Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Kita beranjak semakin tua. Hari-hari yang kita lalui adalah perjalanan yang memastikan kita bahwa tempat persinggahan bernama kubur sudah semakin dekat saatnya untuk kita tempati. Kubur bukanlah tempat peristirahatan terakhir. Bukan. Ini hanyalah tempat transit yang amat sementara. Sesudah itu masih ada perjalanan berikutnya yang panjang, sebelum akhirnya kita memperoleh tempat akhir di surga atau neraka. Di tempat transit bernama kubur itu pula kita akan memperoleh gambaran tentang apa yang akan kita raih nanti; bahagia abadi atau derita tanpa henti.
Ada usia yang sangat penting, usia yang Allah Ta'ala sebut secara khusus di dalam Al-Qur'an. Inilah usia ketika kita dituntunkan untuk mengucap do'a di hari-hari kita. Tetapi bukan sekedar do'a. Semestinya, ada yang kita raih saat menginjak usia 40 tahun.
Allah Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaaf, 46: 15).
Tahun ini, jika Allah Ta'ala panjangkan masih berikan kesempatan, usia saya akan memasuki 41 tahun. Usia yang sudah amat tua untuk sebuah kelalaian dan dosa. Padahal seharusnya, di usia ini banyak menyibukkan diri dengan amal shalih yang Allah Ta'ala ridhai. Bukan sekedar beramal shalih. Ada catatan yang harus kita ingat dan ilmui, yakni berusaha dengan sungguh-sungguh agar dapat melaksanakan amal shalih yang benar-benar Allah Ta'ala ridhai. Ini berarti, kita perlu mempelajari apa saja yang menjadikan sebuah amal shalih --apalagi amal salah-- tidak diridhai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Tidak bernilai amal --Allah Ta'ala tidak meridhai-- kecuali yang dilakukan dengan memurnikan keikhlasan dan dilaksanakan sesuai tuntunan. Keduanya harus ada dalam satu amal. Jika salah satunya tidak ada, meskipun itu amal yang shalih, maka Allah Ta'ala tidak meridhai amalan itu.
Nah.
*** Nasehatilah saya, wahai saudaraku seiman.