"Celoteh Murid saat MPLS,
“Bagaimana Cara Membersihkan Hati Ustadzah?”
Oleh: Ayun Afifah, S.Pd.*
Sepekan agenda Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilaksanakan Senin-Jumat 14-18 Juli 2025 ternyata menyimpan banyak cerita, dan nuansa. Tampak dan terasa sekali kehangatan, kegembiraan, semangat dan harapan-harapan baru baik dari para guru maupun murid-murid di SDIT Hidayatullah, Sleman, Yogyakara. Semua warga sekolah sangat antusias menyambut Tahun Ajaran Baru 2025-2026 ini, sembari teriring doa-doa terbaik, “Semoga di Tahun Ajaran ini akan menjadi momentum untuk terus meningkatkan prestasi dalam segala hal, baik dalam akademik, maupun akhlak dan adab.”
Cerita menarik dan berkesan saya alami ketika memberikan materi MPLS di hari ke dua. Saat itu sebenarnya saya akan memberikan materi “Kampanye Anti Bullying.” Namun, karena saat itu adalah pertemuan perdana dengan anak-anak di kelas 4D, maka saya pun memberikan prolog atau pengantar tentang meluruskan niat dalam menunut ilmu. Sebelumnya saya memberikan pertanyaan pemantik, “Kenapa kalian pergi ke sekolah? Kalian ingin mendapatkan apa?”. Subhanallah ternyata beragam sekali jawaban mereka, ada yang ingin mendapatkan uang jajan, ingin bertemu teman, ingin bermain bersama teman, dan beberapa jawaban senada lainnya.
Apapun jawaban mereka, saya tetap mengapresiasi keberanian dan antusiasnya mereka memberikan jawaban-jawaban itu. Dan ini adalah kesempatan saya untuk berdakwah dan membimbing mereka. Saya meluruskan dan menguatkan kembali perihal niat ini. Saya sampaikan kepada anak-anak, bahwa segala amalan kita tergantung niatnya, maka kita harus meniatkan dalam menuntut ilmu adalah dalam rangka beribadah, mencari ridha dan pahala dari Allah SWT. Bukan karena yang lainnya! Perkara jika kemudian ketika kita berangkat sekolah akan mendapatkan uang saku dari orang tua, bisa bertemu dan bermain dengan teman-teman maka itu adalah bonus yang kita dapatkan di dunia. Tapi jangan sampai itu dijadikan tujuan yang utama. Seperti yang disampaikan dalam hadis “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menempuh jalan untuk belajar dan menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga.” Siapa yang tidak ingin masuk surga? Tentu kita semua menginginkannya bukan? Karena semua amalan kita tergantung niat kita, maka kita harus senantiasa meluruskan niat kita, agar kita mendapatkan ridha dan pahala dari Allah dan masuk surganya Allah, begitu saya sampaikan ke anak-anak.
Selanjutnya saya juga menyampaikan jika kita ingin mudah dalam mendapatkan ilmu, maka kita harus senantiasa membersihkan hati kita. Mari jaga hati dan perbuatan kita agar jangan sampai kita melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Karena maksiat yang kita lakukan itu ibarat titik kotoran yang menempel di cermin, jika titik kotoran itu terus menerus menempel ditambah dan ditambah lagi, dan kita tidak berusaha untuk membersihkannya maka cermin itu akan menjadi kusam dan kotor. Bahkan saat kita bercermin bisa jadi kita pun tidak bisa melihat bayangan kita, karena cermin tersebut penuh dengan kotoran. Dan begitupun dengan ilmu, ilmu adalah cahayanya Allah, maka ilmu tidak akan masuk kepada seseorang yang di dalam hatinya itu penuh kotoran dan berbuat maksiat. Seperti halnya dalam pelajaran IPA, cahaya akan bisa menembus ke dalam gelas yang berisi air bening, namun cahaya tidak bisa menembus gelas yang berisi air yang keruh atau kotor.
Karenanya saya sampaikan kepada anak-anak agar kita senantisa menjaga hati dan perbuatan kita dari perbuatan yang tidak baik ya. Tiba-tiba setelah saya sampaikan materi tersebut, ada seorang anak yang mengangkat tangan, dan izin memberikan pertanyaan, “Ustadzah terus bagaimana caranya membersihkan hati?, Apakah dengan sabun?” Selorohnya, sambil diiringi dengan tawa kecil teman-temannya di kelas. Sejenak kemudian, saya pun menjawab pertanyaannya, dengan sebelumnya memberikan apresiasi kepadanya, “Maa sya Allah bagus sekali pertanyaannya Mas” Jawabku. Sebelumnya saya pun ingin menggali kepada teman-temannya yang lain untuk menjawab pertanyaan tersebut, “Nah teman-teman, kira-kira ada yang tahu bagaimana caranya membersihkan hati?” “Apakah dengan sabun seperti disampaikan Mas “Fulan?” Tanyaku kepada anak-anak untuk memancing diskusi. Ada beberapa anak, dengan setengah bercanda, “Ya dengan sabun Ustadzah...”, dan diantaranya riuhnya mereka berusaha menjawab, ada seorang anak menjawab, “Dengan istighfar Ustadzaah” katanya.
Mendengar jawaban anak tersebut seketika saya mengatakan, “Nahhh maa sya Allah ini nih, jawaban yang benar!” kataku sembari mengacungkan jempol kepadanya. Alhamdulillah teman kita sudah ada yang bisa menjawab dengan benar bahwa untuk membersihkan hati diantaranya dengan membaca istighfar, begitu ya anak-anak sekalian. Lebih lanjut saya menjelaskan, bahwa dosa-dosa kecil in sya Allah bisa dihapus dengan istighfar tentunya dengan sayyidul istighfar bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatan tersebut. Namun jangan lupa jika dosa kita berkaitan dengan orang lain, kita juga mempunyai kewajiban untuk meminta maaf kepada orang tersebut. Shalat 5 waktu yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh jika bisa membersihkan hati kita. Ibarat kita mandi 5x setiap hari maka badan kita pun akan menjadi bersih. Melaksanakan shalat 5x sehari yang diawali dengan wudhu yang sempurna maka akan membersihkan fisik, hati dan jiwa kita. Kita juga bisa melaksanakan shalat taubat jika melakukan kesalahan yang besar dengan bersungguh-sungguh mohon ampun kepada Allah dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi, begitu lebih lanjut saya menjelaskan kepada anak-anak.
Alhamdulillah dengan memberikan prolog meluruskan niat dalam menuntut ilmu, anak-anak lebih bisa bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Karena Allah akan menghadiahkan surga juga meninggikan beberapa derajat orang yang diberi ilmu, seperti dalam Q.S Al Mujadalah ayat 11. Dan selanjutnya saya pun lebih mudah menyampaikan materi “Kampanye Anti Bullying” karena anak-anak lebih fokus, semangat, dan menghargai majelis ilmu.
Wallahu a’lam bishowab
Barakallahufiikum
*Penulis adalah Guru Al-Qur’an dan Guru Pendamping Kelas 4D SDIT Hidayatullah Sleman Yogyakarta"