www.sdithidayatullah.net | (Selasa, 2 Jumadil Akhir 1441 H/27 Januari 2020 M)
"Biasakan memberikan bacaan terbaik kita sekalipun kita sedang memurojaah hafalan sendirian."
Pesan itu disampaikan ustadz Haris kepada murid-murid calon peserta munaqosyah. Sabtu, 25 Januari 2020 para murid menjalani ujian pra munaqosyah untuk mengukur kelayakan mereka mengikuti munaqosyah. Sebelum diuji orang lain, para murid diuji sendiri oleh guru-gurunya terlebih dahulu. Murid-murid yang lulus ujian pra munaqosyah akan diikutsertakan dalam munaqosyah.
KLIK DI SINI : INFO MURID BARU 2020/2021Dalam munaqosyah murid-murid akan diuji oleh para penguji dari tim Ummi Daerah Yogyakarta. Mereka akan menjalani ujian tartil, ghorib, tajwid, dan hafalan. Munaqosyah Metode Ummi SDIT Hidayatullah insya Allah akan dilaksanakan pada tanggal 14 Februari 2020.
"Jika terbiasa membaca dengan kualitas bacaan terbaik, nanti saat diuji dan disimak bacaannya insya Allah akan lebih mudah untuk kita memberikan bacaan terbaik yang kita miliki," kira-kira seperti itu nasihat ustadz Haris.
Saya jadi teringat guru saya dulu juga mewasiatkan hal serupa, "Coba bacaannya lebih difasihkan, membacanya pelan-pelan, jangan tergesa-gesa, agar jangan sampai ada satu huruf yang terlewat."
Selain melaksanakan perintah Allah dalam surat Al Muzammil agar kita membaca Al-Qur'an dengan tartil, membaguskan bacaan juga menjadi bagian dari mengikuti kebiasaan nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allah tidak mendengar suara seorang Nabi melainkan Dia mendengar suara seorang Nabi yang membaca Al-Qur'an dengan suara yang indah.” (H.R. Bukhari). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga berpesan, dari al-Barra bin Azib radhiyallahu ‘anhu, "Hiasilah Al-Qur'an dengan suara kalian." (HR. Ahmad dan Nasa'i)
Saya sendiri kepada murid-murid saya kadang memberikan pesan yang mirip, hanya nuansanya sedikit berbeda, "Kalau membaca Al-Qur'an itu yang keras, yang lantang, biar syaithan di sekitar kita pergi. Kita usahakan membaca sebaik mungkin, karena bisa jadi ada juga jin yang mendengar bacaan kita. Dikisahkan di surat Al Jinn bahwa pernah suatu saat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membaca Al-Qur'an lalu para jin merasa takjub dengan bacaan Al-Qur'an itu. Siapa tahu dengan bacaan Al-Qur'an kita ada jin-jin yang jadi beriman pada Allah."
Saya sendiri kepada murid-murid saya kadang memberikan pesan yang mirip, hanya nuansanya sedikit berbeda, "Kalau membaca Al-Qur'an itu yang keras, yang lantang, biar syaithan di sekitar kita pergi. Kita usahakan membaca sebaik mungkin, karena bisa jadi ada juga jin yang mendengar bacaan kita. Dikisahkan di surat Al Jinn bahwa pernah suatu saat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam membaca Al-Qur'an lalu para jin merasa takjub dengan bacaan Al-Qur'an itu. Siapa tahu dengan bacaan Al-Qur'an kita ada jin-jin yang jadi beriman pada Allah."
Tentu bukan kewajiban kita berdakwah pada bangsa jin, hanya saja di antara mereka memang sebagian beriman dan sebagian lagi kafir. Di surat lain bahkan dijelaskan bahwa para jin ada yang kembali kepada kaumnya untuk berdakwah setelah mendengar bacaan Al-Qur'an dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebelum masuk Islam Umar bin Khattab tak sengaja mendengar saudari perempuannya membaca surat Thaha sehingga ia pun marah dan memukulnya hingga berdarah. Atas izin Allah, justru surat itulah yang akhirnya menjadi jalan Umar masuk Islam.
Semoga Allah karuniakan kita taufiq agar bisa membaca Al-Qur'an dengan bacaan terbaik di siang dan malam kita. Semoga bacaan terbaik itu menjadi sebentuk ikhtiar kita untuk memuliakan Al-Qur'an di dunia. Dengan itu semoga di akhirat kelak Allah berikan kemuliaan kepada kita. Allaahumma aamiin.
📸 : Ida Nahdhah