Catatan Perjalanan Hiking dan Susur Goa Kiskendo SDIT Hidayatullah
di dalam goa Kiskendo |
Oleh Mahmud Thorif
Jumat-Sabtu,
10-11 Oktober 2014, Murid SDIT Hidayatullah mengadakan kegiatan ‘Hiking dan
Susur Goa’ Kiskendo di Kulonprogo Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh kelas
4, 5, dan kelas 6. Kegiatan yang bertema “Menaklukkan Bukit Menoreh” ini
diikuti sebanyak 130 an murid.
Dimulai Jumat
siang, pukul 13.00 WIB anak-anak sudah berkumpul di sekolah dilanjutkan
perjalanan naik bus. Kurang lebih 1 jam bus menepi di daerah Kulonprogo.
Apakah
perjalanan anak-anak SDIT Hidayatullah selesai? Tidak. Justru dimulai dari
sinilah perjalanan mereka. Selepas shalat Asar berjamaah, pukul 16.00 wib anak-anak
dikelompokkan berdasarkan kelasnya masing-masing, mereka menyusuri jalan
beraspal menuju ke penginapan di dekat wilayah Goa Kiskendo.
inisiatif saling membantu di perjalanan |
Penulis yang
mengikuti perjalanan ini jadi bisa merasakan betapa berat perjalanan ini,
apalagi bagi anak-anak usia SD. Saya kira perjalanan ini antara 7-8 KM, namun
setelah tanya penduduk setempat, perjalanan ini bukan berjarak 7-8 km, namun
sekitar 12-13 km. Ah, tentu bagi anak-anak usia SD berjalan sepanjang itu
memerlukan energi dan semangat tersendiri.
Alhamdulillah,
sepanjang perjalanan kami memberikan nilai-nilai kepada anak-anak, “Mas-Mbak,
jadi kita harus bersyukur, orang tua Mas dan Mbak mempunyai mobil, sepeda motor
sehingga tidak merasa kecapaian dengan berjalan kaki.” Dan banyak
nasehat-nasehat kami yang tentu anak-anak menyerap dengan kemampuan mereka
masing-masing.
Perjalanan yang
diperkirakan sampai di lokasi pukul 20.00 wib ini ternyata ada yang tepat waktu
dan ada yang meleset jauh. Secara kebetulan yang meleset jauh adalah penulis
dan beberapa murid putri. Memang saya sengaja mengikuti perjalanan mereka
dengan alasan untuk menjaga mereka dari hal-hal yang tidak diinginkan. Penulis
sampai di lokasi tujuan sekitar pukul 09.30, dan itupun setelah penulis
‘kesasar’ beberapa ratus meter.
menikmati makan malam diperjalanan |
Penulis
merasakan anak-anak antusias menikmati perjalanan ini. Mereka bersenda gurau
sesame temannya, walau memang tampak kelelahan dalam raut wajah mereka. Namun
seaakan hilang ditimpa oleh keceriaan yang mereka rasakan.
Tidak mudah
memang menyusuri sepanjang perjalanan malam ini, disamping lelah fisik juga
hawa dingin yang menyerang. Lelah fisik akan bertambah-tambah jika diiringi
keluh dan kesah, sepanjang perjalanan memang ada anak-anak yang berkeluh kesah.
Alhamdulillah, kami juga bisa memasukkan nilai-nilai jika hidup diiringi dengan
keluh dan kesah maka yang lelah bukan hanya fisik, namun jiwa kita.
salah satu anak yang terlelap tidur kelelahan |
Namanya
anak-anak, saat sudah sampai tujuan ada yang tertidur karena kecapaian dan ada
pula yang tetap bermain. Sehingga suasana kampung yang biasanya sepi, gaduh
oleh suara-suara anak-anak yang bersenda gurau.
Setelah
istirahat, yang rencana bangun pukul 03.00 wib untuk shalat tahajud, penulis
rasakan gagal, mungkin karena lelahnya perjalanan malam sehingga anak-anak
pulas tertidur hingga subuh.
Selepas subuh,
anak-anak diajak untuk berolahraga sejenak untuk meregangkan otot-otot yang
kaku, baru dilanjutkan dengan sarapan dan bersih-bersih badan.
