Goresan Tinta “Guru Pembelajar” Indikasi Mercusuar Peradaban

sumber: pixabay.com

“Guru Pembelajar” istilah apik yang disematkan kepada Sang Guru yang tak lekang usia mendedikasikan jiwa raganya untuk senatiasa menyentuh dan mempengaruhi jiwa sang generasi ideologisnya. Relevan dengan kajian Adab sebelum Ilmu, bahwasanya warisan para intelektual ulama’ terdahulu, sungguh betapa mengagumkan khasanah maha karya mereka, abadi bahkan dijadikan rujukan berabad-abad lamanya.

“Guru pembelajar” seharusnya mampu memainkan peranan besar dan memberikan andil dalam pergolakan tongkat estafet kebangkitan Islam selanjutnya, dengan banyak menuliskan banyak pemikiran yang berbobot dalam rangka mengimbangi liberasisasi melampaui gunung es saat ini, yang bersebrangan dengan pendidikan ideoligis.

“Guru pembelajar” sudah saatnya bergerak terarah memenuhi perpustakaan-perpustakaan sekolah dengan rangkaian karya ilmiyah, hipotesis, fisolofis, juga data akurat yang sangat bermanfaat bagi para pembelajar, mendidik generasi ideologis, sekaligus memamerkan tsaqofah aneka ilmu bernuansa tauhid yang memiliki nilai keluhuran, sehingga ibarat “guru pembelajar” adalah kepingan puzle-puzle yang akan terangkai dalam bingkai  indah sebagai indikasi mercusuar cahaya ilmu Peradaban Islam tengah hadir di gelap pekatnya generasi liberal saat ini.

“Guru Pembelajar” sebagai penguat kejiwaan, teringat Al-Khatib al-Baghdadi menunjukkan resep mengasah kemahiran dalam ilmu hadist “Jarang sekali orang bisa mahir dalam Ilmu Hadist, menemukan pemecahan masalah yang rumit, dan membongkar informasi-informasi yang tersembunyi kecuali seseorang yang telah mengumpulkan (bagian-bagian) yang berserak, merangkai yang berhamburan, menggabungkan satu sama lain, serta menyibukkan diri untuk mengelompokkan dan mensistemalisir bab-babnya. Sungguh tindakan seperti itu termasuk hal yang akan menguatkan jiwa, mengokohkan hafalan, mencerdaskan hati, mengasah karakter, melancarkan lidah, mempertajam ungkapan, menyingkap yang samar, memperjelas yang bercampur aduk, serta memperoleh kenangan baik dan mengabdikan diri sampai akhir masa.”

Wallahu’alam Bhisowab.

 

Indriani (Guru SD IT Hidayatullah Yogyakarta)

Powered by Blogger.
close