Cerdas Memilih Metode Pembelajaran


Oleh : Untung Purnomo, S.Pd

Metode pembelajaran merupakan salah satu pendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Perlu kesesuaian antara metode, materi pembelajaran serta subyek belajar. Ketika hal tersebut terlaksana niscaya tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Guru sebagai ujung tombak pembelajaran harus menguasai teori-teori belajar yang ada. Dengan landasan teori yang dikuasai guru akan mudah menentukan metode yang dipakai saat mengajar. Sehingga hal-hal yang tidak diperlukan dalam proses pembelajaran terminimalisir. Salah satu teori belajar yang ada, yaitu teori behavioristik.

Menurut teori ini, belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi atau ikatan antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa untuk membantu siswa belajar. Sedangkan respon adalah reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Dengan kata lain stimulus merupakan materi pelajaran sedangkan respon adalah tingkah laku yang diharapkan muncul setelah diberi materi. Dalam kurikulum, tingkah laku ini dapat dimaknai dengan sikap afektif, kognitif maupun psikomotor.

Teori behavioristik ini menganggap orang yang belajar sebagai individu yang pasif, tingkah laku  dapat dibentuk jika dikondisikan dengan cara tertentu menggunakan drill atau pembiasaan semata, serta menganggap munculnya tingkah laku yang diharapkan akan semakin kuat bila diberikan reinforcement maupun reward dan perilaku tersebut akan menghilang jika dikenai punishment.

Prinsip-prinsip dalam penyampaian pembelajaran menurut teori ini. Pertama, dibutuhkan kesiapan mental dan motivasi. Kedua, dalam pembelajaran dibutuhkan alat pemusat perhatian. Ketiga perlu keaktifan siswa. Keempat membutuhkan perulangan. Kelima, umpan balik terhadap kemajuan siswa perlu diberikan segera. Dan keenam, wajib adanya pemberian penguatan dan reward.

Tidak ada teori belajar yang sempurna, termasuk teori behavioristik ini. Kelemahan dari teori ini, yaitu memaknai pembelajaran hanya pemindahan materi ajar ke otak siswa, sehingga belajar hanya bersifat menghafal materi dan tidak bermakna, kelemahan yang kedua, ketika belajar tidak bermakna, maka materi yang dihafal juga mudah hilang dari memori otak.

*) Untung Purnomo, S.Pd. | Guru SDIT Hidayatullah Sleman
Admin @emthorif
Previous Post
Next Post