau mengandung nilai-nilai ketauhidan kepada Allah Subhanahu wa Ta’alaa.

    Jika kita meninjau pada sisi kasus kekinian sebagai salah satu bentuk bagian dari evaluasi pendidikan kita, maka kita akan menemukan temuan-temuan yang tidak selaras dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu salah satunya adalah merosotnya atau terjadinya kemunduruan akhlak dan adab peserta didik disebabkan banyak aspek yang mempengaruhinya. Maka tugas utama guru saat ini lebih banyak pada mendidik dari pada mengajarkan sesuatu yang bersifat pengetahuan.

        “Lantas knowledge (pengetahuan) bagaimana?”

    Mengajarkan suatu pengetahuan atau pelajaran tertentu penting, tetapi memperbaiki dan membangun akhlak peserta didik saat ini jauh lebih penting. Dengan perkembangan zaman yang serba instan saat ini, murid justru bisa dengan mudah mengakses ilmu pengetahuan kapan dan di mana saja. Artinya belajar mencari tahu sesuatu yang belum tahu itu tentu sangat mudah, tetapi memperbaiki akhlak dan adab perlu kerja keras dan tauladan dari semua guru.



    Sosok guru yang menjadi role model di lingkungan sekolah dan masyarakat, harapannya adalah bisa menjadi sosok tauladan yang baik agar bisa memberikan pengaruh pada peningkatan akhlak dan adab murid. Maka disebutkan bahwa guru adalah digugu lan ditiru, artinya guru itu dipercaya dan dicontoh segala ucapan dan perbuatannya. Tidak mudah memang jadi guru, tantangan dan pertanggungjawabannya berat. Baik di dunia maupun di akhirat.

    Bukankah kita pernah mendengar kisah Imam Syafi’i rohimahullahu ta’ala dalam mengajari muridnya bernama Ar-Rabi’ bin Sulaiman yang dikisahkan beliau termasuk murid yang “slow learner” diantara kawan-kawannya?.

    Setidaknya kita bisa mengambil dua topik utama dari kisah Imam Syafi’i bersama muridnya Ar-Rabi’ bin Sulaiman;



1. Imam Syafi’i mengajarkan muridnya dengan keiikhlasan dan kesabaran.

    Dalam kisahnya dikatakan, Imam Syafi’i penuh kesabaran mengajari Ar-Rabi’ bin Sulaiman karena tidak dalam sekali Imam Syafi’i menjelaskan, lalu Ar-Rabi’ langsung paham. Bahkan sampai Ar-Rabi’ diajak ke rumah beliau untuk diajarkan secara privat dan itu pun sama, Ar-Rabi’ masih belum juga paham. Bagaiamana pun kondisi muridnya, namun Imam Syafi’i tidak memvonis muridnya dan tidak pula menunjukkan kekesalah terhadap Ar Rabi’ yang “slow learner” tersebut.

    Kita sangat jauh levelnya dengan Imam Syafi’i, maka kita bisa mencontoh beliau bagaimana mengajarkan murid dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Terlebih apa yang kita ajarkan, apa yang sedang kita perbaiki adalah masalah akhlak dan adab murid, maka jauh lebih membutuhkan keikhlasan dan kesebaran.

2. Imam Syafi’i memerintahkan Ar-Rabi’ untuk berdo’a kepada Allah sebagai bentuk ubudiyah.

    Di akhir kisahnya, Imam Syafi’i memerintahkan Ar-Rabi’untuk berdo’a kepada Allah, agar Allah mencurahkan ilmu kepadanya, karena Allah yang memiliki ilmu dan Allah lah yang berkuasa untuk memberikan pemahaman ilmu kepada hambaNya. Dan terbukti Ar Rabi’ menjadi ulama besar setelah beliau menjalankan nasihat gurunya Imam Syafi’i.




      Penulis meyakini, jika Imam Syafi’i tidak hanya memerintahkan Ar-Rabi’ untuk berdo’a, namun beliau pun pasti mendo’akan murid-muridnya. Ketika kita merasa berat medidik murid, merasa lelah dan capek, maka perlu kiranya kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah. Karena sejatinya, Allah lah yang membolak-balikan hati seorang hamba, Allah lah yang berkuasa atas hidayah seorang hamba. Maka memperbaiki kualitas ibadah kita termasuk di dalamnya seorang guru terus menerus mendo’akan muridnya, agar mereka menjadi generasi rabbani yang memiliki akhlak dan adab yang baik adalah menjadi prioritas utama.

    Suatu kisah, seorang guru selalu menjalankan aktifitas wudhu dan sholat sunnah dhuha sebelum masuk kelas. Ketika ditanyakan kepadanya, “Kenapa Anda melakukan itu tiap hari?”. Maka jawaban beliau adalah, “hari ini jadwal ngajar penuh, artinya bertemu dan berinterasi dengan murid akan sering, maka saya minta kepada Allah, agar Allah melapangkan dada saya, dan Allah berikan pemahaman kepada murid-murid saya.” Maa Syaa Allah...

    Begitulah guru, sebagaimana beban dan tanggung jawabnya yang sangat berat, maka selayaknya guru harus terus menerus mendekat kepada Allah, dan selalu melibatkan Allah dalam menagajar dan mendidik murid. Semoga dengan dekatnya guru kepada Allah, akan mempengaruhi baiknya akhlak dan adab murid. Aamiin Ya Rabbal ‘Aalamiin...

Wallahu Ta’aalaa A’lam...


Oleh: Hendra Nugroho, S.Pd.I

(Guru al-Qur'an SD IT Hidayatullah Yogyakarta)