Menanamkan Kebiasaan Baik Sejak Dini


Oleh : Subliyanto*
Pendidikan adalah proses pengembangan diri seluruh aspek dalam kehidupan manusia, baik aspek kognitif, aspek afektif, maupun aspek psikomotorik.
Sejatinya, pendidikan harus menghasilkan manusia yang cerdas, cakap, dan bertanggung jawab, serta berakhlak mulia. Yang mana dalam hal ini mengimplementasikan tiga aspek kehidupan manusia sebagaimana disebutkan di atas.
Namun pada realitanya, tidak sedikit lembaga pendidikan yang hanya menghasilkan manusia yang hanya unggul pada aspek kognitif saja, sementara dua aspek yang lainnya terabaikan.

Banyak lembaga pendidikan yang mengahsilkan peserta didik yang cerdas dan pintar. Namun ironisnya mereka menjadi manusia manusia yang tidak beradab. Mereka tidak mempunyai rasa hormat, sopan dan santun dalam keseharian mereka, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya.
Di sekolah, banyak peserta didik yang mempunyai kebiasaan ngeyel, kebiasaan, mengolok-olok, dan kebiasaan bertindak nakal. Kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak hanya dilakukan kepada sesama temannya, akan tetapi yang lebih parah lagi kebiasaan-kebiasaan tersebut dilakukan terhadap gurunya.
Sementara di rumah, masih banyak anak-anak yang yang suka melakukan kebiasaan buruk serupa terhadap orang tua mereka, begitu juga di lingkukangan masayarakat tempat tinggal mereka.
Dalam kitab Ta’limul Muta’allim, kitab yang menjelaskan tentang konsep belajar, pada bab ilmu dijelaskan bahwa ilmu yang perioritas dalam kehidupan sosial manusia adalah ‘Ilmul Hal. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu akhlak, yakni ilmu yang membahas tentang adab dan sikap seseorang dalam kehidupa sosial. Karena sejatinya orang yang berilmu akan mengimplentasikan dirinya sebagai orang yang beradab. Semakin tinggi ilmu seseorang, maka akan semakin baik akhlaknya, bukan sebaliknya.
Kalau kita melihat sejarah, bahwa Rasulullah saw. diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak manusia. Dan sebaik-baiknya manusia yang pantas dan patut untuk ditauladani adalah Rasulullah SAW. Hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia.
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan tiga elemen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Sementara anak-anak, dalam hal ini adalah peserta didik, maka mereka tetaplah anak-anak. Yakni sebuah fase dalam kehidupan manusia yang akan mengantarkan dirinya kepada fase selanjutnya.
Jika pada fase ini putra dan putri kita tidak kita arahkan, tidak kita bimbing, dan tidak kita tanamkan pada diri mereka sikap yang baik, tutur kata yang baik, dan kebiasaan-kebiasaan baik dalam kehidupan mereka, maka akan seperti apakah putra-putri kita pada fase selanjutnya ?
Tentunya kita semua ingin putra-putri kita menjadi anak yang shaleh dan shalihah. Oleh karenan itu, marilah kita sebagai orang tua, sebagai guru, dan sebagai masyarakat untuk bersama-sama menanamkan kebiasaan-kebiasaan baik sejak dini pada anak-anak kita, agar kelak anak-anak kita benar-benar menjadi anak yang cerdas, cakap, dan bertanggung jawab, serta memiliki akhlak yang mulia. Wallahu A’lam []
*Penulis adalah pengampu program Mulazzamah SDIT Hidayatullah Yogyakarta

Red. Thorif
Powered by Blogger.
close