Semuanya Bisa Menulis

 


Semuanya Bisa Menulis*

Motivasi dan tausiyah bisa kita dapatkan dari siapa saja dan kapan saja. Begitupun saya, alhamdulillah biidznillah malam ini kembali mendapatkan motivasi untuk menulis dan menjaga ketahanan rumah tangga dengan wasilah siaran live Bu Ida Nur Laila di laman FB. Beliau adalah seorang penulis buku, konsultan keluarga juga istri dari penulis kondang Ustadz Cahyadi Takariawan.
Rupanya saat itu beliau sedang kedatangan rombongan tamu Ummahat dari Bandung yang mengadakan Silaturahmi Tokoh. Dan beliau pun membagikan perbincangan beliau dengan rombongan Ummahat tersebut, yang saya rangkum dalam tulisan di bawah ini:
Semuanya bisa menulis...
Menurut Bu Ida, menulis itu kompatibel (selaras) dengan profesi apapun. Menulis adalah aktivitas, hobi, profesi yang bisa dilakukan oleh siapapun.
Semuanya bisa menulis. Asalkan bisa berfikir, kita bisa menulis. Bahkan orang yang tidak bisa bicara pun, bisa menuliskan pikirannya dengan teknologi yang ada. Contoh orang stroke, dengan kedipan mata bisa menuangkan pikirannya yang ditulis oleh komputer.
Mindset yang perlu kita bangun adalah:
1. Kita semua bisa menulis. Ya In sya Allah bisa. Kita yakin dulu, jika kita bisa. Namun jika kita mengatakan tidak bisa menulis, ya tidak akan bisa.
2. Kita sebagai seorang anak, ibu, dai, atau dengan berbagai profesi kita, kita memiliki banyak sekali pengalaman yang bisa kita bagikan kepada orang lain.
Pengalaman satu orang dengan orang lainnya itu unik, dan tidak akan bisa disamakan. Bisa jadi sebuah peristiwa yang sama, akan memberikan makna yang berbeda bagi tiap orang. Karena kita mengambil makna dari sebuah peristiwa dari masa lalu kita, pengetahuan, pengalaman, maka cara kita merespon sesuatu pun akan berbeda-beda.
Bu Ida kembali menekankan, jika kita mempunya pengalaman, gagasan, cita-cita, bisa kita bagikan kepada orang lain. Dan jika pengalaman kita tidak dituliskan atau tidak dibagikan maka ia akan terkubur dengan jasad kita.
Kita dengan berbagi profesi kita, akan banyak sekali kisah atau pengalaman yang bisa kita tuliskan dan bagikan. Contohnya bagi seorang yang berprofesi sebagai guru, akan mempunyai murid baru setiap tahunnya. Murid-murid kita jika kita tuliskan maka akan banyak sekali tulisan kita. Ada kisah seorang penulis Torey Haden, seorang guru SLB; anak autis, broken home, dan lail-lain, menuliskan 1 murid 1 buku. Dikisahkan dengan sangat detail, bahkan hingga murid itu lulus, masih dilacak keberadaannya. Bukunya menjadi best seller, dan telah diterjemahkan dalam banyak bahasa.
Menulis itu adalah warisan kita untuk generasi yang akan datang. Ibu-ibu bisa menceritakan kisah anak-anaknya. Anak 1 hingga ke berapa, pasti ada ceritanya masing-masing. Dari proses kehamilan, kelahiran, dan pertumbuhan anak kita. Anak-anak kita menjadi tokoh utama dalam cerita kita. Anak kita akan sangat suka membacanya.
Beberapa manfaat menuliskan kisah anak-anak kita:
1. Mengantarkan anak kita semakin birrul walidain, karena membaca cerita atau kisah ibu dalam perjuangannya semasa hamil, melahirkan atau saat mendidik anak.
2. Saat cinta kita dengan anak kita diuji, misal saat remaja, ketika anak kita ada masalah dengan kita, bisa mengembalikan bonding dengan anak kita, bahwa kita senantiasa sayang kepada anak kita.
3. Bagi ibu-ibu saat menulis itu adalah healing, menyalurkan perasaannya, saling menguatkan satu sama lain, menjaga kewarasan mental.

Rumus atau Tips dari Pak Cah agar Istiqamah Menulis:
1. Meluangkan waktu 8 menit sehari untuk menulis.
2. Tetapkan waktu, tempat, dan alat (device) nya apa untuk menulis.
Jika kita ingin membuat karya, kita harus membuat outline, planning, target kita. Kita punya komitmen untuk menyelesaikan karya. Sebaiknya kita punya tempat kerja untuk menulis, boleh saja di dapur atau tempat khusus untuk menulis.
Kita bisa Menabung naskah menjadi buku: caranya buat outline dulu, kita tulis dan kembangkan tiap bab nya, di posting di blog setiap bulan. Setelah jadi semua bab nya, bisa dijadikan buku.
Menulis suka-suka merupakan kumpulan tulisan di berbagai media. Kita bisa menulis di berbagai wadah/ sarana, misal blog atau FB, dan suatu saat bisa kita satukan menjadi buku, tinggal disesuaikan atau editing menjadi bahasa buku, dan kita ambil tema yang sama.
Menulis dengan tema-tema tertentu juga bisa memfokuskan tulisan kita. Misal kesehatan, pendidikan, atau inspirasi seperti buku nya Pak Cah “Butterfly Effect” yang mempunya tema tentang inspirasi.
Kita juga bisa menulis suka-suka sesuai dengan keinginan kita. Sesuai situasi kondisi. Ada yang menarik, atau ingin kita tulis, bisa kita tuliskan. Untuk memudahkan jika kita ingin membuat buku dalam komunitas kita, kita bisa menulis buku antologi, disesuaikan dengan tema yang diinginkan dan dikerjakan bersama-sama. Maka akan lebih ringan.
Resep Rumah Tangga Bahagia:
1. Closing cintanya Allah, maka kita akan dimudahkan closing cintanya manusia. Jika hablumminallah baik, maka hablumminannaas akan beres. Termasuk dengan suami kita.
2. Tebar pesona akhlak. Jadikan diri kita senantiasa berakhlak mulia dalam situasi apapun kepada suami kita. Sehingga suami tidak akan punya komplen kepada istrinya. Karena suami sudah terpesona dengan akhlak istrinya.
3. Berikan service excelent. Prioritaskan suami, berikan yang terbaik untuk pasangan hingga ia merasa tersanjung.
4. Jadikan aku perempuan kedua. Yang pertama adalah ibu suami kita (mertua). Jika kita mengutamakan, muliakan ibu mertua kita, maka suami juga akan menyanjung kita, semakin cinta kepada kita. Jika ada apa-apa, ibu mertua akan membela kita.
5. Terus lakukan doa-doa kita kepada Allah. Kita fokus dengan kelebihannya, kekurangan suami kita sampaikan kepada Allah dengan doa-doa kita.
Dan bagaimana jika orang tua kita sudah wafat, maka orang tua kita lebih membutuhkan kita. 3 hal yang akan terus mengalir pahalanya, berikan kepada orangtua kita. Wakaf jariyah atas nama orang tua kita. Sebarkan ilmu bermanfaat yang diajarkan orangtua kita. Doa anak shalih, doa dari kita anak-anaknya.
*Sumber: Siaran Langsung Ibu Ida Nur Laila di Facebook.
Dirangkum oleh: Ayun Afifah, S.Pd.
Previous Post
Next Post