Sebelum
perjalanan susur goa pun, anak-anak harus menempuh perjalanan sepanjang sekitar
kurang lebih 2 km. Baru dilanjutkan dengan susur goa. Ada yang unik sebelum
memasuki pintu goa, eh ternyata pintunya masih dikunci, jadi anak-anak lebih
dulu dating disbanding juru kuncinya.
Di dalam goa
anak-anak juga menikmati perjalanan, karena pemandu berjumlah satu orang, maka
hanya beberapa anak yang mengikuti sang pemandu, sehingga banyak anak yang
hanya dipandu oleh guru pendamping. Sengaja penulis mengikuti sang pemandu goa,
karena penulis yakin, banyak kisah-kisah mistik yang akan diceritakan oleh sang
pemandu.
Benar saja,
banyak keluar kisah-kisah pewayangan yang keluar dari lisan sang pemandu, ah
apakah benar kisah itu atau itu hanya kisah fiksi belaka. Justru yang penulis
harapkan bahwa goa ini adalah dulu markas para pejuang kemerdekaan tidak keluar
dari lisan sang pemandu, atau jangan-jangan memang goa ini bukan markas pejuang
ya? Ah ndak tahu juga ah.
Satu hal yang
penulis khawatirkan saat anak-anak diajak berdoa dengan mematikan seluruh lampu
senter yang mereka bawa, dalam hati penulis semoga anak-anak ini berdoa hanya
kepada Allah. Ternyata benar, anak-anak ada yang bertanya, “Kan syirik ya pak,
kalau berdoa bukan kepada Allah.” Alhamdulillah lega hati ini. Walau memang
sang pemandu menyuruh anak-anak berdoa kepada Sang Mahakuasa, yang bisa
mengandung banyak arti di sini.
Perjalanan susur
goa diakhiri menjelang adzan dhuhur, dilanjutkan perjalanan kembali ke
penginapan dengan berjalan kaki di tengah terik matahari, sekitar kurang lebih
2 km. Lalu dilanjutkan makan siang. Penulis melihat anak-anak begitu lahap
makan siang itu, padahal sederhana saja, mi dan telor dadar. Mungkin karena
mereka lapar, lelah sehingga mereka begitu menikmati makan siangnya.
Sekitar pukul
15.00 wib, anak-anak bersiap pulang ke sekolah. Perjalanan kali ini seru karena
mereka naik truk, bukan naik bus seperti saat berangkat. Panitia hanya
menyediakan 2 armada truk untuk peserta 130 an. Waah bisa dibayangkan seperti
apa mereka, ‘untel-untelan’ di truk mereka masing-masing.
Penulis kebagian
truk perempuan, sehingga hanya bisa merasakan atmosfir yang terjadi di truk
perempuan, ada yang nangis, ada yang cuek saja, ada yang gembira, ah banyak
wajah-wajah di truk perempuan ini.
Ops ada yang
kelewatan dalam kisah perjalanan ini, tentang nomor HP. Ada apa sih dengan
nomor HP ini? Panitia hanya menebarkan kontak person dengan nomor-nomor
tertentu, mohon maaf ya, penulis tidak menyebutkan dari mana saja, naah
ternyata di lokasi tidak ada sinyal sama sekali, sehingga terputuslah kontak
jika ada yang mau menanyakan sekadar bagaimana kabar anak-anaknya. Ternyata
setelah dapat informasi dari tuan rumah, nomor yang bisa hanya ada dua, dan
itupun satu nomor yang biasanya dipakai untuk olah data. Jadi pengalaman yang
akan datang semua kartu HP harus tersedia.
Ah, tentu masih
banyak cerita yang anak-anak kita dapatkan dari perjalanan ini, penulis atas
nama sekolah mengucapkan terimakasih kepada tim hiking dan susur goa kiskendo
yang telah meluangkan waktu menemani anak-anak SDIT Hidayatullah, ada Pak
Untung, Pak Arifin, Pak Bagas, Mas Ari, Mas Iqbal, Mas Tardi, dan mas satunya,
lupa deeh. Bu Guru Narti dan satu pendatang baru, Mbak Roi dari UNY, entah
siapa beliau, penulis juga belum mengenalnya, beliau ikut karena sekolah kami
membutuhkan pendamping guru putri karena secara kebetulan guru-guru putri ada
kegiatan di sekolah.
Untuk melihat Album Hiking dan Susur Goa silahkan klik di sini yaa!
Bagi yang mau lihat vidionya bisa klik di sini yaa!
Salam
Penulis
Post a Comment