"Memberi Hadiah untuk Anak"



 

"Memberi Hadiah untuk Anak"

Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.

Sepulang sekolah, anakku ketiga yang masih kelas 5 SD bercerita, "Ummi... Temanku tadi ada yang tanya, kamu pas kemaren Ujian 5 Juz dapat hadiah apa? Terus pas kamu kemaren ulang tahun dapat hadiah apa?"...

Mendapat cerita anakku, saat itu aku tidak langsung meresponnya, namun aku ingin menggali lebih dalam apa reaksinya, sambil tersenyum aku bertanya balik kepadanya, "Oh ya Mba, terus kamu jawab apa?" Tanyaku...

Kemudian anakku melanjutkan ceritanya dan menjawab, "Yaa aku bilang, emang harus ya?"

Jawaban anakku yang cukup singkat, yang memang anaknya tidak banyak bicara namun cukup kritis itu membuatku flashback, mungkin dia mengingat diriku yang tidak selalu memberikan hadiah kepadanya ketika momen-momen tertentu ya pikirku... Akhirnya aku pun berucap kepadanya, "Maa sya Allah, barakallah ya Mba, mohon maaf memang Ummi tidak selalu memberi hadiah berupa benda atau materi kepadamu ketika momen-momen tertentu. Namun doa Ummi setiap hari untukmu adalah hadiah terbaik untukmu Nak. Dan Jika Ummi ada kelonggaran rezeki, tanpa diminta pun Ummi akan memberimu hadiah atas semangat dan prestasimu dalam belajar." Balasku kepadanya sambil tersenyum... Alhamdulillah dia pun cukup menerima penjelasanku sembari memelukku.

***
Memberi hadiah dalam Islam, memang dianjurkan agar menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang. Seperti dalam hadits Rasulullah, تَهَادُّوْاتَحَابُّوا “Saling memberi hadiahlah kalian niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Thabrani, no. 352)

Namun tidak selalu memberi hadiah itu berupa materi atau benda. Apalagi itu sebagai bentuk apresiasi atas keberhasilan anak kita. Karena jika kita menormalisasi memberi hadiah berupa materi dalam setiap keberhasilan atau prestasi nya, maka itu akan mengubah orientasi nya ketika dia belajar atau berprestasi hanya karena ingin mendapatkan reward atau hadiah dari manusia.

Padahal, yang perlu kita tanamkan kepadanya mengapa ia perlu belajar dan berprestasi adalah karena tugas kita sebagai umat Islam adalah untuk beribadah kepada Allah, dan sebagai pelajar maka belajar dan berprestasi dengan memberikan yang terbaik adalah dalam rangka ibadah kita kepada Allah. Dan berprestasi berlomba-lomba dalam kebaikan adalah dalam rangka ibadah yang terbaik juga kepada Allah. Dan pentingnya kita menuntut ilmu atau belajar adalah agar kita mempunyai ilmu yang dapat berguna dan bermanfaat bagi diri sendiri juga orang lain agar kita dapat selamat di dunia dan akhirat.

Itulah orientasi penting yang perlu kita tanamkan kepada anak-anak kita saat dia berbuat kebaikan dan amal shalih. Yaitu menanamkan tauhid untuk mendapatkan cinta, ridha dan pahala sebanyaknya dari Allah. Perkara jika kemudian akan ada hadiah atau reward materi yang diberikan kepadanya itu adalah bonus untuknya. Dan terkait memberikan hadiah ini boleh-boleh saja kita memberikan namun kita juga perlu memberikan pemahaman kepada anak kita mengapa kita memberikan hadiah kepadanya.

Dari berbagai sumber, dapat saya simpulkan memberikan hadiah ini ada yang perlu kita perhatikan, diantaranya yaitu:
1. Memberikan pemahaman bahwa hadiah adalah sebagai salah satu bentuk kasih sayang orangtua kepada anak. Agar anak terus termotivasi untuk berbuat kebaikan. Namun tentunya kembali kita juga arahkan dan menjaga bahwa niat kita berbuat baik atau berprestasi adalah karena Allah saja, bukan karena ingin mendapatkan hadiah dari manusia.
2. Memberikan hadiah kepada anak atas keberhasilan atas prestasi yang diraih tak selalu berupa benda atau materi namun bisa dengan verbal (pujian, ucapan selamat) atau fisik (senyuman, pelukan, belaian, tepukan di bahu, toss 5 jari, dll), atau hal yang menyenangkan yang ingin dilakukan, seperti liburan bersama.
3. Harus seimbang, bijaksana dan proporsional dalam pemberian hadiah dan hukuman kepada anak. Orangtua harus bijak dalam memberikan keduanya, agar anak mempunyai konsep diri yang bertauhid, positif, percaya diri, namun juga tidak sombong, dan tetap bertanggungjawab dengan perbuatannya.





Semoga Allah menjaga, membimbing kita dan anak keturunan kita.

Wallahu a'lam bishowab


Previous Post
Next Post