Oleh : Sastriviana Wahyu Swariningtyas*
Belajar
tak selamanya harus di kelas, duduk manis, berhadapan dengan tumpukan buku, dan
mendengarkan guru berbicara. Belajar sendiri didefinisikan sebagai proses
perubahan dalam diri seseorang ke arah peningkatan kualitas diri baik perubahan
tingkah laku maupun pengetahuan. Sehingga dari belajar inilah seseorang
diharapkan dapat memberikan makna bagi dirinya dan merespon apa yang telah dia
dapat dengan suatu prilaku yang baik.
Oleh karena itu, proses belajar dapat dilakukan dimanapun yang terpenting
anak-anak dapat mengambil makna dari pembelajaran yang telah dilakukan.
1
November 2013 yang lalu, mujahid-mujahid 3A SDIT Hidayatullah melakukan wisata
belajar ke Pantai Drini. Anak-anak di ajak ke pantai untuk mempelajari secara
langsung biodiversitas atau keanekaragaman yang terdapat di laut. Kami
berangkat dari sekolah pukul 07.00 WIB dan sampai dilokasi pukul 09.15 WIB.
Ternyata
tidak hanya ketika sampai di pantai, tetapi anak-anak sudah memulai proses
belajarnya saat perjalanan menuju ke lokasi. Perjalanan yang jauh menggunakan
bis menjadi proses belajar tersendiri bagi mujahid-mujahid cilik ini. Belajar
sabar ketika kepala sudah pusing dan muai mabuk, belajar menghargai temannya
yang mabuk dengan tidak mencela, berbagi makanan, sampai berbagi cerita.
Ternyata suasana perjalanan yang santai seperti ini, membuat ikatan antar siswa
maupun siswa dengan guru sangat dekat. Mereka dengan semangat bercerita dan
berbagi keceriaan.
Wisata
beajar di Pantai Drini ini bekerja sama dengan teman-teman Kelompok Studi
Kelautan Fakultas Biologi UGM untuk membantu mengajari anak-anak biota laut.
Setibanya di pantai anak-anak langsug antusias menuju pemandunya masing-masing.
Alhamdulillaah, saat itu pantai sedang surut jadi anak-anak langsung mengambil
sampel dari bibir pantai dan batu karang.
“Ustadzah,
kok di laut ada tumbuhan juga?” celetuk salah seorang anak. “Bintang ularnya
kok kalo ditarik tangannya putus?Kepalanya mana ini, Ust?”
“Ust,
aku dapet ikan yang kalo dipegang gembung kayak balon dan berduri. Kata mas
Imam namanya ikan buntal. Bisa dimakan lho ust tapi ati-ati beracun.”
Subhanallah,
masih banyak sederet pertanyaan mereka. Disaat seperti inilah Intellectual Coriosity anak-anak kita kembangkan dan dihubungkan dengan
penciptaan alam dan siapa yang menciptakan. Betapa Allah Maha Besar menciptakan
ini semua. Ilmu manusia yang hanya setetes air laut dibandingkan ilmu Allah. Di
akhir pembelajaran anak-anak diminta untuk menuliskan report study berupa lembar kerja yang dikerjakan bersama kakak
pemandunya masing-masing.
“Dan Dialah (Allah) yang
menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang
segar (ikan) dan Kami mengeluarkandari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan
kamu melihat bahtera berlayar padanya dan supaya kamumencari (keuntungan) dari
karuniaNya, dan supayakamu bersyukur.”(QS 16:14). []*yayan
*Penulis adalah Pendidik SDIT
Hidayatullah Sleman Yogyakarta
**SDIT Hidayatullah menerima
pendaftaran murid baru tahun ajaran 2014-2015. Info pendaftaran
087738219070