Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Palestina?

 Apa yang Dapat Kita Lakukan untuk Palestina?

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd


        Palestina adalah negara saudara muslim kita yang tanahnya penuh keberkahan pun didalamnya terdapat Baitul Maqdis yang merupakan tempat dan suci juga kiblat pertama ummat Islam, sudah seharusnya kita bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir lebih memperhatikan dan turut berjuang untuk kembali “membebaskannya” dari penjajahan Zionis Israel. Dalam sejarah bangsa Indonesia, Palestina mempunyai hubungan yang sangat penting. Karena Palestina menjadi negara pertama yang kemudian mengakui Kemerdekaan dan Kedaulatan Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Dan sesuai dengan yang termaktub dalam Pembukaan UUD 1945, Bangsa Indonesia turut serta dalam mewujudkan perdamaian dunia maka kita pun sangat tidak setuju dengan adanya penjajahan Zionis Israel di Palestina dengan berbagai kekejaman dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya. Termasuk genosida yang telah membunuh ribuan warga sipil yang tak berdosa di tanah suci Palestina.

       Lantas, menghadapi konflik Palestina dan Israel ini bagaimana kita harus bersikap? Merangkum tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Janto Abu Abdurrahman dalam acara Sosialisasi dan Pembinaan Guru Karyawan Yayasan As-Sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2025, bahwa terhadap saudara-saudara kita di Palestina, diantaranya adalah:

1. Mendoakan. Kita harus menggunakan senjata kaum muslimin yaitu mendoakan. Itu adalah upaya utama. Bukan upaya terakhir. Dari tempat terbaik, dari waktu-waktu terbaik, jangan pernah lupa kita senantiasa mendoakan yang terbaik untuk Baitul Maqdis.

Waktu terbaik yaitu di sepertiga malam yang biasa kita gunakan untuk shalat tahajud. Tempat-tempat terbaik di Mekkah, Madinah, Palestina, dan masjid-masjid Allah lainnya. Tak lupa kita juga senantiasa bagaimana selalu memantau arahan para ulama dan mujahid yang memang menghadiri langsung di garis depan, Hidayatullah selalu on the track, selalu tersambung di garis depan.



2. Mendidik dan mentarbiyah anak-anak kita agar senantiasa terpaut dengan Baitul Maqdis.

Kita merindukan generasi Muslim yang tertarbiyah, terpaut dengan Baitul Maqdis. Kita mulai dengan mentarbiyah anak-anak kita dari jenjang pre-school dan seterusnya. Kita mengingat Syekh Ahmad Yasin yang menghadirkan seperti Abu Ubaidah, serdadu Al-Qasam. Para serdadu al-Qasam dapat memperlakukan tawanan Israel dengan baik. Seperti seorang ayah yang “ngrumati” anak-anaknya. Karena itu adalah hasil dari jiwa yang tertarbiyah dengan baik. Dan testimoni itu disampaikan sendiri oleh pihak musuh.

3. Boikot terhadap perusahaan yang mendukung dan berafiliasi dengan Zionis Israel.

Cari informasi, lakukan sedikit demi sedikit tentunya dari keluarga kita. Dan terus gencarkan dan informasikan kepada orang lain. Istiqamahkan sebagai komitmen dan dukungan kepada kepada Palestina. Sehingga dampaknya dengan aksi boikot kita dapat mempengaruhi opini publik dan mendorong perusahaan atau pemerintah untuk mengubah kebijakan atau praktik mereka.

4. Bagaimana mengupayakan diri istiqamah dalam berpartisipasi mengupayakan hadir dalam jihad dalam segala aspek kehidupan dengan jiwa raga kita. Hal tersebut menuntut konsekuensi yang luar biasa, kemuliaan jihad di sisi Allah melebihi kemuliaan orang-orang yang memberi minum jamaah haji. Kita niatkan Berpartisipasi untuk berinfak misal 1000 rupiah setiap hari kita niatkan untuk Baitul Maqdis.

5 dan 6. Menguatkan kawan sembari melemahkan musuh.

Harus segera mengetahui, pihak-pihak siapa yang memberikan loyalitas perusahaan-perusahaan yang membantu Israel, maka kita harus boikot perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel tersebut sebagai wala bara’ kita.

Jangan sampai kita menjadi orang yang “gembosi” terhadap usaha-usaha yang memperjuangkan Palestina. Seperti terhadap “Aksi-Aksi” yang kita lakukan untuk mendukung Palestina.

Dengan analogi Saat kita melihat ada rumah kebakaran, maka kita bisa bersegara untuk mengambil ember berisi air, tidak perlu saling menyalahkan “siapa ini yang membuat kebakaran”. Maka jangan sampai kita sibuk melihat kita dari golongan mana, atau teman kita dari golongan mana, tapi kita perlu bersatu untuk membantu Palestina.


Wallahu a’lam bishowab


Sumber: Tausiyah Ustadz Janto Abu Abdurrahman dalam Sosialiasasi Yayasan As-Sakinah Pondok Pesantren Hidayatullah Yogyakarta, Sabtu 3 Mei 2025.

Previous Post
Next Post