Oleh : Subliyanto*
Kurikulum memegang kedudukan kunci dalam pendidikan,
sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan, yang pada
akhirnya menentukan macam dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan.
Kurikulum menyangkut rencana dan pelaksanaan pendidikan baik dalam lingkup
kelas, sekolah, daerah, wilayah maupun nasional.
Semua orang berkepentingan dengan kurikulum, sebab
sebagai orang tua, sebagai pemimpin, dan sebagai warga masyarakat selalu
mengharapkan tumbuh dan berkembangnya anak, pemuda dan generasi muda yang lebih
baik. Kurikulum mempunyai andil cukup besar dalam melahirkan
harapan tersebut.
Istlah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculum yang awalnya mempunyai pengertian a running course, yang dalam bahasa prancis berarti courier berarti to run adalah berlari. Kemudian istilah ini digunakan untuk sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah.
Istlah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculum yang awalnya mempunyai pengertian a running course, yang dalam bahasa prancis berarti courier berarti to run adalah berlari. Kemudian istilah ini digunakan untuk sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan ijazah.
Pengertian kurikulum dalam islam di konsepsikan dengan
istilah manhaj yang bermakna jalan yang terang, atau jalan terang yang dilalui
manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Manhaj ( kurikulum ) dimaksudkan jalan
yang terang yang dilaluli oleh pendidik dengan orang-orang yang dididik untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.
Ibnu Taimiyah menyebutnya sebagai manhaj jam’i bain
al-qira’atain, yakni memadukan antara qira’ah wahyu ( membaca, memahami,
merenungi, dan menelaah wahyu ) dengan qir’ah fenomina kauni ( membaca,
menelaah, meneliti, dan mengkaji fenomina alam semesta ), termasuk didalamnya
fenomina social dan pendidikan di dunia empiris. Dalam membaca dan memahami
wahyu hendaknya melibatkan pemahaman tentang realitas dan dilandasi dengan roh
atau spirit wahyu.
Sementara kurkulum integral adalah sebuah struktur kurikulum yang terdiri dari
tiga komponen pendidikan yang sekaligus menjadi karakteristik khas, yakni aspek
ruhiyah, aqliyah dan jasmaniyah, yang mana dari ketiga karakteristik tersebut
isi kurikulumnya terdiri dari ilmu agama, ilmu umum, dan ilmu keterampilan.
Ketiga ilmu tersebut disampaikan pada peserta didik dengan landasan tauhid. Artinya setiap ilmu yang diberikan kepada peserta didik selalu membuat peserta didik makin dekat kepada Allah swt, salah satu caranya adalah dengan mengaitkan setiap ilmu dengan Allah, manusia dan alam.
Ketiga ilmu tersebut disampaikan pada peserta didik dengan landasan tauhid. Artinya setiap ilmu yang diberikan kepada peserta didik selalu membuat peserta didik makin dekat kepada Allah swt, salah satu caranya adalah dengan mengaitkan setiap ilmu dengan Allah, manusia dan alam.
Rumusan kurikulum ini didasarkan atas fakta penciptaan
manusia sebagai abdullah, dan khalifatullah, dimana seluruh desain kurikulum
mengacu pada dua konsep kunci tersebut. Secra paradigmatik dan filosofis,
melahirkan manusia yang siap memikul amanah Allah swt. sebagai hamba Allah dan
khalifah Allah adalah merupakan visi dan misi dari lembaga pendidikan
Hidayatullah.
Sesuai dengan visi dan misi lembaga pendidikan
Hidayatullah untuk menyelenggarakan pendidikan Islam secara integral dalam
aspek ruhiyah ( rohani ), aqliyah ( akal ), dan jismaniyah ( fisik ), sehingga
dapat melahirkan insan yang salah satunya berupaya untuk melanjutkan, menumbuh
kembangkan, khazanah (pembendaharaan) ilmu pengetahuan dan teknologi umat
manusia, khususnya umat Islam, dan untuk membangun peradaban Islam di muka bumi
pada umumnya.
Berdasarkan manhaj SNW, maka kurikulum integral secara integratif saling berhubungan antara muatan-muatan ilmu agama, ilmu-ilmu umum, dan keterampilan.
Semua komponen itu harus diberikan secara simultan mulai tingkat TK-SD dan SMP-SMA serta pergururan tinggi, secara bertahap sesuai dengan daya serap dan tingkat kemampuan siswa berdasarkan jenjang pendidikannya.
Berdasarkan manhaj SNW, maka kurikulum integral secara integratif saling berhubungan antara muatan-muatan ilmu agama, ilmu-ilmu umum, dan keterampilan.
Semua komponen itu harus diberikan secara simultan mulai tingkat TK-SD dan SMP-SMA serta pergururan tinggi, secara bertahap sesuai dengan daya serap dan tingkat kemampuan siswa berdasarkan jenjang pendidikannya.
Berdasarkan ranah dan wilayah cakupannya kurikulum
integral juga berarti menghendaki komponen yang integral pula, yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hal itu sesuai dengan tujuan pendidikan integral yang
ingin mewujudkan manusia yang bertaqwa, cerdas dan terampil, sehingga kurikulum
integral mencakup ilmu agama, ilmu umum, dan ilmu keterampilan.
*Penulis adalah aktivis pendidikan di Hidayatullah Yogyakarta