Komite TK Yaa Bunayya Adakan Seminar Parenting "Mendidik Anak Menuju Mumayyiz"


www.sdithidayatullah.net | Hari Ahad tanggal 3 Rabiul Awal 1440 H atau bertepatan dengan 11 Nopember 2018 Komite TK Yaa Bunayya mengadakan Seminar Parenting bertemakan "Mendidik Anak Menuju Mumayyiz". Seminar ini menghadirkan Ustadz Mohammad Fauzil Adhim selaku pembicara.

Seminar parenting yang dilaksanakan di Ruang Aula Serbaguna Yayasan AsSakinah ini dihadiri sekitar 200 orang peserta. Tadinya acara ini ditujukan untuk para wali, namun ternyata mendapatkan antusias yang luar biasa, terbukti tidak hanya dari wali TK Yaa Bunayya yang hadir namun dari wali SDIT Hidayatullah, Himpaudi Ngaglik, dan juga peserta umum lainnya. 

Dalam sambutannya Ibu Pijar Pertiwi manyampaikan, Komite TK Yaa Bunayya mengapa memilih tema parenting ini diantaranya karena 3 hal, yaitu: 1. Kebutuhan orangtua usia KB/TK; 2. Urgensi menyikapi banyaknya perubahan yang terjadi akibat perkembangan teknologi; 3. Reminder orangtua untuk selalu senantiasa bersikap sesuai tuntunan.

Pembicara yang merupakan pakar parenting yang telah menulis puluhan buku ini menyatakan sudah seharusnya kita kembali kepada agama kita dalam mendidik anak. Jika kita melihat psikologi barat, ternyata banyak sekali pakar-pakar psikologi Barat yang mempunyai banyak teori terkait pendidikan anak maupun tentang perkawinan malah gagal dalam kehidupan keluarga maupun perkawinannya.

Menurut beliau, dalam mendidik anak kita bisa belajar dari kisah Zaid bin Amr bin Tufhail yang dapat kita ambil teladan nya terkait dengan komitmen untuk bersungguh-sungguh mendidik anak dengan baik.

Mumayyiz adalah masa dimana seseorang memiliki tamyiz yaitu saat ia bisa membedakan baik dan buruk,  benar dan salah serta anak ingin menjadi baik.  Seorang anak sampai pada masa ini pada usia 6tahun selambat-lambatnya 7tahun. Mendidik anak hingga ia memiliki tamyiz bersasaran pada pencapaian mukallaf dimana anak memiliki tanggung jawab penuh dan melewati masa remajanya tanpa banyak mengalami krisis identitas. 

Masa sebelum mumayyiz ini anak belajar mengontrol diri,  amarah dan mengenali keinginan dirinya. Sehingga orangtua harus memahami mana kebutuhan anak dan mana keinginan anak, karena tidak semua apa yang diingini anak harus dipenuhi.  Dimasa ini peran orangtua penting untuk meletakkan fondasi iman,  keyakinan dan kemauan yang kuat sehingga setelah mumayyiz,  anak sangat kuat keinginannya untuk meluangkan waktu mengejar yang diimpikannya. 


Lalu bagaimana mendidik anak menuju mumayyiz yang baik? Kuncinya adalah ittaqillah,  yaitu dg takwa yg membawa anak dan keluarga jauh dari siksa neraka.  Caranya adalah dengan :  

1. Tumbuhkan rasa suka,  rasa bangga terhadap Islam dan ajaran-ajarannya. Sebelum mumayyiz anak belum diperintah untuk beribadah (sholat). Jangan memaksa ingin instan hasilnya karena akan berdampak yang kurang bagus dimasa mendatang. 

2. Beri anak bekal pokok yaitu dengan menghidupkan akal.  Perbanyak mendengarkan,  lalu pancing anak dengan pertanyaan dan beri tanggapan (bukan buru-buru memberi sanggahan apalagi menyalahkan).  Pertanyaan diadakan untuk menajamkan alasan atau pemahaman.  Targetnya bukan penjelasan anak tapi memancing anak untuk berpikir.  Ini dilakukan agak kelak menumbuhkan kesungguhan pada apa yang bermanfaat bukan sekedar menuruti passionnya saja.

Lebih lanjut di sesi akhir seminar ini, beliau mengingatkan ketika mendidik anak, jangan meremehkan istilah. Seperti misal dalam memberi istilah kepada anak yang mulai beranjak dewasa, dunia psikologi barat menyebut remaja , yang identik dengan kenakalan , keterombangambingan jiwa. Padahal Rasulullah memanggil dengan sebutan "Syabab" yang artinya pemuda. Jadi disini akan terasa bedanya. Jika anak-anak atau "diistilahi" "remaja" melakukan kesalahan akan dianggap wajar, akan dimaklumi, permakluman keliru yang dibiarkan terus menerus dan si anak ini kuga akan merasa nyaman dengan kekeliruannya. Padahal seharusnya kita mengarahkan ke dalam kebenaran.
Dasarnya 2:104. Jadi gantilah istilah dari "remaja", (mungkin bisa "abg" dengan istilah kata "syabab", "pemuda", mudah-mudahan akan lebih mudah mengarahkan dan tidak ada permakluman yang keliru.

Banyak wali murid merasa antusias dan  mendapatkan banyak ilmu dari acara seminar parenting ini, seperti yang disampaikan oleh Bu Zulfa selaku wali murid yang mempunyai 3  putera dan Puteri di SDIT Hidayatullah."Alhamdulillah acara ini sangat bagus, kalo bisa sering diadakan, karena jarang ada Parenting yang membahas parenting Islami yang dihubungkan dengan Al Qur'an. Dengan ini kita orangtua menjadi lebih bijak mendidik anak sesuai teladan Rasulullah." Tulis Bu Zulfa yang dihubungi reporter lewat media WhatsApp.

Rep: Ayun Afifah
Powered by Blogger.
close