Mengikrarkan Hidup Mencari Ridho Allah

 



رَضِيْتُ بِاللّٰهِ رَبًّا وَبِالْاِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً


“Aku rela (senang) Allah sebagai Rabb (Tuhanku), Islam agamaku dan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Utusan-Nya.”

Pernahkah kita berikrar? Dan apa sebenarnya ikrar itu?

Terkait pernah atau belumnya dan tahu atau tidaknya makna dari ikrar itu sendiri. Bukan itu yang utama namun boleh kira untuk lebih memahami hal tersebut walau sedikit.

Ikrar adalah janji yang sungguh-sungguh. Baik yang diucapkan dengan lisan dan dinyatakan dalam hati.

Setelah sedikit tahu tentang ikrar pastilah diri kita pernah mengikrarkan sesuatu. 

Sedangkan Ridho adalah rela, menerima dengan senang hati, dengan cinta, dengan bahagia, lapang dada dan cukup.

Teman-teman pastinya sudah tahu tentang tujuan Allah menciptakan kita (manusia) di dunia ini dan kemungkinan besar sudah banyak teman-teman yang mengkaji tentang hal tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَا لْاِ نْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."

(QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)

Allah SWT juga telah menggambarkan proses penciptaan manusia secara rinci dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12-14, yang dimana hal tersebut juga dijelaskan dalam ilmu sains.

Jadi, segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidak ada yang sia-sia, bahkan seekor nyamuk pun tidak diciptakan sia-sia. 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اَفَحَسِبْتُمْ اَنَّمَا خَلَقْنٰكُمْ عَبَثًا وَّاَنَّكُمْ اِلَيْنَا لَا تُرْجَعُوْنَ

"Maka apakah kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu main-main (tanpa ada maksud) dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?"

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 115)

Setelah mengetahui tujuan diri ini diciptakan oleh Allah swt. Lantas bagaimana menjadikan Allah swt Ridho terhadap diri kita, senang terhadap diri kita?. 

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda,

أَكْثَرُ مَا يُدْخِلُ الْجَنَّةَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Perkara yang banyak memasukkan seseorang ke dalam surga adalah Takwa kepada Allah dan berakhlak yang baik.” 

(HR. Tirmidzi, no. 2004 dan Ibnu Majah, no. 4246)

1. Takwa

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."

(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)

Takwa adalah sami'na wa'atho'na yakni menjadi orang yang lebih taat kepada Allah SWT. Takwa dapat didefinisikan sebagai upaya membersihkan diri dari dosa yang sebelumnya belum pernah dilakukan, sehingga lahir motivasi dalam diri untuk meninggalkannya. Dengan kata lain, takwa menjadi upaya untuk menjaga diri dari berbagai kemaksiatan.

• Takut kepada Allah yang berbalut cinta dan pengaggungan 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَا تَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗ 

"Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. ...  "

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 281)

• Taat kepada Allah

• Membersihkan hati dari berbagai dosa 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَيَخْشَ اللّٰهَ وَيَتَّقْهِ فَاُ ولٰٓئِكَ هُمُ الْفَآئِزُوْنَ

"Dan barang siapa taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan."

(QS. An-Nur 24: Ayat 52)


2. Akhlak 

Akhlak berasal dari bahasa Arab dari kata khuluk yang berarti tingkah laku, tabiat atau perangai. Secara istilah, akhlak yaitu sifat yang dimiliki seseorang, telah melekat dan biasanya akan tercermin dari perilaku orang tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

اِنَّاۤ اَخْلَصْنٰهُمْ بِخَا لِصَةٍ ذِكْرَى الدَّا رِ 

"Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat."

(QS. Sad 38: Ayat 46)

Hasan Al-Bashri mengatakan,

حَقِيْقَةُ حُسْنُ الْخُلُقِ بَذْلُ المَعرُوْفِ  وَكَفُّ الأَذَى وطَلاَقَةُ الوَجْهِ

“Hakikat akhlak mulia adalah mudah berbuat baik kepada orang lain, tidak mengganggu orang lain, dan wajah yang sering berseri-seri karena murah senyum.” 

Al-Minhaaj Syarh Sahih Muslim, karya An-Nawawi, 15/78

Dengan dua cara yaitu bertakwa dan berakhlak mulia ikrar untuk menggapai Ridho Allah swt akan mudah terlaksana.  

Hidup itu melakukan pilihan terbaik versi diri kita dan tentunya dibarengi dengan landasan yang Allah swt telah berikan melalui Al Qur'an dan hadits.

Semangat taat pada Allah dan Rasul Nya

Semangat menebar kebaikan dan manfaat

Semangat bersyukur dan berbahagia


Oleh: Siti Nuraini

Salam semangat dari mamaFafa

Jogja_Solo, 12 Agustus 2022


Powered by Blogger.
close